Pesona My Hot Bodyguard

Pesona My Hot Bodyguard

Butik Butterfly

Happy reading..

☘️

☘️

Jonathan membelalakkan mata begitu mendengar kasir butik mengembalikan kartu yang diberikannya beberapa menit yang lalu.

"Maaf Pak, apa tidak ada kartu yang lain? Kartu ini tidak bisa digunakan," tanya wanita pegawai butik Butterfly, tetap dengan kata sopan.

Jonathan tak percaya bahwa kartu saktinya itu tidak bisa digunakan untuk alat pembayaran di kasir. Ia mengeluarkan kembali satu kartu sakti lagi dari dompetnya, lalu menyerahkan benda tipis itu pada petugas kasir butik Butterfly.

"Coba kartu ini, bisa nggak?" ucap Jonathan pada petugas kasir.

"Baik, Pak. Saya coba dulu, mohon ditunggu sebentar," sahut wanita yang berdiri di depan meja kasir.

Lantas memproses benda tipis yang diberikan oleh pria tampan yang membelanjakan wanitanya di butik butterfly.

Jonathan memutar badannya dari hadapan meja kasir, selama beberapa detik ia membiarkan otaknya mencari jawabannya. Kenapa benda tipis itu tidak bisa digunakan.

Beberapa saat kemudian, petugas kasir itu menyerahkan kembali kartu sakti milik pria tampan dan macho itu, dengan raut wajah yang suram.

"Mohon maaf, Pak. Kartu ini juga tidak bisa digunakan lagi. Karena kartu ini sudah diblokir," jelas petugas kasir dengan mimik wajah yang tetap tersenyum dan profesional.

"What? Diblokir? Mana bisa! Yang benar saja? Siapa yang berani blokir kartu ini?!" pekik Jonathan tak percaya. Ia meraup kasar wajahnya dan menggeser langkahnya sedikit menjauh dari meja kasir.

"Sayang, ada apa?" tanya Jessica menggelayut manja di lengan Jonathan.

"Sebentar, kamu tunggu di sini dulu," Jonathan melepaskan jemari Jessica yang menggenggam erat lengannya.

Jemari panjang Jonathan secepat kilat membuka akses layar sentuhnya, lalu menekan tombol panggilan pada nama seseorang yang penting.

Asher Edward.

Panggilan terhubung.

"Ada apa kamu hubungi Papa?!" pertanyaan yang penuh penekanan diucapkan oleh pria paruh baya di sebrang telepon.

"Kenapa bisa kartuku diblokir? Apa itu semua perintah dari Papa?" berondongan kata yang mengejar pria di sebrang telepon.

"Kenapa kalau Papa yang memblokir? Keberatan kamu!" hardik Papanya. "Keterlaluan kamu, Jonathan! Papa benar-benar kecewa sama kamu! Pulang dari London tidak langsung pulang ke rumah, malah membelanjakan pacar matre kamu itu! Seorang pengusaha muda yang sukses telah melupakan Papanya, hanya demi wanita penjilat seperti Jessica!

Papa menyekolahkan kamu menjadi seorang master bukan untuk menyenangkan wanita berhati iblis seperti dia! Apa Papamu ini tidak berarti di hidupmu, Jonathan Edward! Harus berapa digit lagi kamu akan menghabiskan isi kartumu itu, hanya untuk memenuhi keinginan wanita yang tak pernah mencintai mu dengan tulus?" Asher menyerang terus pada Putra semata wayangnya itu.

"Please, Papa. Jangan blokir kartu debitku. Aku bisa menjelaskan semuanya nanti di rumah. Kumohon jangan sekarang marahnya. Kalau Jonathan sudah sampai rumah, bolehlah Papa marah padaku," Jonathan berusaha membujuk Papanya untuk tidak memblokir kartu saktinya.

"Lucu sekali putraku ini! Di mana kau letakkan otak encermu, Jonathan Edward! Kau lebih memilih wanita itu daripada Papamu!" seru Asher penuh kekesalan.

"Ayo lah, Papa," Jonathan kekeh merayu Papanya.

Asher terkekeh sinis mendengar kekonyolan putranya.

"Pulang sekarang! Atau Papa cabut semua fasilitas kamu! Kamu benar-benar mengecewakan, Papa, Jonathan Edward!"

Tut....

Glek.

Sambungan telepon telah dimatikan dari sebrang.

Jonathan terkesiap. Ia sudah faham betul dengan watak pria yang berbicara dengan nya di sambungan telepon barusan. Jika sang Papa menyebutkan nama lengkap nya, itu berarti pria paruh baya tersebut telah murka padanya. Ucapannya pun akan menjadi nyata, bila Jonathan tidak mematuhi titahnya.

Mati!

Hanya pikiran itu yang tertulis di otaknya, saat ini. Jonathan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana dan menghampiri Jessica dengan hati yang tak karuan.

Marah! Merajuk! Bahkan diputuskan hari itu juga, bisa saja.

Bayangan wajah Jessica yang merajuk bercampur murka, membuat Jonathan pusing seketika.

Tapi, suara lantang sang Papa yang terus menggema di rungunya. Semakin berkecamuk perasaan Jonathan. Kekecewaan sang Papa terjadi karena ulah yang diperbuatnya.

"Sayang, cepat bayar belanjaanku," suara manja kekasihnya memenuhi indra pendengarannya.

Jonathan mendekat pada Jessica, lalu berbisik. "Sayang, maafkan aku. Bisakah kamu membayar belanjaan kamu itu dengan uangmu terlebih dahulu? Besok pasti aku ganti, hari ini Papa sudah memblokir semua kartu sakti ku. Bagaimana, mau?" Jonathan memperhatikan ekspresi wajah kekasihnya.

"Diblokir? Gila, Papamu, ya! Tega-teganya melakukan itu pada putranya sendiri! Atau jangan-jangan kamu hanya seorang anak adopsi saja? Percuma punya pacar tajir kalau belanja masih harus bayar sendiri! Tidak berguna! Aku pulang saja, memalukan!" ketus Jessica sambil berlalu dari hadapan Jonathan begitu saja.

Tanpa merasa bersalah, apalagi sebuah dosa. Jessica meninggalkan Jonathan sendiri di butik butterfly itu dengan sejuta rasa malu di wajahnya.

Tak bisa berkata-kata yang lainnya. Jonathan hanya bisa mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya kepada pegawai butik butterfly atas kejadian yang tidak mengenakan barusan. Lalu dia mengejar Jessica yang sudah berada di tempat parkir.

Seperkian detik, ingatan Jonathan terputar kembali atas ucapan Papanya. Yang mengatakan bahwa kekasihnya itu adalah seorang wanita matre, penghisap isi brangkas Putra pewaris mahkota Keluarga Edward.

Ataukah Papanya salah menilai tentang seorang Jessica? Bisa jadi mata dan hati Jonathan telah tertutup oleh cinta palsu Jessica! Pasti!

"Sayang, berhenti dulu. Jangan ngambek begitu, dengarkan penjelasanku!" pinta Jonathan yang berhasil mengejar wanitanya dan meraih pergelangan tangan Jessica.

Tanpa mau membalikkan badannya. Jessica memberhentikan langkahnya.

Bagi Jonathan, wajar sang kekasih marah seperti itu padanya. Semua kesalahan terletak pada dirinya. Sebagai seorang laki-laki yang memberi harapan tinggi pada wanita nya lalu menghempaskannya dari ketinggian ke dalam jurang yang dalam.

Jonathan berusaha meminta maaf dan mencoba merayu kembali Jessica agar memberikan maaf padanya.

"Apalagi yang mau kamu jelaskan," ucap Jessica tetap tak mau menoleh ke belakang ke arah Jonathan berada.

"Aku beneran Putra kandung Papa dan Mamaku, bukan anak adopsi. Mungkin Papa lagi banyak masalah dalam pekerjaannya. Jadi aku yang terkena imbasnya," Jonathan menyakinkan Jessica.

"Anak kandung? Tega seperti itu, kau bilang anak kandung! Aku tidak percaya, Jonathan Edward! Papa kandungmu bisa mempermalukan kamu di hadapan umum! Maaf, lebih baik kita--," Jessica tidak melanjutkan ucapannya.

Jonathan Edward?

Jangan-jangan Jessica akan mengatakan sesuatu? Tidak-tidak!

Kening yang mulus milik Jonathan pun berkerut, menggambarkan ada sesuatu pertanyaan besar dalam kebingungannya.

"Putus! Lebih baik kita masing-masing saja!" tiba-tiba suara wanita itu mengagetkan Jonathan.

"Apa maksudnya, sayang?" tanya Jonathan masih dalam kebingungannya.

"Finish! Usai sudah cerita kita, semoga kamu segera menemukan pengganti ku sesuai keinginan Papamu. Bye bye, sampai jumpa lagi, anak adopsi Pak Asher Edward!" ucap Jessica serius tanpa ada keraguan lagi. Hanya senyuman sinis yang tersungging di bibir Jessica.

💖💖💖💖💖

Terpopuler

Comments

Sri Hartinah

Sri Hartinah

aq baru baca Tpi ky nya bagus deh critanya
fix Jessica definisi cewe matre🙃🤪

2023-04-10

7

ɪsᴛʏ

ɪsᴛʏ

bener kata papanya tuh kalo jesika wanita iblis.. dan ternyata jonatan cuma jadi mesin ATM 😂😂

2023-03-29

5

☠ᵏᵋᶜᶟ_ѕуαнωα¹⁵ᵗʰ_𝐙⃝🦜

☠ᵏᵋᶜᶟ_ѕуαнωα¹⁵ᵗʰ_𝐙⃝🦜

bru sekali g jadi dibelanjai ae wes kaya gini Jo...sadar, tinggal ae modelan kaya gitu, g ada faedah e😂😂

2023-03-28

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!