10 tahun yang lalu.
Suara des*han terdengar dari sebuah kamar. Morgan yang saat itu baru menikah sekitar 6 tahun dan memiliki seorang putra berusia 5 tahun, nekat membawa seorang wanita ke rumahnya dan melakukan hal yang tidak senonoh di salah satu kamar di rumah besar dan mewah miliknya tersebut.
Ya ... Morgan adalah laki-laki yang tidak bisa setia hanya kepada satu wanita saja. Jiwa petualangannya selalu saja menginginkan dimanjakan oleh wanita lain selain istrinya. Wanita yang saat ini berada di bawah kekuasaannya pun nampak tidak berhenti mend*sah saat laki-laki itu menghujam miliknya secara berkali-kali tiada henti.
Sampai akhirnya, pelepasan pun mereka dapatkan secara bersamaan. Bersamaan dengan itu pintu kamar pun di buka begitu saja. Jacky, putranya yang masih berusia 5 tahun melihat dan menyaksikan sendiri sang ayah sedang bercu*bu dengan wanita selain ibunya.
"Dad?" sapa Jack dengan begitu polosnya.
"Jack?!" Tentu saja Morgan merasa terkejut, begitupun dengan sang wanita yang saat ini masih berada di bawah kungkungannya.
"Apa yang sedang Daddy lakukan? Dia siapa, Dad?"
Morgan sontak menutup tubuhnya dengan selimut tebal. Dia pun menatap wajah sang putra tidak tahu harus berbuat apa. Antara malu, takut dan terkejut seolah melebur menjadi satu kini.
"Sayang, Jack-nya Daddy. Bisakah kamu keluar dulu sebentar, pintunya di tutup dulu ya,'' pinta Morgan berharap putranya itu tidak mengerti dengan apa yang sedang dia lakukan.
Dengan begitu polosnya, Jack menuruti apa yang dikatakan oleh sang ayah. Dia menutup pintu lalu keluar dari dalam kamar. Tentu saja, Morgan dan wanita itu segera menggunakan kesempatan tersebut untuk segera berpakaian lengkap.
"Ini uang untuk kamu, segera tinggalkan rumah ini sebelum istriku melihatmu," pinta Morgan melemparkan segepok uang kepada wanita tersebut.
"Oke? Makasih, sayang. Lain kali jangan sungkan untuk menghubungi aku lagi, aku akan siapa melayani kamu kapanpun kamu memintanya, oke?'' jawab sang wanita tersenyum genit.
"Jangan banyak omong, cepat sama pergi sebelum putraku sadar apa yang sudah dia lihat tadi."
Wanita tersebut pun Lagi-lagi hanya tersenyum kecil. Dia menatap sejumlah uang yang kini berada di dalam genggamannya. Setelah memastikan jumlahnya sesuai dengan apa yang dijanjikan, dia pun benar-benar keluar dari dalam kamar tersebut.
"Saya gak akan pernah memanggil kamu lagi ke sini, bisa brabe urusannya jika Megan sampai tahu apa yang telah saya lakukan. Dasar Morgan, kenapa kamu nekat seperti ini, astaga!" gumamnya berbicara sendiri tentu saja.
'Semoga Jack tidak mengatakan hal ini kepada ibunya. Ya Tuhan lindungilah hambamu ini dari kekejaman istriku sendiri. Dasar tolol, Tuhan mana mau nolongin kamu? Morgan-morgan, hadeuh!' (batin Morgan.)
Malam hari.
Keluarga kecil pasangan 2M nampak sedang makan malam bersama. Megan dengan telaten menyiapkan piring suaminya juga putra kesayangannya. Mereka bertiga pun memakan hidangan makan malam tanpa sepatah katapun. Sampai akhirnya, Jack tiba-tiba mengatakan sesuatu yang sangat mengejutkan.
"Mom, tadi aku lihat Daddy sama temannya bermain di kamar," celetuk Jack tanpa beban dengan begitu polosnya.
''Uhuk!''
Tentu saja hal itu membuat Morgan yang sedang mengunyah makanan pun seketika tersedak. Hal yang sama pun terjadi kepada Megan, keduanya terbatuk secara bersamaan.
"Sayang, jangan bicara yang tidak-tidak. Bisa marah Mommy kamu sama Daddy nanti," pinta Morgan terbata-bata merasa gugup tentunya.
"Jack, sayang. Jika kamu sudah makan, segera masuk kamar, minta Mbaknya untuk bikinin kamu susu ya, setelah itu tidur," ucap Megan berusaha untuk bersikap tenang.
"Baik, Mom. Aku pergi dulu. Aku sudah selesai makan ko,'' jawab Jack hendak turun dari kursi makan.
"Mbak! Temani Jack dan bikinkan dia susu biar dia bisa langsung tidur ya," pinta Megan kepada seorang baby sister.
"Baik, Nyonya.''
Setelah kepergian Jack. Keheningan pun seketika tercipta. Morgan tentu saja merasa gemetar, apakah istrinya itu akan benar-benar murka setelah mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Jack putranya?
"Kita bicara di kamar," pinta Megan berdiri lalu berjalan keluar dari ruang makan.
Morgan hanya bisa menunduk patuh. Dia berdiri dan mengikuti istrinya berjalan tepat di belakangnya menuju lantai 2 dimana kamar mereka berada.
Ceklek!
Pintu kamar pun di buka lebar, Megan masuk ke dalam kamar dan di susul oleh Morgan kemudian. Kedua kini berdiri saling berhadapan, wajah Morgan tentu saja terlihat pura-pura polos tapi juga tersenyum cengengesan seperti seseorang yang tidak berbuat salah sedikit pun.
"Ucapan Jack jangan di ambil hati, anak kecil memang suka ngawur," ucap Morgan.
"Justru anak kecil tidak pernah berbicara bohong. Sedang apa kamu bermain di kamar dengan seorang wanita? Apa kamu selingkuh Mas? JAWAAAAB!" teriak Megan merasa murka.
"Tidak, sayang. Semua itu tidak benar, Mas sama sekali tidak selingkuh. Mana berani Mas melakukan hal itu kepada kamu."
"Bohong! Jelas-jelas kamu berbohong."
"Tidak, Mas tidak berbohong."
"Lalu maksud Mas, putra kita yang berbohong, begitu?''
Morgan diam seribu bahasa. Dia pun memalingkan wajahnya tidak tahu harus berkata apa lagi. Dirinya terlalu takut jika harus berkata jujur bahwa dia memang telah membawa seorang wanita ke dalam rumah tersebut, tapi dia sama sekali tidak berselingkuh. Dia hanya membeli kepuasan dari wanita tersebut. Pikiran Morgan benar-benar gila.
"Kenapa kamu diam saja, Mas? Kalau kamu memang sudah tidak menginginkan pernikahan kita ini, kita bercerai saja kalau begitu!"
"Tidak, sayang. Mas gak mau bercerai dari kamu. Mas sangat mencintai kamu, Megan. Mas bersumpah demi apapun kalau Mas sama sekali tidak berselingkuh, Mas cuma--"
"Cuma apa? Mas cuma tidur dengan dia, demi mencari kepuasan semata? Memangnya selama ini aku kurang apa, hah?"
Morgan lagi-lagi hanya terdiam merasa tersudut. Namun, rasa egonya tetap saja mengalahkan segalanya, dia masih saja berkelik dengan apa yang telah dia lakukan adalah bukan sebuah perselingkuhan. Dalam hatinya dia terus menegaskan bahwa dia hanya membeli sebuah kenik*atan yang tidak bisa dia dapatkan dari Istrinya.
"Sayang, Mas--"
Ceklek!
Belum sempat Morgan meneruskan ucapannya, pintu kamar pun tiba-tiba saja di buka. Jack sang buah hati masuk ke dalam kamar menyaksikan sendiri kedua orang tuanya sedang bertengkar hebat. Seorang anak berusia 5 tahun itu pun seketika merasa bersalah. Dia menatap wajah kedua orang tuanya secara bergantian dengan tatapan sedih tentu saja.
"Mom, Dad? Apa kalian bertengkar gara-gara aku?'' tanya Jack kemudian.
"Jack, katakan sama Mommy kamu bahwa apa yang kamu katakan tadi adalah sebuah kebohongan, Daddy mohon!" pinta Morgan masih saja dikurung dengan sifat egoisnya.
"Tidak, Dad."
"Tidak apa maksud kamu, sayang?"
"Aku tidak bohong. Aku memang melihat Daddy tadi,'' jawab Jack dengan begitu polosnya.
"Dasar putra tidak tahu diri!" Bentak Morgan hilang kendali.
"Mas? Kamu membentak putra kita? Jahat kamu, Mas. Jahaaaat!" Megan tentu saja berteriak tidak terima.
Jack yang baru saja di bentak oleh ayahnya sendiri tentu saja merasa kecewa. Biarpun dia masih berusia 5 tahun, tapi tetap saja apa yang telah dilakukan oleh ayahnya itu benar-benar membuat hati Jacky merasa terluka. Anak itu pun seketika berlari keluar dari dalam kamar, kaki kecilnya menuruni satu-persatu anak tangga dengan suara tangisnya yang terdengar pilu.
"Jack, sayang. Maafkan Daddy," Morgan berusaha untuk mengejar. Namun sedikit kemudian.
Bruk!
Putranya tersebut sudah berada di lantai dasar dengan tubuh yang penuh dengan darah segar.
"Tidak, JACK!''
BERSAMBUNG
* * * * *
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Silvi Vicka Carolina
kokbisa betah ya punya suami celaup di mana man
2024-11-27
0
Puja Kesuma
bukan cinta namanya itu morgan ke megan tp terpaksa bertahan...klo mmg megan gk bs memberikan kepuasan ajatilah gmn caranya biar kau puas
2023-03-04
2
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kok ya megan mau bertahan hmmmm
2023-03-02
1