Bab 19 Pelaku Sebenarnya

Di jalanan terlihat beberapa pemuda-pemuda yang saling menyerang satu sama lain. Anak Walk Pilston dan Allstars sedang berkelahi di jalanan tepat pada pukul 10 malam.

"Bajingan Kau! ENYALAH KAU DARI BUMI!" Xavier memukul wajah Ardian dengan brutal.

Ardian berusaha menangkis serangan dari Xavier, "BANGSAT KAU!"

Buk!

Buk!

Kepala Xavier menjadi sasaran dari pukulan yang dilayangkan oleh Ardian. Xavier menjadi kehilangan arah, matanya seketika berkunang-kunang, Pemandangannya menjadi kabur.

Bruk!

Xavier pingsan di tempat. Arfi menghampiri Xavier yang sudah pingsan di jalan tersebut, matanya menatap tajam ke arah Ardian yang saat ini menyunggingkan senyum. Baru kali ini Xavier pingsan saat tawuran bersama mereka, dia adalah orang terkuat yang bisa mengalahkan lawan dalam jumlah yang banyak. Namun, kali ini dia tidak mampu melawan Ardian seorang.

Arfi langsung menerjang tubuh Ardian yang terlihat lemah, dia juga menendang kaki Ardian. Dan mencoba mematahkan tangan Ardian.

Krek!

Krek!

"Akh!" Ardian berteriak kesakitan karena tangan kirinya patah ulah Arfi.

Mereka masih saling menyerang, hingga akhirnya anak Walk Pilston mengalami kekalahan. Setelah mengalahkan Gang Walk Pilston, Para Allstars membawa Xavier ke rumah sakit.

Arfi memberitahukan tentang kondisi Xavier kepada Grenta. Grenta memakai motor matic dari Mansion, dia juga membawa sedikit pakaian agar bisa menjaga Xavier apabila harus dirawat.

Saat perjalanan, Grenta tak sengaja melihat para anak buah dari Arwan Arkana membawa seseorang yang sangat dikenalnya. Orang itu adalah Ruby.

Ruby adalah sepupu Grenta, tapi mereka tidak sama sekali akur. Bahkan disaat ada duka Ruby tak sedikitpun datang melayat.

"Untuk apa aku memikirkannya? dia juga tidak peduli padaku." Grenta tak menghiraukan Ruby yang sedang diseret.

"Ada hubungan apa dia dengan Arwan Arkana?" Grenta membawa motor sambil memikirkan Ruby.

Setelah beberapa menit kemudian, Grenta sampai di sebuah rumah sakit yang cukup megah. Berbeda dari yang kemarin, rumah sakit ini sangat mewah dan cukup mahal.

"Sus, ruangan atas nama Xavier dimana ya?" Grenta menghampiri resepsionis.

"Ruang Teratai nomer 21 mba." Jawabnya.

Grenta segera pergi ke ruangan Teratai nomer 21. Grenta memasuki lift, dia memencet tombol dengan cepat karena saking khawatir kepada Xavier.

Grenta celingak-celinguk mencari ruangan Xavier. Ruangan di rumah sakit ini tidak berjejer sesuai urutan nomor. Oleh karena itu, Grenta selalu membaca tulisan yang tertera di pintu setiap ruangan.

"Itu dia!" Grenta Akhirnya menemukan ruangan yang ditempati oleh Xavier, dirinya memasuki ruangan itu dengan tergesa-gesa.

Krek!

Semua anak Allstars menatap Grenta yang baru saja memasuki ruangan, mereka menatap Grenta dengan tatapan yang sendu. Mereka telah mengetahui kisah cinta bertepuk sebelah tangan yang dialami oleh Grenta.

"Jangan menatapku begitu!" Grenta memasang muka masam. "Tante Riri sudah dikabari?" Tanya Grenta.

"Kami takut memberitahukannya." Arfi mewakili anak Allstars.

Grenta menatap mereka,"Biar bagaimanapun bunda Riri harus tahu keadaannya. Bunda Riri adalah orang tuanya, jadi dia harus tahu keadaan Xavier."

"Tapi..." Ucapan Arfi terhenti.

"Coba bayangkan kalian di posisi bunda Riri! kalian tidak akan marah jika anak kalian mengalami kecelakaan tapi kalian tidak mengetahuinya?" Grenta menghampiri Xavier.

"Semoga suatu saat nanti aku bisa memiliki hatimu." Ucapnya sambil mendaratkan ciuman di dahi Xavier.

***

"Lepaskan aku! aku tak mempunyai masalah dengan kalian!" Ruby dari tadi terus menerus memberontak.

"Diam! Kalau saja tuan Arwan tak memberikan perintah untuk menjagamu, kami pasti akan menjadikanmu permainan." Ucap salah satu pengawal.

"Aku juga heran, Kenapa tuan kami itu sangat baik hati? padahal cucunya hampir mati karena pria itu."

Mereka sudah tahu tentang pelaku dari kekacauan yang ada, mereka juga sudah tahu rencana jahat yang telah disusun oleh Master Fir.

"Kalian tidak akan sanggup melawan tuan Arwan! Kalian hanya seperti tikus kecil yang dibebaskan dari seekor kucing dan perangkap. Ingat! Kalian bukan siapa-siapa."

Krek!

Pintu ruangan terbuka, terlihat seorang pria paruh baya memasuki ruangan dengan sangat gagah. Pria itu menggenakan jaket kebesarannya.

"Ayolah! jangan membuang waktumu dengan orang sepertinya. Aku selama ini telah memberikan maaf kepada kalian, tapi kalian malah semakin menjadi-jadi." Arwan berjalan menuju kursi kebesarannya.

Ruby terkejut, dia tidak menyangka jika pria paruh baya di depannya ini sudah tahu rencana tuan Fir. Ruby memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi bertahun-tahun.

"Jangan sesekali membuat masalah dengan cucuku! apa yang tuanmu liat tidak seperti kenyataannya. Cucuku adalah orang baik, dia juga korban disini. Aku sudah berbaik hati dengan membiarkan kalian hidup sampai dengan sekarang! kalian pikir aku tidak tahu bahwa kalian dalang dibalik komanya cucuku!" Arwan menginjak tangan Ruby dengan sepatunya.

"Akh!" Ruby meringis kesakitan.

"Aku tahu alasan kamu selalu setia kepadanya. Aku bisa membantumu." Arwan melemparkan sebuah map kepada Ruby.

Ruby segera membuka dan membaca isi surat yang berada dalam map. Dia menyeritkan kening, kemudian menatap Arwan. "Kau tidak sedang menipuku? Apa kau akan membantuku?"

Arwan Arkana tertawa,"Aku tidak pernah menipu orang, yang tertera dalam surat itu benar. Jika kau mau bekerja sama denganku, maka aku akan memberikanmu hal itu."

Ruby terdiam, tawaran yang diberikan oleh Arwan Arkana sangat menggiurkan. Arwan Arkana akan membantu Ruby untuk menjebloskan kakak dari Grenta ke penjara. Dia juga akan memberikan Ruby jaminan berupa sebuah toko untuk menghidupi kehidupan Ruby dan Grenta.

"Baiklah! tawaran anda saya terima. Sebenarnya saya juga kasian kepada Kiara, dia adalah gadis baik yang tidak pantas mendapat kebencian dari tuan Fir." Ruby segera mengambil pulpen untuk menandatangani map tersebut.

"Kau tidak memberitahukan aku rahasia kalian?" Arwan berdiri mengambil map.

Ruby tersentak," Ra-rahasia? oh iya! Tuan Fir itu adalah..." Ucapan Ruby dipotong.

"Sudah! aku sudah mengetahuinya." Arwan segera keluar dari ruangan tersebut.

Ruby menggeleng-gelengkan kepala, dia tersenyum karena sikap Arwan. Julukan Iblis gila itu seakan hanya sebuah mitos jika sudah tahu sifat asli dari Arwan Arkana.

Yah! Arwan Arkana mendapat julukan Iblis Gila dari orang-orang yang berada di dunia bawah. Dia adalah orang yang cukup ditakuti oleh orang dari dunia bawah. Ruby pun seakan terkejut, dia tidak menyangka Seseorang yang sangat di takuti itu ternyata orang yang memiliki hati baik. Dia semakin merasa bersalah dengan apa yang dilakukannya kepada Kiara, walau hal itu bukan atas kemauannya.

"Jangan pernah mengkhianatinya! Dia akan berubah menjadi Iblis Gila jika kebaikannya dikhianati." Pengawal itu memukul pundak Ruby.

Ruby menelan ludahnya," Aku mengerti!"

Arwan Arkana adalah seorang Mafia yang terkenal sangat kejam di dunia bawah. Bahkan orang-orang akan langsung ketar-ketir jika mendengar namanya saja. Arwan Arkana mendapat julukan Iblis Gila karena pernah menyiksa korbannya dengan sangat tragis dalam waktu yang cukup lama.

Brak!

Master Fir melempar vas bunga yang ada di meja ke arah dinding. Wajahnya memerah, bahkan kukunya melukai tangannya sendiri.

"Kenapa dia bisa tertangkap! Ternyata aku terlalu meremehkan mu! Kita lihat saja, siapa yang akan menjadi tikus, aku atau kamu!" Master Fir tersenyum miring.

Hai para pembaca! Maafkan Author jika ceritanya membuat kalian bingung. kalian akan mengetahui setiap rahasia dalam novel ini seiring dengan berjalannya waktu. Kalian juga akan dihadapkan dengan teka-teki.

Author minta maaf jika ada beberapa kesalahan dalam novel ya🙏🙏🙏

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!