Bab 14 Teman Masa Kecil

"Tadi malam kau mengigau, aku hanya menenangkan mu. Kau punya trauma? Kau terlihat menyedihkan semalam." Xavier menatap manik mata milik Kiara.

Kiara menyeritkan kening, " Bagaimana cara kembali?" Kiara mengubah topik pembicaraan.

"Jangan mengubah topik!" Xavier terlihat menahan emosi, dia menggertak giginya.

"Itu privasi." Ucapnya dingin.

"Kalian seperti suami istri saja." Ardian mendahului mereka.

Mereka kini melanjutkan perjalanan, mereka terus berjalan tanpa memikirkan jalan yang mereka pilih salah atau benar.

Dari kejauhan, terlihat seorang remaja memperhatikan sungai. Matanya sedari tadi menatap sungai tanpa berkedip sedikit pun. Kiara menghampiri pemuda itu dengan sedikit berlari, bibirnya tersenyum.

"Permisi, bisakah kau membantu kami?" Kiara menatap punggung pemuda di depannya.

Pemuda itu membalikan badannya, "Apa yang bisa saya bantu?"

Kiara menatap pemuda di depannya ini dengan tatapan rindu, tangannya beberapa kali mengucek mata, bibirnya tersenyum haru. Kiara tak kuasa menahan air matanya, kedua tangannya membelai wajah pemuda tersebut.

"ZAYN!" Kiara langsung memeluk tubuh Zayn dengan sangat erat. Dia benar-benar rindu kepada Zayn.

Flashback On

Disebuah taman terlihat anak berumur 7 tahun sedang asik bermain Mobil-mobilan. Anak kecil itu bernama Zayn, dia sedang menunggu jemputan sambil bermain mobil. Tanpa dia sadari, seorang gadis kecil berumur 6 tahun memperhatikannya dari tadi.

"Bolehkah aku ikut main?" Kiara bertanya kepada Zayn.

"Boleh." Zayn mendekati Kiara, "Siapa namamu? kita harus berkenalan sebelum bermain bersama!"lanjutnya.

"Nama aku Kiara Arkana, bisa dipanggil Kiara. Kalo kamu?" Kiara menjulurkan tangannya.

"Namaku Zayn Ravendra, biasa dipanggil Zayn." Jawabnya.

Kini mereka menunggu jemputan sambil bermain mobil-mobilan yang sempat tertunda tersebut. Kiara mengambil mobil yang berwarna merah, sedangkan Zayn menggunakan mobil berwarna hijau.

Sejak saat itu, mereka selalu menghabiskan waktu bersama, mereka menjadi sahabat. Persahabatan mereka terlihat seperti hubungan persaudaraan. Beberapa kali Zayn juga menyelamatkan Kiara dari amukan Dimas.

Flashback Off

"Aku merindukan mu Zayn, Aku sangat rindu kepadamu. Kenapa kau menghilang? Kenapa kau tak menemui ku?" Kiara memeluk tubuh Zayn dengan sangat erat, air matanya mengalir dari sudut mata.

"Maafkan aku Ara, Aku benar-benar tak bermaksud membuatmu kecewa." Zayn membalas pelukan Kiara.

Xavier dan Ardian menatap malas dengan drama sedih yang ada di depan. Mereka beberapa kali memperlihatkan wajah tak suka.

"Kenalin, ini Xavier, dan ini Ardian. Mereka adalah teman-temanku sekarang." Kiara menatap mereka berdua, " Kenalin, Zayn, teman kecilku."

Ardian hanya menjulurkan tangannya, sedangkan Xavier memeluk tubuh Zayn. Mereka berdua tampak seperti seseorang yang saling mengenal.

"Aktingmu buruk boy." Bisik Xavier ke telinga Zayn.

sedangkan Zayn hanya tersenyum dan berbisik," Terima kasih atas pujiannya."

Kiara menatap mereka berdua secara bergantian," Kalian saling mengenal?"

"Tidak!" Jawab mereka bersamaan.

"Kau kenapa bisa disini?" Kiara menatap Zayn.

"Aku tadi mencari Gogo yang baru saja berlari ke arah sungai ini." Zayn menatap sungai dengan tatapan sendu.

"Terus Gogo dah ketemu? Kita harus mencarinya! dia pasti sangat takut sekarang." Ajak Kiara.

Gogo adalah hewan peliharaan milik Zayn yang menemani Zayn selama 11 tahun. Dia juga pernah dirawat oleh Kiara ketika hewan tersebut jatuh sakit.

Gogo itu adalah Anjing kecil yang Zayn temukan di jalanan dalam keadaan terluka, Zayn membawa Gogo ke rumahnya, kemudian merawat Gogo.

"Kita pergi saja! Gogo adalah anjing pintar, dia pasti akan kembali." Zayn memegang tangan Kiara.

Mereka berjalan ke luar hutan dengan bantuan dari Zayn. Namun mereka tidak menemukan bumi perkemahan, melainkan jalan aspal yang terlihat sepi tanpa kendaraan.

"Kenapa nggak kembali ke perkemahan? kenapa malah ke jalan?" Kiara memperhatikan jalanan yang sepi, tak ada rumah, melainkan pohon Pinus yang berjejer sepanjang jalanan.

"Mobil aku satu kilometer dari sini." ucapnya.

Perkemahan yang sudah lama direncanakan gagal karena hilangnya Xavier, Kiara, dan Ardian. Para murid semua dipulangkan. Para guru menyewa organisasi untuk menemukan mereka.

****

"Apa? dimana cucuku! Cari siapa dalang di balik hilangnya cucuku! aku rasa ada yang tidak beres." Arwan Arkana memerintah Hard.

Seluruh pasukan di kerahkan, mereka mencari beberapa petunjuk, mereka juga meminta bantuan dari para guru-guru. Saat mencari tahu, mereka menemukan sebuah belt yang bergambar ular.

"Ini yang kami temukan tuan," Hard menyerahkan belt itu kepada Arwan.

"Black Kobra! kalian akan mendapat ganjarannya." Arwan meremas belt itu sampai belt tersebut patah menjadi dua bagian.

"Siapkan pasukan! malam ini kita bantai para Black Kobra." Matanya memerah, urat-urat wajahnya bermunculan.

"Siap Tuan!" Hard segera mengutak-atik Laptop, dia juga beberapa kali menelpon.

Arwan malam ini memakai pakaian serba hitam, tak lupa juga membawa pistol Desert Eagle di balik jasnya. Dirinya benar-benar menyiapkan Setengah dari anak buahnya untuk menyerang Basecamp dari Black Kobra.

"Kau terlalu meremehkan diriku, kali ini akan ku tunjukan setengah dari kekuatanku." Arwan tersenyum miring. "Sudah siap? Ayo!" Lanjutnya.

Arwan berangkat membawa sekitar seribu orang anak buah, mereka mengendarai sekitar 50 Mobil dan beberapa motor sport. Tepat pada pukul jam 01:00, Mereka berangkat ke Basecamp Milik Black Kobra.

Sementara anak Black Kobra hanya asik bermain kartu di Basecamp, mereka tidak tahu akan ada penyerangan secara tiba-tiba. Mereka tampak menikmati beberapa makanan mahal, dan minuman anggur yang cukup mahal.Mereka mendapat bayaran yang lebih dari cukup dari Master Fir.

Mobil Arwan berada paling depan, dan diikuti oleh oleh 50 mobil dan beberapa motor dari belakang. Para anak buah milik Arwan sangat bersemangat, mereka sudah lama tidak melakukan hal tersebut.

Kini mereka sampai di Basecamp Milik Balck Kobra, Arwan mengarahkan Desert Eagle tepat di kaca lantai atas. Lantai atas itu adalah tempat dari ketua Black Kobra.

Dor!

Kaca jendela retak, Pistol Desert Eagle dikenal dengan Pistol yang cukup kuat dan berbahaya. Walau tak seberbahaya pistol Smith dan Wessong 500 Magnum, Desert Eagle cukup untuk menghancurkan sesuatu.

Para Black Kobra segera berlari keluar, mereka terkejut karena mendapati banyaknya orang-orang berpakaian hitam di halaman Basecamp, tak lupa juga Pistol Desert Eagle. Baru saja merasa senang dengan penghasilan rata-rata, kini mereka mendapati pasukan yang cukup kuat dengan membawa perlengkapan perang tepat di depan mereka.

"Kenapa kalian mengganggu cucuku?" Arwan datang dari arah belakang, dirinya menatap anak Balck Kobra dengan tatapan merendahkan. "Dimana kalian menyembunyikannya?"

"Kami hanya menyerangnya, kami tidak menculik atau menyembunyikan mereka." Jawab salah satu dari mereka santai.

"Berapa bayaran yang kalian dapatkan?" Kini Arwan bertanya dengan nada dingin.

"100 juta!" Jawab mereka semua dengan cepat.

Arwan meninju salah satu dari mereka, dirinya marah karena mengetahui begitu kecil harga yang mereka dapatkan karena mengganggu cucunya. Mereka akan kehilangan nyawa jika berurusan dengan Arwan Arkana.

"Serang!" Pimpin salah satu anak Black Kobra.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!