Bab 11 SURPRISE

Arwan Arkana duduk di kursi kursi direktur, dia memperhatikan beberapa dokumen. Di bukanya dokumen itu, lalu dibaca dan ditandatangani. Arwan Arkana terlihat serius dengan pekerjaannya. Diumur yang sudah setengah abad itu tidak membuat kesan wibawanya berkurang. Arwan tetap terlihat tampan dan gagah.

"Gimana rencana anda tuan?" Asisten Hard mengecek semua dokumen yang ada di atas meja.

"Aku juga bingung, aku belum bisa berdamai dengan masa laluku." Arwan Arkana memijat pelipisnya.

"Apakah 12 tahun tak cukup untuk menenangkan pikiranmu tuan? Kau sudah terlalu lama di negri ini." Asisten Hard berbicara, matanya menatap ke arah depan.

"Apakah salah jika aku masih menginginkan istriku? Apa aku egois jika menyalahkan takdir?" Arwan menatap ke arah depan, pelupuk matanya menahan air mata yang hampir keluar.

"Saya tahu apa yang anda rasakan, tetapi pikirkan cucumu yang sedang menunggu kedatanganmu." Asisten Hard meninggalkan Arwan di ruangan itu. Dia ingin memberikan ruang untuk tuannya berpikir.

Arwan membayangi wajah imut sang cucu, dia juga membayangkan wajah Kiara yang tengah bersedih karena kepergiannya. Kenangan dulu bersama Sofia dan Kiara menari-nari di matanya.

"Maafkan Kakek nak..." Ucapnya lirih.

Arwan Arkana memutuskan untuk berekreasi di pemandian air panas yang sangat populer dan yang terbesar di Islandia. Pemandian panas itu bernama Blue Lagoon. Blue Lagoon adalah pemandian air panas yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan yang datang ke Islandia.

Kini Arwan Arkana duduk di balkon hotel Retreat yang lokasinya sangat dekat dengan Blue Lagoon. Dari balkon terlihat pemandangan Blue Lagoon yang sangat memanjakan mata itu. Warna biru yang berasal dari air danau sekilas mirip lautan.

Arwan menghembuskan nafasnya secara kasar," Tunggu kakek Rara!" Ucapnya memandang jauh di depan.

Arwan membuka bajunya, terlihat perut kotak-kotak dan dada bidang yang membuat seseorang akan terpesona. Arwan berendam di Blue Lagoon dengan mengenakan celana boxer.

Dia menikmati hangatnya air danau, dan pemandangan yang cukup menenangkan pikiran. Sejenak dia melupakan segala kesedihannya.Namun hal itu hanya terjadi sebentar setelah dia kembali ke hotel.

"Halo Hard." Ucapnya di balik telepon.

"Ya, tuan."

"Bawakan semua dokumen yang tidak ku kerjakan tadi! aku akan menyelesaikannya sekarang juga." Ucapnya yang kemudian mematikan telepon.

Tut!

Tut!

Disisi lain Ardian dan Anira kini berada di sebuah hotel bintang lima. Posisi Anira kini sedang telanjang bulat, namun berbeda dengan Ardian yang masih memakai pakaiannya secara utuh.

"Apa yang kau lakukan kepadaku?" Anira kaget melihat dirinya yang tidak menggunakan sehelai kain.

"Aku tak melakukan apa-apa! kau hanya melihat tubuhmu saja." Ardian mengelak, dia bersikukuh bahwa dia tidak melakukan apa-apa.

"Turus apa ini?" Anira menunjuk tubuh polosnya. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Aku belum melakukan hal itu kepadamu! Aku memang seorang Casanova. Tapi aku tak pernah melakukannya tanpa persetujuan dari mereka." Ardian membawa melemparkan baju ke arah Anira.

Anira masih melayangkan tatapan permusuhan, dia masih belum memakai pakaian yang diberikan oleh Ardian. Dia masih syok dengan kejadian ini. Dia juga tidak mengingat perlakuannya, paling efek dari obat itu membuat dirinya seakan sedang berhalusinasi.

"Cepat pakai! aku juga manusia normal Anira, aku juga punya nafsu." Perintahnya.

Setelah Anira memakai pakaiannya, Ardian menghampiri Anira. Dia mengelus kepala Anira dengan sangat lembut.

"Aku memang BAJINGAN, tapi aku tak akan pernah merusak wanita yang kusukai. Aku tidak tahu sejak kapan rasa ini muncul, tapi aku berjanji tak akan menyentuhmu tanpa izin. Aku sungguh berkata benar." Ardian menarik Anira ke pelukannya untuk menghilangkan rasa takut Anira kepadanya.

"lihatlah mataku! aku tak berbohong." Ardian memegang wajah Anira agar menatap matanya.

***

Kiara kini sedang berbaring di kasurnya, dia memainkan handphone. Sejenak Kiara berselancar di dunia Maya, dia membuka Tik-tok, Facebook, dan Instagram untuk melihat kabar terbaru dari artis favoritnya.

"Untuk apa non menggunakan obat perangsang ini?" Bibi yang memang sering membersihkan kamar Kiara terkejut melihat botol obat perangsang.

"Bukannya itu virus Vibrio Hemolitikus?" Ucap Kiara yang masih asik stalking akun Instagram Zhao Liying.

"Ini perangsang non, Coba lihat!" Ujar bibi itu, mereka memang bersikap biasa kepada Kiara atas permintaannya.

Kiara langsung mencari penjelasan di Google dengan memotret botol kecil itu. Kiara terkejut dengan fakta bahwa botol tersebut bukan berisi virus Vibrio, melainkan perangsang.

"OMG! gimana nih bi? aku takut terjadi sesuatu kepadanya karena meminum minuman yang berisi perangsang ini." Kiara mondar-mandir memikirkan kondisi Anira.

"Emang siapa yang meminumnya?" Tanya Bibi.

Kiara mendekati Bibi, dia membisikan sesuatu kepada bibi."Kenapa nggak dari dulu aja non! Kamu nggak salah kok."

Kiara menutup mulut Bibi dengan tangannya," Jangan keras-keras dong bi."

Bibi itu terkekeh,"Habisnya Bibi kesel banget sama tuh orang."

Bibi yang sangat dekat dengan Kiara itu bernama Visa, dia adalah orang yang selalu merawat Kiara ketika dirinya mengalami demam. Kiara sudah menganggap Visa sebagai neneknya, karena umurnya yang hampir sebaya dengan Sofia. Visa adalah orang yang selalu melindungi Kiara ketika mendapat amukan dari Dimas dan Anita.

"Apa yang aku lakukan sudah keterlaluan? Apa aku jahat?" Kiara masih merasa bersalah karena telah memasukan perangsang di sisi milik Anira.

"Kamu nggak salah non, kamu memang pantas melakukan hal itu." Ucapnya sambil memeluk tubuh Kiara.

"Makasih karena selalu ada untukku. Bi, aku sangat menyayangimu." Ucapnya membalas pelukan Visa.

Kiara bersyukur, walaupun dirinya dibenci oleh ayah dan ibu kandung setidaknya dia memiliki orang-orang yang tulus menyayanginya. Seperti Visa, Emillio, dan Kakek Arwan.

Kiara Kini berada di sebuah pemakaman, salah satu pusara yang ada di pemakaman itu bertuliskan Sofia Arkana. Yah, Kiara sedang mengunjungi tempat Sofia di makamkan. Kiara memandang Pusara itu dengan tatapan sendu.

"Nenek! Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus diam menerima perlakuan buruk mereka? Nek, aku capek berpura-pura kuat di depan mereka. Apakah aku sanggup menghadapinya? Nek tolong dengarkan keluhku ini! Jangan hanya berdiam saja!" Kiara seolah-olah sedang berbicara dengan orangnya langsung. Dia memang sering memarahi neneknya ketika berkunjung ke pemakaman ini.

"Aku akan pergi nek!" Ucapnya melambaikan tangan ke arah pusara milik Sofia.

Orang-orang yang melihat tingkah Kiara hanya bisa menggelengkan kepala, hal itu memang sering kali mereka lihat ketika mengunjungi pemakaman keluarga mereka.

"Apakah dia sudah gila?"

"Apa yang dia lakukan? Kasian sekali."

"Cantik tapi gila!"

Begitulah omongan orang-orang tentang Kiara. Kiara tak pernah memasukan perkataan mereka kedalam hati. karena dia tahu apa yang mereka katakan ada benarnya.

Ketika Kiara membalikan badannya, dia berniat akan segera kembali ke kediaman Arkana. Namun saat Kiara membalikan badan tiba tiba...

"KIARA!"

Deg!

Suara itu! Apakah dia telah kembali? Mungkin hanya halusinasi ku saja. batinnya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!