Suara ban menggesek aspal dengan begitu keras. Mobil yang ditumpangi Vanno oleng menyerempet mobil lain sebelum akhirnya menabrak tiang lampu lalu lintas dengan amat keras Bagian depan mobil Vanno ringsek Parah. Kaca depan dan kaca Penumpang di sebelah Pengemudi hancur tak bersisa. Almira yang tak memakai sabuk Pengaman terlempar keluar, tergeletak di tengah jalan dengan darah mengucur dari kepala. Sementara Vanno hanya mengalami luka ringan dan tak sadarkan diri Begitu juga dengan Ara yang terbentur kaca mobil.
“ Aaaaaarrrgggghhhh,” Ara terbangun dari mimpi buruknya napasnya tersengal-sengal, keringat mengucur deras dari dahinya.
Tak lama Iqbal dan bundanya bergegas masuk ke kamar Ara dan menghampirinya.
“ Mimpi buruk lagi, Ara,” tanya Bunda sambil memeluk dan membelai rambut Ara dengan lembut. Iqbal menggenggam tangan Ara yang menangis sesenggukan di Pelukan bundanya.
“ Pembunuh itu.... Diaaa.... Dia bunuh kakak,”
“ Ssttt....” Iqbal meletakkan telunjuknya di bibir Ara yang bergetar ketakutan.
“ Sekarang kamu tidur biar Bunda yang temani,” kata Bunda sambil mengecup dahi Ara
“ Sleep tight Princess....” Iqbal mengecup lembut tangan Ara sebelum dia beranjak ke kamarnya lagi.
...•••••...
Sebelum berangkat ke sekolah Ara menyantap sarapan Paginya bersama Iqbal dan Bunda Arin. Ara tak bercanda soal ia ingin tinggal bersama Iqbal dan mamanya.
" Makannya dipercepat, Bal. Telat nih,” sungut Ara sambil merapikan rok abu-abunya.
" iya bawel,” kata Iqbal setelah ia menyesap habis teh hangat yang dibuat sang bunda.
“ Bun Ara berangkat,” ujar Ara seraya menyalami dan mencium kedua Pipi Bunda Arin dengan hangat.
“ Hati-hati, ya, Sayang. Entar langsung Pulang, ya,” balas Bunda lembut.
Ara mengangguk Patuh
“ Iqbal juga berangkat, Bun. lya Iqbal Pasti langsung Pulang kok entar,” kata Iqbal sambil tertawa jahil seusai menyalami sang bunda.
“ Assalamualaikum,” Pamit Iqbal dan Ara serempak.
“ Walaikumsalam,” balas Bunda.
Bunda hanya menggeleng ketika melihat Iqbal dan Ara berjalan bersama menuju ke mobil.
...•••••...
" Ara ...” Panggil Iqbal ketika ia sedang berjalan melewati koridor kelas X.
“Apa sih ...”
" Dylan ngeliatin lo dari tadi Sekarang dia di belakang kita,”
kata Iqbal setengah berbisik kepada Ara. Sontak tubuh Ara menegang ketika mendengar nama itu disebut Iqbal.
“ Mana,” tanya Ara datar.
Iqbal menunjuk menggunakan ekor matanya. Ara mengikuti arah ekor mata Iqbal dan benar saja Ara menemukan Dylan sedang berjalan ke arahnya. Napas Ara memburu lututnya terasa lemas. Ara langsung berpegangan Pada Iqbal yang dengan sigap merengkuh Pinggang mungil Ara
" Kenapa,” tanya Iqbal.
" Bawa gue Pergi dari sini,” kata Ara datar.
Namun saat Iqbal akan membawa Ara menuju ke kelas, tangan Ara dicekal dari belakang. Kontan Iqbal dan Ara menoleh. Rasa sesak di dada Ara kian bertambah ketika melihat bahwa Dylanlah yang sedang mencekal tangannya erat.
" Lo yang kemarin liatin gue Pas gue dihukum, kan,” tanya Dylan
Dengan segenap tenaga, Ara berdecak malas dan membalas kata kata Ara. “ Yang natap lo itu banyak. Dan satu lagi lepasin tangan gue.”
" Kenapa ? Padahal banyak cewek yang suka gue Pegang,” kata Dylan dengan seringai di wajahnya.
" Tapi Nggak buat gue,” balas Ara yang kemudian menggenggam tangannya dan menarik Iqbal agar mengikutinya.
“ Sombong Belum kena Pesona gue sih, tuh cewek,” gumam Dylan dengan tawa di akhir kalimatnya.
“ Dylan ....” Zamora yang baru datang langsung memeluk Dylan
" Heh Cewek centil jauh-jauh dari gue,” Dylan mendorong Zamora menjauh.
" Dylan Jangan Pergi Kita ke kantin dulu yuk. Gue lapar,” rengek Zamora sambil tetap menarik tangan Dylan
" Nona Aleya Zamora Damanik, gue Punya satu Permintaan,” kata Dylan dengan senyum licik menghiasi wajah tampannya.
" Anything for you, Dylan,” kata Zamora dengan mata berbinar-binar
" Beneran,” Dylan meletakkan jari telunjuk dan ibu jarinya di dagu menanti jawaban Zamora.
" iya beneran,” Zamora mengangguk cepat dengan senyum sepuluh jarinya.
Dylan mendekatkan wajahnya ke wajah Zamora. Membuat gadis itu dengan genit menutup matanya berharap Dylan memberikan morning kiss. Napas Dylan menyapu wajah Zamora, membuat gadis itu menahan napas. Zamora sangat menyukai aroma mint dari tubuh Dylan.
“ jauh-jauh dari hidup gue,” bisik Dylan tepat di depan wajah Zamora.
Zamora langsung melek dan menatap Dylan tak Percaya
" Maksud lo,” tanya Zamora keheranan.
" Lo budek atau tuli ? Gue bilang jauh jauh dari hidup gue," lanjut Dylan tegas.
Dylan menjauhkan wajahnya dari wajah Zamora yang otomatis terdiam, kemudian tersenyum sinis melihat Zamora yang hanya mematung di tempat. la merogoh saku celananya, lalu mengambil sebatang rokok dari situ Diselipkan rokok itu di sela bibir merahnya dan ia Pun membakar ujung rokok tersebut.
Setelah itu Dylan melangkahkan kaki Panjangnya meninggalkan Zamora. Dylan berjalan santai ke arah kelas dengan rokok di bibirnya.
" Wait bang bro,” sapa Albayu Rivando merengkuh Pundak Dylan
" Dari mana aja lo,” tanya Dio kepada Dylan
" Biasa abis dicegat nenek lampir,” jawab Dylan
“ Gimana ? Udah di basmi belum,” tanya Bayu sambil merebut rokok dari bibir Dylan lalu menyesap Pelan rokok tersebut.
“ Udah beres Tapi gue enggak tahu racun Pembasmi gue tadi itu bertahan sampai kapan,” jawab Dylan dengan kekehan kecil.
" lo Pada. Gitu gitu dia, kan, juga manusia,” sahut Liam sambil menoyor kepala kedua sahabatnya itu.
“ Bodo amat. Kalau lo mau ambil aja gih Biar hidup gue bisa sedikit lebih tenang,” Dylan menepuk Pundak Liam beberapa kali dengan tawa yang tak luput dari bibirnya.
" Nggak gitu juga Dylan Tipe cewek gue itu Nggak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Beni Beni
next Thor
2023-02-24
0
Beni Beni
lanjut Thor
2023-02-24
0
Kea Kenzie
jangan lama-lama Thor updatenya
2023-02-22
1