Beberapa menit kemudian, sampai lah seorang wanita yang tak muda juga tidak tua dan masih terlihat begitu cantik, walaupun dia memakai pakaian yang longgar tapi tak menghilangkan wajah ayu nya ini. Wanita itu pun baru sampai di halaman sekolah sang anak.
Wanita itu atau Naimah dia menunggu Sifa keluar dari ruangan kelas nya. Dia pun menunggu di salah satu tempat yang kebetulan sudah ada ibu-ibu lainnya yang akan menjemput anak mereka.
Naimah mengumbar senyum pada ibu-ibu itu yang sudah sering bertemu karena akan setiap hari menjemput anak-anak mereka.
''Neng baru sampai.'' sapa ibu Imas yang umurnya lebih tua dari Naimah
''Hehe Iya Bu, ini baru sampai.''
''Oh ya neng, datang ke sekolah dengan siapa?'' kembali tanya ibu Imas ini, dan yang lainnya hanya mendengar kan saja.
''Sendiri saja Bu,'' jawab Naimah
''Iya Bu Imas, orang tiap hari juga ibu Naimah ini suka sendiri ke sekolah dengan bawa motor, iya kan Bu Naimah ?'' sahut ibu yang lain suka duduk bersama sambil menjemput anaknya juga.
''Benar Bu, iya saya memang suka sendiri ke sekolah.'' jawab Naimah kembali masih dengan tersenyum.
''Iya ibu ibu, tapi tadi itu maaf neng, saya tadi sempat dengar saat pagi-pagi kalau katanya si neng Sifa akan di jemput oleh Ayah nya begitu loh Bu, Si neng Sifa tadi beritahu teman nya kalau katanya Ayah neng Sifa akan menjemput, maaf ya Neng makanya ibu tadi nanya kaya gitu ke kamu.'' ujar ibu Imas
Degh!
Naimah kembali merasa bersalah pada anaknya Sifa. Ya Allah, bahkan Sifa memberi tahu kepada teman-temannya, kalau Ayah nya akan jemput dia. Tapi kenyataannya mas Nabil malah bilang capek dan gak mau menjemputnya.Nak maafkan Ibu, kau pasti kecewa dan sedih. Naimah merasa bersalah karena memang ini ide nya tadi pagi.
Trenggg
Bel pun berbunyi dan semua murid pada keluar berhamburan dari kelas nya masing-masing.
Naimah cukup tertolong dengan bel ini, yang artinya dia tak perlu mendengar ataupun menjawab pertanyaan ibu-ibu itu.
Di sana, Naimah melihat ada Anaknya berlari dari ruang kelas, dengan bibir yang begitu tersenyum lebar dan amat bahagia.
Naimah mendongak ke atas agar Air matanya tidak turun di hadapan orang maupun anaknya nanti.
''Ibu ... '' teriak Sifa begitu bahagia.
''Sayang sudah pulang Nak?'' Naimah menggendong Sifa dan anaknya langsung mengalungkan tangannya ke leher Naimah.
''Iya Ibu Sifa sudah pulang, oh ya ibu, mana ayah?'' tanya bocah kelas satu ini, akhirnya menanyakan yang sedang di pikirkan Naimah.
''Oh i-itu nak.'' Naimah kesusahan bicara.
''Bu Naimah kamu pulang duluan ya.''
''Iya Bu,mari kami pulang duluan.''
''Neng Naimah, neng Sifa, Ibu pulang duluan ya .''
''O-oh iya Bu, iya silahkan dan hati-hati.'' balas Naimah masih mencoba tersenyum.
''Sayang ayo kita pulang, ya .'' Naimah pun melangkah menuju motor nya .
''Ibu jawab dulu, di mana Ayah? Ayah jadi kan Bu, jemput Adek?'' tanyanya masih meminta jawaban dan menampilkan senyum bahagia
''Sayang anak ibu, maafkan ibu ya. Ayah ti-tidak bisa jemput sekarang Nak.''
''Kenapa ibu?'' kini senyum itu perlahan luntur
''Tidak Nak, jangan bersedih Ayah mu capek Nak, baru saja sampai ke rumah. Ayah ini sudah bekerja untuk kita, Ayah pulang dari luar kota yang jaraknya itu begitu jauh Nak, Ayah merasa lelah jadi ayah meminta maaf katanya gak bisa jemput Sifa , sudah ya Sifa jangan sedih. Yang terpenting sekarang Ayah mu ini sudah pulang.'' Naimah menjelaskan dengan perasaan dan penuh pengertian pada anaknya Sifa.
''Yaudah Bu, Sifa gak marah kok, tapi Sifa hanya sedih ya karena Sifa udah bilang pada Teman-teman Sifa Bu, kalau Ayah akan jemput hikkksss.'' dalam berbicara Sifa tak bisa menahan Air mata kecewa Nya.
''Jangan marah pada Ayah mu Nak, ini salah nya Ibu. Ibu yang gak ijin dulu pada Ayah mu, dan mengabarkan untuk menjemput mu, jadi ibu gak tahu Ayah bisa apa tidak nya, sudah ya.''
''Iya Ibu, jangan menangis baiklah Sifa gak akan sedih. Lihat Ibu Sifa udah gak nangis nih Sifa udah ketawa lagi kan.'' Sifa tidak akan pernah bisa melihat ibunya menangis.
Naimah pun mengajak Sifa pulang.
Tak lama kemudian, sampai lah mereka di rumah. Cepat-cepat Sifa berlari untuk bertemu sang Ayah. ''Ayah .... Ayah ...''
''Nak jangan lari lari .'' cegah Naimah
''Anak itu saking rindunya pada Ayah mu ya Sifa.''
''Ayah.''
Happ Sifa ke kamar sang Ayah, lalu cepat naik ke atas kasur dan membanting kan tubuhnya memeluk Nabil yang tengah memainkan ponselnya.
''Ayah ayah, Sifa rindu Ayah. muahh muahh.'' Sifa memang seperti itu merangkul dan memeluk juga dalam Gendongan Nabil, bahkan tidur juga dengan Nabil.
''Sifa!'' Nabil membentak lalu menyimpan ponselnya.
''A-ayah?'' Sifa melepaskan pelukannya dan menatap Nabil dengan raut wajah takut ini pertama kalinya Nabil membentak tuan putri anak mereka satu-satunya.
''Mass!'' Naimah ikut teriak karena dia tidak suka dengan Nabil yang membentak Sifa anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Meta Lia
aaaaah si Nabil ini efek ada kerikil jadi otak nya bercabang
2023-03-30
1
Tri Soen
Gak mikir banget tuch Nabil main bentak anak istri ...
2023-03-19
0
Aliyah
wah mulain kacau nih ..
2023-02-15
2