Bab 20 Baby Tomat

Bunda Riri kini berada di ruangan tempat Xavier di rawat. Para anggota Allstars keluar dari ruangan, mereka meninggalkan Riri dan Grenta di ruangan tersebut.

Riri menatap Grenta yang sedari tadi menatap Xavier. Riri merasa Grenta dan anak sulungnya mempunyai hubungan yang tidak diketahuinya. Riri mendekati Grenta, dia memegang tangan Grenta, matanya menatap kornea mata berwarna hijau tersebut.

"Tidak bisakah kau jujur kepada Bunda? Bunda memang baru ini bertemu denganmu, tapi bunda ingin kamu menganggap bunda sebagai bundamu." Riri memeluk Grenta, dia merasa Grenta sedang mengalami masalah yang besar.

Grenta melepaskan pelukan, "Apakah boleh aku membagi keluhku dengan bunda?"

Riri tersenyum, "Iya, Bunda akan menjadi pendengar yang baik buat kamu."

Flash Back ON

Grenta kecil sedang bermain masak-masak dengan Ruby, mereka sangat menikmati kebersamaan tersebut. Tidak berselang lama, seorang pria paruh baya datang membawa Ruby.

"Pak aku mau main sama Grenta! Jangan bawa aku!" Ruby berusaha melepas cengkraman di tangannya.

Pria paruh baya itu memukul Ruby, "Kau tidak ingat apa yang dilakukan ibunya kepada ibumu? kau tidak menyayangi ibumu? Hah! kau mau jadi anak durhaka?"

Ruby memegang lengannya yang sakit, "Yang jahat ibunya, bukan dia!"

Pri paruh baya itu menggendong Ruby yang tidak mau di ajaknya pulang. Ruby di bawa ke mobil hitam.

Brum!

Brum!

Mobil hitam meninggalkan taman bermain tersebut, Mereka meninggalkan anak kecil yang dari tadi menatap sedih ke arah mobil.

"Kenapa gak ada yang sayang Grenta? Grenta anak baik!" Grenta terus-menerus menangis karena tidak di sayang oleh keluarganya.

Ada sekitar 8 orang anak menghampiri Grenta, mereka mengejek dan mengolok-olok Grenta yang sedari tadi menangis.

"Grenta anak ******!"

"Grenta anak penjahat!"

"Grenta anak nakal! Grenta anak jahat!"

Mereka mengolok-olok tanpa memikirkan hati Grenta yang sakit karena kata-kata pedas tersebut. Tak jarang mereka mendorong tubuh mungil Grenta.

"Grenta anak baik!" Grenta menangis tersedu-sedu, dia tidak suka dibilang jahat.

.

Buk!

Buk!

Seorang anak berumur 7 tahun memukul anak-anak nakal yang sedari tadi mengganggu Grenta. Xavier menatap tajam ke arah anak-anak nakal tersebut.

"Akan aku laporkan kau sama Dady!" Ucap anak gendut yang di pukul oleh Xavier.

Mereka semua meninggalkan Xavier dan Grenta, mereka menangis karena pukulan dari Xavier. Xavier menatap Grenta yang tertunduk di tanah, dia menghapus air mata yang keluar dari pelupuk mata Grenta.

"Kamu anak baik, kamu tidak jahat. Jangan nangis terus! kamu harus kuat buat lawan mereka!" Xavier menarik tangan Grenta agar berdiri.

"Kenapa mereka membenci Grenta? Grenta bukan anak nakal yang harus dibenci." Grenta kembali menangis.

Xavier memeluk tubuh Grenta, dia mengelus-elus pucuk kepala Grenta dengan halus, tangannya juga menghapus air mata yang baru saja keluar.

"Jangan sedih! aku akan selalu ada di sisimu."

Sejak saat itu, Grenta sudah menyukai Xavier. Diam-diam Grenta memberikan surat, memberikan makanan, dan beberapa hadiah kepada Xavier. Mereka melewati masa kecil dengan permainan yang tak akan mereka lupakan.

Seiring berjalannya waktu, Xavier mulai berubah, dia sudah tidak sebaik dulu. Xavier telah menjadi seseorang yang berbeda semenjak berumur 15 tahun. Saat itu juga, dia selalu menghindari Grenta. Namun Grenta tidak menyerah begitu saja, dia selalu melakukan apa pun untuk menarik simpati Xavier.

Bahkan dia rela melawan logika hanya karena Xavier, dia tak tanggung-tanggung memberikan Xavier mahkota yang berharga di dalam hidupnya.

Flash Back Off

Riri memeluk tubuh Grenta, dia sudah menebak bahwa masalah yang ditanggung oleh Grenta cukup besar. Dia juga tidak menyangka anaknya telah melakukan hal keji tersebut kepada gadis kecil dan lemah seperti Grenta.

"Sekarang kamu boleh anggap bunda sebagai ibu kandung kamu, bunda akan menganggap kamu sebagai anak kandung bunda juga." Riri mencium pipi Grenta.

Grenta merasa lega telah menceritakan beban yang selama ini ditanggungnya. Dia juga senang karena Riri menerimanya dengan lapang dada, tanpa menyalahkan dirinya yang sudah melakukan kesalahan kecil.

"Mulai sekarang kamu tinggal sama bunda, bunda akan menjaga kamu apabila dia tumbuh di rahim kamu." Ucap Riri sambil melirik perut Grenta.

"Baik bunda!" Ucap Grenta.

Xavier dirawat di rumah sakit selama seminggu. Grenta yang merawat Xavier dengan sangat tulus. Dia meluangkan waktu merawat Xavier.

Hari ini Xavier sudah bisa pulang, dia telah sembuh total dari sakit yang telah membuat dirinya melemah. Xavier dijemput oleh Bunda Riri dan ditemani oleh Grenta.

Xavier menatap Grenta dan sang bunda yang terlihat sangat akrab, dia tidak tahu apa yang terjadi kepada mereka saat dirinya mengalami koma.

"Ada yang aku lewatkan?" Xavier melirik Grenta dan bundanya secara bergantian

kedua wanita yang berbeda usia itu melirik Xavier dengan tatapan tajam, mereka berdua terlihat sangat emosi.

"Duduk! ada yang ingin bunda tanyakan." Riri menatap Xavier dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Plak!

Plak!

Dua tamparan mendarat di wajah tampan milik Xavier. Tamparan tersebut membuat wajah putih miliknya menjadi memerah.

"Bu-bunda, apa salahku?" Xavier memegang wajahnya yang terasa sakit.

"Bunda tak pernah mengajarkan kamu menjadi laki-laki brengsek yang dengan sengaja merenggut tanpa bertanggung jawab. bunda tak menyangka kau sangat biadab, brengsek. Ingat! bunda juga wanita, tak sepatutnya kau melakukan hal itu. Bunda tidak marah karena kau sering bermain bersama ****** diluar sana, tapi bunda kecewa karena kau sudah merenggut mahkota dari gadis yang sangat menyedihkan sepertinya. Dimana hati nuranimu? Kau tidak memikirkan dampak dari kelakuanmu itu? Kau tidak memikirkan akan kehidupan baru di dalam rahimnya." Riri seakan sudah habis kata menghadapi anaknya.

Bruk!

Grenta pingsan, Xavier langsung membawa Grenta ke kamarnya. Bunda Riri segera menelpon dokter pribadinya.

"Maafkan bunda ya," Riri mengelus kepala Grenta dengan halus.

Xavier menatap sendu ke arah Grenta, "Maaf."

Dokter segera memeriksa Grenta yang saat ini masih pingsan. Setelah memeriksa Grenta, dokter menghampiri Xavier dan Riri dengan seutas senyum terbit di bibirnya.

"Dia baik-baik saja, itu hanya efek dari kehamilannya yang tidak stabil. Riri, Jagalah anak mantumu ini! janinnya lemah, dia tidak boleh kecapean." Dokter itu menyerahkan sebuah kertas kepada Riri.

"Terima kasih!" Riri mengisyaratkan agar dokter itu segera keluar dari kamar.

"Tanpa diusir aku juga akan keluar!" Ucapnya yang kemudian keluar dari kamar.

Grenta terbangun dari pingsan, dia menatap Riri dan Xavier yang terlihat aneh. Riri mendekati Grenta, dielusnya perut yang belum membuncit itu.

"Bayi Tomat, jangan membuat ibumu tersiksa! Nenek akan memarahi kamu!" Riri masih mengelus perut Grenta.

"Bayi Tomat?" Grenta menatap Xavier, dia seolah-olah bertanya apa yang terjadi.

**Hai Raiders🖐️

Pasti kalian bertanya-tanya kenapa di Part ini tidak ada Xavir dan Kiara. Author cuma mau kasih tahu bahwa part ini khusus untuk Grenta, jadi tidak ada pemeran utamanya.

Nanti pemeran utama akan ada pada part selanjutnya. Jangan bosan-bosan membacanya ya**.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!