BAB 5. JADI SEKERTARIS

Berada di sebuah restoran mewah dengan berbagai menu makanan yang begitu menggugah selera tak membuat Pelangi tergiur bahkan dengan aromanya saja.

Pelangi tidak habis pikir dengan laki-laki yang terlihat begitu menikmati makanan didepannya, terlihat biasa saja sedang ia memikirkan bagaimana caranya untuk membalas kebaikan laki-laki itu. Belum lagi hari ini, Pelangi melihat dengan mata kepalanya sendiri tidak sedikit uang yang Gerald keluarkan atas penampilannya saat ini.

Oh, andai saja ia masih memiliki segalanya. Ia tidak akan membiarkan Gerald hanya dengan mengeluarkan dompetnya saja.

"Kenapa tidak makan?"

Pertanyaan Gerald membuat Pelangi sedikit tersentak dan langsung mengalihkan tatapannya dari laki-laki itu.

"Aku tidak lapar."

Gerald tersenyum kemudian meraih segelas air putih lalu meminumnya.

"Kamu kenyang hanya karena terus menatap ku? Aku tidak percaya itu." Ucapnya sembari mengusap bibirnya dengan tisu.

"Maksudnya?" Gugup Pelangi bertanya, apakah Gerald menyadari jika sedari tadi ia terus menatapnya.

"Sepertinya semua makanan ini tidak ada apa-apanya dibanding dengan wajah tampanku, buktinya kau sudah kenyang hanya dengan menatap ku saja." Gerald tergelak.

Namun, pelangi justru sebaliknya, ia salah tingkah karena ternyata Gerald menyadari jika ia terus menatapnya.

"Jangan bilang kau sudah move on dan sekarang naksir padaku? Oh ayolah Pelangi, jatuh cinta tak semudah itu." Gerald masih saja tertawa dengan candaannya.

Pelangi tersenyum kikuk, ia tahu jika Gerald hanya bercanda. Namun, benar yang dikatakan Gerald, jatuh cinta tak semudah itu. Tetapi nyatanya ia dengan mudahnya jatuh cinta hingga tak sadar menjatuhkan dirinya kedalam lautan terdalam. Tenggelam, akibat terbuai akan cinta dan kini ia kesulitan mencapai permukaan.

Mengenaskan!

"Ayo makan atau aku akan menyuapi mu."

Dengan cepat Pelangi mengambil sendok, menyuapi mulutnya dengan tangan bergetar. Sesekali melirik Gerald yang kini bergantian menatapnya sedang makan.

Gerald mengalihkan tatapannya dari Pelangi ketika mendengar dering ponselnya.

Kerutan halus tercetak di keningnya melihat nama sekertaris nya terpampang di layar ponsel. Padahal ia sudah memperingati sekertaris nya itu saat akan pergi, jika harus menunggu besok saja jika ada yang harus ia tanda tangani.

Dengan malas, Gerald menjawab panggilan itu.

"Bukankah sudah aku peringatkan jika...

"Maaf, Pak. Saya menelepon bukan karena masalah pekerjaan."

Gerald menggeram tertahan, berani sekali sekertaris nya itu menyela ucapannya.

"Lalu apa?"

"Saya mau resign, Pak."

Sebelah tangan Gerald sudah terkepal dibawah meja, jika saja tak sedang bersama Pelangi, ia pasti sudah memaki sekertaris nya itu.

"Apa tidak bisa menunggu besok di kantor? Buat surat pengunduran diri secara baik-baik. Bukan seperti ini hanya melalui telepon, tidak sopan!" Tanpa sadar Gerald membentak, membuat Pelangi langsung menatapnya.

Melihat Pelangi menatapnya, Gerald berdehem kemudian kembali berbicara dengan nada selembut mungkin pada lawan bicaranya di seberang telepon.

"Em, ada apa kau ingin resign? Melalui telepon seperti ini? Hei, dunia tidak sebercanda itu." Meski nada suaranya pelan, namun dalam hati ia memaki habis-habisan sekertaris nya itu.

"Maaf, Pak. Masalahnya sedang urgent, besok saya akan menikah."

"Apa? Hei jangan bercanda, memangnya apa masalah nya kalau kamu mau menikah. Masih bisa bekerja kan setelah menikah? Lagi pula, kenapa tiba-tiba mendadak sekali menikah nya? Apanya yang urgent?" Yang tadinya kesal, Gerald malah menjadi kepo.

Membuat Pelangi geleng-geleng kepala sambil menahan senyum.

"Calon suami saya melarang saya bekerja setelah menikah. Dan maaf Pak, saya tidak bisa memberitahu kenapa pernikahan saya mendadak."

Kembali Gerald menjadi kesal karena tak mendapatkan jawaban. Langsung saja ia memutuskan sambungan telepon itu dengan sedikit mengomel.

"Ada apa?" Tanya Pelangi.

"Sekertaris ku resign, mau nikah besok katanya, urgent tapi dia tidak bilang kenapa." Jawab Gerald dengan nada yang kesal.

"Sepertinya kau tidak rela kehilangan sekertaris mu itu?"

"Bukannya tidak rela, itu artinya aku harus mencari sekertaris baru dan kau tahu sendiri tidak mudah mencari sekertaris yang bisa di andalkan."

Pelangi terdiam, ia juga tidak mempunyai solusi untuk itu.

Pelangi melanjutkan makannya, dan Gerald kembali menatapnya dan kali tatapannya berbeda dari sebelumnya. Seperti ada maksud tertentu dibalik tatapannya itu.

"Em, Pelangi, bagaimana kalau kau saja yang menggantikan sekertaris ku?"

Uhuk... uhuk... Uhuk...

Pelangi sampai tersedak makanan dibuatnya. Dengan cepat Gerald memberikan air minum.

"Hati-hati makannya."

"Tadi kau bilang apa?" Tanya Pelangi.

"Aku bilang, Kau saja yang menggantikan sekertaris ku." Gerald mengulang kalimatnya.

.

.

.

Menatap dirinya di pantulan cermin, Pelangi tersenyum. Rambut kuncir kudanya telah berganti dengan rambut terurai yang kini hanya tinggal sebahu. Wajah yang biasanya hanya terbalut bedak asal templok, kini dipenuhi berbagai sentuhan make up yang tipis. Bibir yang selalu mengenakan pelembab bibir saja, kini terpoles pewarna bibir yang menjadikannya ranum merekah. Apalagi, bahan celana panjang dan blazer nya kini telah tergantikan dengan kemeja formal yang memiliki ruflle di bagian dada, serta rok selutut yang sedikit ketat dibagian bawah.

Namun, ini semua bukanlah keinginannya, melainkan keinginan laki-laki yang kini menjadi atasannya. Bahkan sejak subuh entah sudah berapa kali Gerald memperingati, menelpon dan mengirim pesan agar ia datang ke kantor dengan tampilan seperti ini.

Semalam, cukup lama ia memikirkan tawaran Gerald yang memintanya mengantikan sekertaris nya. Namun, setelah ia berpikir tidak ada salahnya juga, menjadi sekertaris tidak buruk juga. Hanya saja ia merasa lucu, seorang pewaris tunggal Atmaja kini menjadi seorang sekretaris. Lagi pula, dengan memiliki pekerjaan ia tidak akan begitu merepotkan Gerald yang terus membiayainya ini dan itu.

Setelah merasa cukup, Pelangi pun berbalik dari depan cermin lalu melangkah ke arah pintu. Ia terlonjak kaget ketika membuka pintu ternyata Gerald sudah berdiri didepan pintu dengan kedua tangan menyilang di dada.

"Kau? Sejak kapan di sini?" Kedua mata Pelangi membulat menatap laki-laki didepannya.

Gerald melihat jam tangannya, "Sejak satu jam yang lalu, dasar perempuan. Lama!" Gerutunya. Namun, sebenarnya ia terkesima dengan penampilan Pelangi saat ini, sangat berbeda jauh saat pertama kali bertemu.

Pelangi tidak terima, "Kalau Kau tidak menyuruhku dandan, aku sudah berangkat ke kantor mu sejak dua jam yang lalu!" Balas Pelangi dengan mengangkat dua jarinya.

Sontak Gerald memundurkan langkah, Pelangi balik menggerutu.

"Harusnya kau dandan sejak subuh!" Gerald masih tak mau kalah.

"Kau ini ya," Ingin sekali Pelangi menjambak wajah didepannya, Gerald tidak tahu saja bagaimana perjuangannya selama dua jam berusaha merias wajahnya untuk mendapatkan hasil terbaik.

"Shutt..." Gerald meletakkan jari telunjuknya di bibir menyuruh Pelangi diam, dan beberapa saat kemudian ia menarik tangan wanita itu keluar dan setelah menutup pintu apartemen ia kembali menarik tangan Pelangi untuk segera berangkat ke kantornya.

.

.

.

Harus tampil percaya diri, jangan pedulikan apapun omongan orang lain.

Kalimat itulah yang diucapkan Gerald ketika akan berangkat menuju kantor. Dan lihat sekarang, Pelangi berjalan dengan anggunnya di samping Gerald.

Membuat para karyawan menatap kearah mereka berdua.

Seperti kata Gerald ia tidak perlu memikirkan apapun omongan orang. Harus menjadi wanita mandiri dan kuat. Maka Pelangi pun tidak memperdulikan beberapa karyawan yang tampak saling berbisik dengan terus menatapnya. Entah apa yang mereka bicarakan?

Terpopuler

Comments

Athallah Linggar

Athallah Linggar

Maaf thor yg aku pelajari ejaan sekertaris itu salah,yg benar sekretaris. Maaf bkn mksd mengurui yaa

2024-11-12

0

Ita Sinta

Ita Sinta

semangat pelangi💪

2023-08-01

2

Ilfa Yarni

Ilfa Yarni

biarkan anjing menggonggong kafilah tetap berlalu pelangi

2023-03-03

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 53 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!