Sesampainya di rumah, langsung Ku parkirkan sepeda miniku di halaman rumah. Secepat mungkin Ku buka sepatu dan kaus kaki yang sejak tadi pagi membungkus kedua kakiku.
"Assalammu'alaikum...." Ku ucapkan salam.
"Wa'alaikumussalam....".Serentak jawaban dari saudaraku.
Di dalam rumah, kutemukan ada Kakak dan kedua Abangku sedang asyik menonton siaran TV.
Aku tidak peduli,,,
Aku tidak menoleh sama sekali ke arah mereka.
Ada yang aneh dalam benakku. Di dalam kamar Aku langsung mengganti pakaian sekolahku. Dan masuk ke kamar mandi yang terletak dalam kamar tidur Aku, Kakak dan Adikku. Aku melihat ada bercak darah berwarna kecoklatan di pakaian dalamku.
"Apa ini ya????". Ku coba mendamaikan hati.
"Apa ini yang dikatakan temanku ya,,,,. Ada masanya kita seorang wanita, ketika sudah dewasa akan ada yang namanya ketimpa bulan. Eh maksud Aku kedatangan bulan. Hehehehe". Aku mencoba menenangkan hati dengan menjelaskan untuk diri sendiri.
Untuk meyakinkan hati dan diri ini. Tanpa harus menerka-nerka darah apakah ini. Ku panggil Kakakku yang sedang asyik menonton dari dalam kamar Kami.
"KAK AYA......, KESINILAH SEBENTAR....!!!". Teriakku.
Kakakkupun langsung bangun dan melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar.
"Kenapa?????". Tanyanya lembut.
Tanpa bicara Aku memperlihatkan pakaian dalamku tadi.
"Ish.... Jorok". Katanya.
"Apa ini.....???? Sudah dua hari ini perutku terasa sakit Kak.... Dan barusan Ku jumpai ini, sebelumnya tidak pernah". Jelasku dengan heran.
"Ini lah yang namanya darah haid. Tandanya kamu sudah dewasa. Gak boleh tinggal shalat lagi". Kakakku mencoba menjelaskannya dengan bijak seperti seorang guru yang sedang menerangkan pelajaran di depan kelas.
Lalu dia menarik hidungku tanpa sepengetahuanku.
"Sudah dewasa Adik Kakak". Sambungnya lagi.
Lalu pergi begitu saja meninggalkan Aku di dalam kamar. Dan melanjutkan tontonannya kembali.
*Seminggu kemudian...
Suara Burung indah berkicauan
Bersahut-sahutan seperti nyanyian yang sangat indah
Langit cerah bertanda mentari mulai terbit
Dengan cepat Ku kayuhkan sepedaku
Bersama sahabat dan juga tetanggaku
Sawah telah Ku susuri
"Bangun dong Lupus.... Lekas bangun....". Aku bernyanyi dengan senang hati.
"Dengarlah..... dengar suara azan...... Memanggil.... Anak yang bangun pagi". Sambung Liani.
Akhirnya kami bernyanyi bersama sambil mengendarai sepeda hingga sampai ke pintu pagar Sekolah.
Di kelas sudah ada beberapa temanku yang datang lebih cepat dari Aku dan Liani. Ku masukkan tasku berwarna pink ke dalam laci yang tepat berada di bawah meja.
"Ria.... besok kamu datang ke ulang tahunnya Ana?". Dayat membuatku kaget yang tiba-tiba muncul di belakangku. Entah dari mana Dia datang.
"Siapa yang ulang tahun?". Tanyaku.
"Ana teman kita, besok dia merayakan ulang tahunnya di rumah. Kita semua di undang". Jelas Dayat.
"Jam 3, kamu datang ya...." Sambung Dayat lagi.
"Aku tidak tahu rumahnya, dan Aku tidak punya kendaraan. Kalau Aku bersepeda, takut asmaku kambuh". Tolakku dengan halus.
Aku tidak punya kendaraan untuk pergi ke rumah Ana. Dan Aku tidak mau sampai merepotkan kedua orang tuaku kalau harus mengantar dan menjemputku kembali dari acara tersebut. Lagian,, Aku hanya punya sedikit tabungan. kalau uang itu Ku beli kado. Tabunganku akan sisa sedikit. Pikirku panjang.
"Tenang.... nanti Ku minta Arif menjemputmu ya....?". Bujuk Dayat kembali.
"Maaf Dayat.... Aku tidak di izinkan berboncengan dengan yang bukan Mahram". Belaku kembali.
"Ria.... biar Ku jemput ya.....". Tiba-tiba Mita menyambung pembicaraan kami.
"Aku bawa motor,,, nanti Aku jemput Kamu dan Liani". Sambungnya lagi.
Tanpa menolak lagi dengan berat ku menjawab.
"Insya Allah". Kataku singkat.
Akhirnya pelajaran sekolah telah selesai...
Esok pun telah tiba....
Aku sudah menyiapkan kado kecil untuk Ana.
Ku bercermin di kaca dalam kamarku.
"Assalammualaikum.... Ria ada???". Terdengar suara Mita dari luar.
"Wa'alaikumussalam.... Sebentar Mita". Sahutku dari dalam kamar.
Bergegas Aku pakai tas kecilku lalu Ku salami Ibuku.
"Pergi ya Bu..... Assalammu'alaikum...!!!". Pamitku pada Ibu.
"Wa'alaikumussalam.... Hati-hati di jalan". Pesan Ibu.
Lalu kami menjemput Liani dan bertiga langsung menuju ke rumah Ana.
Sesampainya di rumah Ana,, Teman-temanku sudah ramai yang datang. Langsung Ku jumpai Ana untuk mengucapkan kata Selamat dan memberikan hadiah mungil berisi Bingkai Foto yang manis menurutku.
Aku duduk tepat dihadapan Dayat. Diantara Aku dan Dayat hanya dipisahkan oleh sebuah meja ruang tamu.
Dia memakai baju kemeja lengan pendek berwana biru dongker. Dia tidak memakai peci hari ini. Tampak rambutnya yang sudah mulai tumbuh rapi.
"Udah lama Yat...???". Tanyaku basa basi.
"Lumayan..... Kamu baru sampai ya????". Jawab dan tanya Dayat kembali.
"Iya....". Jawabku.
Dayat langsung bangun pamitan ke Ana dan pulang bersama Rizki Adiknya.
Aku heran,,, Aku baru sampai Dia langsung pulang. Padahal kemarin Dia yang maksa Aku untuk datang. Aku mulai BeTe.
Ku datangi Ana yang sedang di dapur. Ku beranikan diri untuk bertanya.
"Ana. kenapa Dayat cepat pulang ya???" Tanyaku kebingungan.
"Motornya mau dipakai Kakaknya, makanya Dia mau pulang. Dia sudah datang dari jam 2 tadi". Jelas Ana kepadaku.
Sekarang sudah pukul 16.30. Dan Aku baru sampai. Teman-temanku pada pamitan mau pulang.
Arif tiba-tiba memanggilku. Dan dia mengatakan sesuatu seperti sedikit berbisik.
"Ada yang ingin Ku sampaikan...." Bisiknya.
Aku mulai serius mendengarkannya.
"Ayo ke halaman depan sebentar, disini ramai, tidak enak kalau didengar orang". Ajak Arif kepadaku.
Di halaman Arif mulai bercerita hati-hati.
"Kenapa kamu telat sekali datangnya???? Acaranya kan jam 3, ini jam 16.30 baru nongol". Arif mulai bercerita.
"Aku tunggu dijemput Mita Rif, Kamu kan tahu Aku tidak punya kendaraan dan tidak akan diizinkan pergi oleh orang tuaku kalau bukan dijemput teman perempuanku". Jelasku panjang lebar.
"Kamu sudah ditunggu Dayat dari tadi tahu...". Beritahu Arif kepadaku.
"Kenapa Dia menungguku?". Tanyaku heran.
"Kamu tidak sadar.... kalau selama kita satu kelas di kelas 2, Dayat memperhatikanmu Ria??? Jelas Arif.
Aku diam antara percaya dan tidak percaya.
Dan mencoba meyakinkan diri, apa Aku tidak salah dengar.
"Kamu bercanda kan Rif". Aku menjawab dengan sedikit tertawa.
"Aku serius Ria.... Dayat suka sama kamu. Tapi dia tidak berani langsung sampaikan kepadamu. Kamu kan tahu kalau Aku adalah sahabat baik Dayat. Dia cerita semua tentang Kamu kepadaku. Dia sudah lama menaruh perhatian kepada Kamu. Semua itu berawal sejak Kamu menjadi Sekretaris OSIS. Setiap ada kegiatan Sekolah Kamu selalu mendampingi kemana dia pergi". Lagi-lagi Arif menjelaskan semuanya.
Aku hanya terdiam, duduk kaku tanpa bicara.
Hatiku mulai bergetar.
Perasaanku tercampur aduk menjadi satu.
Aku tidak tahu harus berkata apa.
"Membahas apa sih serius amat.....". Liani mengejutkanku.
"Ayo pulang... Sudah jam 18.00. Nanti Aku kena marah Ibumu lagi". Sambung Liani.
Aku bangun dari kursiku....
"Jadi gimana Ria???". Tanya Arif menunggu jawabanku.
"Beri Aku waktu Rif. Aku harus pulang sekarang". Jawabku tanpa ada jawaban atas pertanyaan yang disampaikannya tadi.
Mau tahu jawaban Ria atas pernyataan Dayat???
Ikuti terus ya Sahabat cerita novel ini.
Jangan lupa Komentar, like, beri ranting bintang, dan vote point sebanyak mungkin kirim ke saya.
Caranya mudah, cukup dengan buka profil kamu dan buka Pusat Misi, Kamu bisa mengambil point sebanyak-banyaknya hanya dengan cukup online tanpa harus membeli pulsa lebih.
Terima kasih Sahabat.
,😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Aira Rafli
cerita anak sekolahan bisa di bilang cinta monyet 😂🤭
2020-11-11
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
jejak lagi
2020-11-01
1
rin's
hadir kak 5 like dan baca sampai sini Kak
salam dari lembaran cerita cinta
2020-10-11
1