Setelah menerima ajakan dari Fergie, Arthur saat ini sedang mengemasi barang-barangnya yang berada di kamar. Tidak banyak sebenarnya barang-barang yang dimiliki oleh Arthur, ia hanya membawa baju-bajunya dan foto orang tuanya.
"Hmm, aku rasa aku akan merindukan semua ini" Arthur memandangi kamarnya yang kumuh.
Arthur terus memandangi kamarnya sebelum ia keluar, mungkin saja ini adalah kali terakhirnya melihat tempat tinggalnya.
Setelah puas memandangi kamarnya, Arthur melangkah keluar sembari menutup kembali pintu kamarnya.
Arthur mulai berjalan menuju ke lantai bawah tempat dimana Fergie sudah menunggunya. Dalam perjalanannya, banyak orang-orang di koloninya yang memandangi Arthur.
Namun tidak ada suara cacian dan ejekan seperti biasanya, mereka hanya diam dan memandangi Arthur yang sedang berjalan seolah-olah merelakan kepergiannya.
"Itu dia" ucap Fergie setelah melihat Arthur sampai di lantai bawah.
Arthur pun memandang ke arah Fergie yang sedang berdiri di samping Wilson, Arthur terus berjalan hingga sampai di tempat Fergie dan Wilson berdiri.
"Arthur, hati-hati" Wilson memeluk tubuh Arthur sebelum remaja itu pergi.
"Baik, tuan Wilson, terima kasih untuk semuanya" Arthur pun membalas pelukan tersebut sembari meneteskan air matanya.
Ia sudah menganggap Wilson seperti ayahnya sendiri, tanpa Wilson, mungkin Arthur tidak akan bisa bertahan hidup sekarang.
"Mari, Arthur" Fergie mengajak Arthur untuk pergi sekarang.
Wilson dan Arthur pun melepaskan pelukan mereka, Arthur terkejut ketika melihat Wilson juga meneteskan air matanya.
"Saya pergi sekarang" Arthur membungkukkan badannya dan berjalan menyusul Fergie yang sudah berjalan terlebih dahulu.
Arthur melangkahkan kakinya pergi menjauhi apartemen tuanya, ia merasakan langkah kakinya sangat berat untuk pergi dari koloninya.
"Kakak!! Terima kasih banyak sudah melindungi kami!!" Seru salah satu anak kecil.
Langkah Arthur seketika terhenti ketika ia mendengar teriakan tersebut, Arthur membalikkan badannya kebelakang dan alangkah terkejutnya ia ketika melihat beberapa orang di koloninya sedang berkumpul bersama untuk mengucapkan selamat tinggal kepadanya.
Arthur tidak menyangka kalau masih ada cukup banyak orang yang menyayanginya dan menerima Arthur apa adanya.
Tidak terlalu banyak juga sebenarnya orang yang tidak menghina Arthur, bahkan mungkin hanya ada seperempat orang dari koloni itu yang tidak mencaci dan menghina Arthur.
"Kalian..." Arthur mulai terharu dan meneteskan air matanya kembali.
"Mereka sangat menyayangimu, jika misi kita sudah berhasil maka kau bisa kembali lagi ke sini" ucap Fergie sembari memegang bahu Arthur.
"Iya, demi mereka aku berjanji akan membunuh para hantu legenda" ucap Arthur sembari mengusap air matanya.
Arthur pun maju beberapa langkah, ia membalas lambaian tangan dari koloninya dan berteriak "kalian!! Aku pasti akan membunuh The Eternity!!".
"Iya!! Kami percaya kepadamu!" Seru salah satu pria dewasa yang ikut mengucapkan selamat tinggal kepada Arthur.
"Terima kasih banyak, terima kasih banyak sudah melindungi kami!" Timpal seorang perempuan.
"Jangan lupa kembali yaa!!"
Arthur pun berbalik dan kembali melangkahkan kakinya, kini ia sudah benar-benar siap untuk pergi.
Fergie pun juga ikut melangkah pergi bersama Arthur, mereka berdua kini sedang berjalan ke arah hutan angker untuk keluar dari wilayah itu.
"Tuan, anda tau kan kalau kita akan melewati hutan angker itu" ucap Arthur sembari menunjuk ke arah hutan yang sudah berjarak hanya beberapa meter di depannya.
"Memangnya kenapa?"
"Banyak hantu yang tinggal di situ, sedangkan saat ini aku sedang terluka, jadi aku mungkin tidak bisa melawan mereka" tutur Arthur, ia merasa ragu untuk melewati hutan angker tersebut.
Namun, Fergie terlihat tidak peduli, ia hanya terus memandang ke arah hutan itu tanpa rasa ragu sedikitpun.
Pada akhirnya, Arthur dan Fergie pun tetap masuk ke hutan itu. Mereka berdua seketika langsung di sambut oleh kabut misterius yang menyelimuti hutan itu.
"Aneh sekali, tidak biasanya hutan ini berkabut" ujar Arthur dengan wajah yang heran.
Selama ia keluar masuk ke hutan ini untuk memburu hantu, baru kali ini ia menemukan kabut yang menyelimuti hutan ini.
"Arthur, tetap di dekatku" Fergie menatap ke atas-atas pohon seperti sedang mencari sesuatu.
Arthur yang merasa kebingungan pun hanya menuruti perintah dari Fergie tersebut, ia sedikit memangkas jarak antara dirinya dan Fergie.
"Tuan, apa ini adalah ulah hantu?" Tanya Arthur kepada Fergie.
"Mungkin saja iya, kabut ini seperti kabut milik hantu wendigo" sahut Fergie.
Arthur pun merasa heran dengan nama hantu itu, karena selama ini dia belum pernah bertemu dengan hantu bernama wendigo.
"Wendigo?" Tanya Arthur kembali dengan wajah keheranan.
"Hantu bertanduk rusa, mereka suka berburu manusia untuk menjadikannya sebagai makanan" ujar Fergie.
"Apa mereka seperti itu?" Ucap Arthur yang menunjukan ke arah sesosok 3 mahluk yang muncul di depan mereka.
"Ah iya benar, mereka adalah wendigo" ucap Fergie dengan suara tenang.
Berbeda dengan Fergie yang masih tetap tenang, Arthur justru bersikap siaga dan memanggil Angelnya untuk keluar.
"Red Devil!!"
"Huh?" Fergie terlihat heran setelah melihat Angel milik Arthur.
"Serang dia Red Devil!!" Arthur berteriak dan memerintahkan Angelnya untuk maju dan menyerang ketiga wendigo tersebut.
Rawrrrr.....
Red Devil melesat dan menyerang satu wendigo yang sedang terbang. Namun, sebelum trisula milik Red Devil berhasil mengenainya, wendigo itu langsung menghilang tanpa jejak.
"Sial, dimana dia!!" Arthur melihat-lihat ke sekitarnya berusaha untuk mencari keberadaan dari wendigo tersebut.
"Tenang, kau tidak akan bisa menang melawan hantu jika kau panik" Fergie menasehati Arthur untuk tetap tenang dan tidak panik.
Huaaaaaaaa....
Belum sempat Arthur menemukan ketiga wendigo yang menghilang itu, tiba-tiba terdengar suara teriakan yang sangat kencang hingga membuat fokus Arthur kembali teralihkan sehingga Red Devil menghilang kembali.
"Sial, aku lengah!!"
"Fokusmu hilang, kendalikan dirimu kembali" Fergie tetap menasehati Arthur seolah-olah sedang melatihnya.
Arthur mengambil nafas dalam-dalam, ia memejamkan matanya dan menajamkan indra pendengarannya.
"Hari sudah malam, terlalu bahaya jika kita tetap berada di hutan ini" Fergie melepaskan jasnya dan menapakkan tangannya.
"Buddha"
Mahkluk berwujud patung Buddha tiba-tiba muncul di belakang Fergie setelah ia mengucapkan kata 'Buddha'.
Arthur terbelalak melihat sosok Buddha itu, ia tak percaya kalau pria tua yang sedang membawanya ini juga memiliki kekuatan Angel.
"Ingatlah Arthur, dalam pertarungan kau harus bisa menjadi setenang air, selincah api, secepat angin, dan sekuat tanah" ujar Fergie.
"Keempat elemen itu adalah poin penting dari sebuah pertarungan" lanjutnya.
Arthur tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia masih merasa tidak percaya bisa melihat sebuah Angel yang menawan seperti itu.
"Shock wave!!!" Bentak Fergie.
Buddha milik Fergie seketika langsung menapakkan kakinya ke tanah dan muncullah ketiga wendigo itu kembali.
Anehnya, tubuh wendigo itu langsung hancur menjadi debu setelah muncul ke permukaan. Sepertinya, kekuatan Angel milik Fergie lah yang mengakibatkan hal itu terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Kita_Yama
Selamat thor, dapet juara harapan
2023-06-19
2