Aku dan Liani masih saling berpandangan,,,, merasa heran.... dan hening sesaat...
"Ada apa dengan Dayat ya????" Batinku berbisik.
Satu persatu teman kami telah datang, sehingga kelas sudah penuh dengan siswa dan siswi yang siap menimba ilmu untuk hari ini....
Ketika bel sekolah berbunyi tanda pelajaran akan siap dimulai.
Dayat masuk ke dalam kelas dan diikuti oleh Abangnya Rizki di belakangnya.
Terdengar suara teman-teman yang berbisik-bisik tapi bising pada membahas kenapa dengan Dayat yang tiba-tiba memakai peci.
Akhirnya Guru Matematika kami pun masuk kelas,,,
"Perkenalkan,,, Saya guru baru. Panggil Saya Ibu Nisa". Ucap Bu Nisa dengan suara lembut tapi jelas.
Lalu kelas hening serius mengikuti pelajaran Matematika yang diajarkan oleh Bu Nisa.
"Ada yang bisa bantu Ibu menjawab soal ini?" Tiba-tiba Bu Nisa memecah keheningan kelas.
Ditulisnya satu soal Persamaan Kuadrat di papan tulis. Liani, Fitri, Arif dan beberapa orang temanku mengacungkan tangannya tanda mau mencoba menjawab dan siap maju ke papan tulis.
Ibu Nisa mengucek-ngucek matanya yang tidak gatal dan berkata dengan suara seraknya.
"Maaf Nak.... Ibu terharu kelas ini sungguh bersemangat dalam belajar, bahkan ramai siswa Ibu yang mau maju ke papan tulis untuk mencoba menjawab pertanyaan dari Ibu." Jelas Ibu Nisa yang matanya mulai memerah.
Kami hanya diam kebingungan....
"Ini kelas inti ya Nak????" Tanyanya lagi masih penasaran.
"Iya Bu.... inti kelapa". Jawab Arif kurang sopan.
"Iya Bu.... ini kelas inti,,, tapi sama seperti kelas yang lain kok Bu". Rizki mencoba menjelaskan.
"Ibu senang sama kelas kalian,,, mempunyai semangat belajar yang tinggi. Semoga bisa semangat terus ya Nak". Jawab Ibu kembali sembari memberikan semangat kepada kami.
"IYAAAA..... BU....." Jawab kami serentak.
Akhirnya dua mata pelajaran pertama sudah selesai. Dan bel pun berbunyi dua kali tanda jam istirahat telah tiba.
"Liani.... Aku titip risol ya 2000" . Bujukku sambil menyodorkan uang dengan muka memelas.
"Kenapa gak ngantin.....? Ayolah.....". Bujuknya.
"Perutku sakit.... sakit sekali". Jelasku.
"Kalau sakit ayo kita ke UKS, mana tahu bisa pulang untuk istirahat". Bujuk Liani dengan sengaja membulatkan matanya besar-besar.
"Gak usah ah,, Aku masih sanggup kok". Jawabku lagi.
"Ya udah...... Mita.... tunggu....!!!" Panggil Liani.
Akhirnya Liani pergi ke kantin bersama Mita teman kami yang duduk tepat di meja sebelah kanan dimana Aku dan Liani duduk. Mejaku dan meja Mita berada paling depan dekat dengan papan tulis. Sama seperti meja Dayat dan Arif. Hanya bedanya, meja Dayat berada disebelah kiri meja Aku dan Liani.
Sambil memegang perut,, Aku rapatkan kursi Liani dan kursiku sampai rapat. Dan Aku berbaring diatas kursi tersebut dengan arah menyamping menghadap ke papan.
"Kenapa kamu Ria". Tanya Arif yang tiba-tiba masuk kelas tidak tahu dari mana datangnya.
"Perutku sakit". Jawabku dengan muka cemberut menahan sakit.
"Siapa sakit????" Sambung Dayat yang muncul tiba-tiba dari balik tubuh Arif.
"Ria... sakit perutnya". Jelas Arif ke Dayat.
"Ayo ke UKS ajak Dayat" Merasa iba melihatku.
"Gak usah ah... disini aja. Nanti juga hilang sendiri sakitnya". Belaku.
Liani dan Mita masuk kelas.
"Masih sakit perutmu Ria??? Makan dulu ni... mungkin kamu kelaparan tidak sarapan pagi ya???". Liani seperti menyindirku.
Aku hanya manyun, sambil mencoba duduk kembali dengan benar dan mengambil risol pesananku.
"Kamu Liani,,, temannya sakit. Malah diledekin". Bela Arif.
"Hehehehe.... Canda doang pun.... Ya kan Riaaa". Bantah Liani yang tidak mau disalahkan,,, karena itu hanya candaan saja agar Aku sedikit terhibur.
Aku hanya diam dengan senyum tipis...
Setelah selesai makan. Ku lihat Dayat sedikit menoleh seperti melihat ke arahku.
"Masih sakit perutnya???" Tanya Dayat penasaran.
"Alhamdulillah sudah lumayan kok..." Jawabku.
"Cie.... Perhatian ni ye...." Ledek Arif sambil menggoncang tubuh Dayat yang duduk tepat di sebelahnya.
"Aku kan ketua kelas,,, kalau ada apa-apa dengan teman kita, nanti Aku juga yang disalahkan". Bela Dayat.
Lalu dengan hati-hati Aku memberanikan diri untuk bertanya,,,
"Dayat.... Sejak kapan kamu pakai peci????". Tanyaku hati-hati takut membuatnya tersinggung.
"Tanya saja sama Arif". Jawab Dayat dengan ketus dan segera berdiri pergi meninggalkan kelas.
Aku, Liani makin penasaran.
"Kenapa Dayat Rif????" Tanya Liani.
"HAHAHAHA..... " pecah ketawa Arif.
"Dayat salah pangkas rambut kemarin, makanya dia pakai peci untuk menutupi rambutnya yang sangat tipis." Jelas Arif kepada kami.
"Ooooo....." Jawab Liani.
Aku hanya terdiam,, dan membatin...
"Kasian Dayat....". Kata hatiku.
Akhirnya bel berbunyi tanda pelajaran telah selesai. Semua siswa merapikan mejanya masing-masing dan memasukkan semua buku dan alat tulis ke dalam tas.
"Stand up please..... Greeting to the teacher!!!". dengan suara lantang Dayat mempersiapkan teman-teman untuk memberi salam kepada Guru.
Lalu guru pun keluar kelas,,,
Aku memegang tangan Liani dengan maksud supaya dia mau menungguku tidak langsung keluar kelas. Dan satu persatu temanku meninggalkan kelas. Dayat masih duduk di kursinya.
Kelas hening seketika,,, hanya ada Aku, Liani dan Dayat.
"Gak pulang kamu Yat???". Tanya Liani heran melihat dia masih duduk di kursinya.
"Gimana keadaanmu Ria,,, perutmu masih sakit ya??? Apa mau ku panggilkan becak untuk pulang?". Dayat berdiri tepat di depan mejaku sambil melihat ke arah kedua bola mataku. Tanpa menggubris pertanyaan dari Liani.
Aku terdiam,,, sambil memegang perutku dengan tangan kiriku, dan menenggelamkan wajahku ke atas meja tepat diatas tangan kanan yg sudah kulipat.
"Ria.... kamu tidak apa-apa". Tanya Liani khawatir.
"Aku tidak apa-apa,,, Aku bisa pulang dengan diboncengi Liani. Makasih ya Dayat sudah mengkhawatirkan Aku". Jawabku kepada Liani dan Dayat.
"Yat..... Ayo pulang... Becak kita sudah Sampai". Tiba-tiba Rizki muncul di depan pintu kelas memanggil Adiknya.
Dayat dan Rizki adalah anak orang berada. Sejak kelas 2, mereka diantar jemput dengan becak. Mungkin agar orang tuanya tidak khawatir kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama dalam perjalanan.
Aku berdiri dan memakai tas ku dengan kedua tangan masih memegang perutku ya sakit.
"Kamu yakin Ria...". Tanya Dayat kembali.
"Ada Aku Dayat... kamu jangan khawatir ya". Jawab Liani meyakinkan.
Dayat dan Rizki mengikuti kami hingga ke pintu pagar. Lalu merekapun pulang dengan becak yang setia menunggu mereka.
"Ria.... Dayat sungguh perhatian. Apa dia suka ya sama kamu". Tanya Liani yang duduk di depanku sambil memboncengiku.
"hemmmm... Tidak mungkinlah....., Dia ketua kelas, sepatutnya dia perhatian sama temannya yang sedang sakit". Jawabku takut dianggap GeEr...
******Ikuti terus ya ceritanya...
Jangan lupa kasi bintang, like, favorit dan komentarnya juga vote point...
Agar Saya lebih bersemangat menulis Novelnya. Mohon kritik dan sarannya ya sahabat...
Terima Kasih...****
😊😊😊**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
hai.. hai..
cinta pak bos hadir lagi kak😊
semangat semangat 💪💪💪
2020-11-01
0
zhafa
datang lagi kakb
2020-10-30
0
Ra Sta
semangat ya kak.. jejaknya sampai sini dulu, nanti mampir lagi
2020-10-11
1