Azalya sudah menghabiskan makanan nya. Dia ingin mengerjakan tugas kuliah nya, dia ingin meraih prestasinya sendiri dia sengaja tidak menggunakan nama Wijaya Kusuma. Karena walau bagaimana pun orang akan mengenal nama itu.
Azalya sedang fokus mengerjakan tugas nya. Dia terlihat sangat serius dan tidak terlihat seperti gadis yang sangat ceroboh.
"Sayang, jangan lupa minum susu nya dulu. Kamu ini jika tidak Oma ingatkan pasti tidak akan meminumnya" ucap Oma Rena sudah memberikan segelas susu hangat untuk nya.
"Terimakasih Oma... Oma memang yang terbaik" ucap Azalya dengan senyuman mengembang dibibir nya.
"Sama-sama, habiskan lah jangan ada sisa" ucap Oma Rena memerintahkan seperti pada anak berusia 4tahun.
"Oma, aku sudah berusia 20tahun dan sebentar lagi akan 21tahun. Bukan anak-anak lagi, kenapa masih bicara seperti itu" Azalya protes akan ucapan Oma Rena.
"Kamu buat Oma tetap anak-anak. Jadi jangan protes!" ucap Oma Rena dengan menyuapkan segelas susu hangat pada mulut cucu nya yang selalu banyak bicara.
"Oma.... " Azalya protes karena dia hampir saja tersedak.
"Makanya cepat habiskan. Jangan banyak bicara" jawab Oma Rena sambil memandang tajam pada cucu nya yang sangat banyak bicara dan juga sangat ceroboh.
"Iya iya, dasar Oma cerewet. Ngga bisa apa membiarkan cucunya yang cantik paripurna ini menghabiskan susu nya dengan cara yang elegant apa" gerutu Azalya pada Oma Rena.
"Cantik sih, tapi ada sayang nya" ucap Oma Rena yang mendengar ucapan cucu lucknut nya.
"Apa Oma?" tanya Azalya dengan penasaran.
"Sayang kurang garam" jawab Oma Rena sambil tersenyum mengejek.
"Ih... Oma nyebelin" ucap Azalya dengan mengerucutkan bibirnya kesal.
Sedangkan Oma Rena hanya tertawa cekikikan melihat tingkah cucu nya yang sangat menggemaskan itu. Apa lagi jika sudah datang ceroboh dan juga bar-bar nya. Bikin orang baik darah.
Azalya masih saja menggerutu tidak jelas dan tiba-tiba dia menyenggol sesuatu yang membuatnya pecah.
Prang...
"Astagfitullah" ucap Azalya dengan menepuk keningnya sendiri.
"Aduh Oma bisa murka ini" gumam nya sambil memunguti pecahan kaca yang berserakan.
"Ya ampun Aza... Baru saja Oma bilang, sudah terjadi" ucap Oma Rena yang masuk kedalam kamar Azalya dan melihat sudah sangat berantakan.
"Hehehe, maaf Oma" jawab Azalya dengan cengengesan.
"Huh, sudah biarkan saja dulu. Biar Oma panggil maid saja. Jangan sentuh, nanti tangan kamu terluka" ucap Oma Rena memberi peringatan.
Dan belum juga Oma Rena beranjak dari tempat nya berdiri, Azalya sudah melukai tangan nya dengan pecahan kaca tersebut.
"Aw, aw... Aduh... " ucap Azalya dengan mengibas-ngibaskan tangan nya yang terluka sangat berdarah.
"Baru Oma bilang jangan sentuh. Malah terluka" ucap Oma Rena sambil menuntun cucu nya menuju ranjang nya.
Maid sudah datang untuk membersihkan pecahan kaca tersebut. Dengan sangat bersih dan seperti sedia kala.
"Kamu ini kalo dibilangin nurut kenapa sih AZ.. Oma sampe heran sama kamu, Mama dan Papa kamu tidak seperti ini dulu. Kamu ini sebenarnya menurun dari siapa sih?" ucap Oma Rena yang sedang mengobati luka sayatan dijari Azalya sambil menggerutu dan juga merasa heran sendiri.
"Aza kenapa Ma?" tanya Opa Wijaya saat memasuki kamar cucu nya ini.
"Biasa Pa, ceroboh nya kumat" jawab Oma Rena sambil meneteskan kotak obat yang baru saja digunakan.
"Aza Aza. Kamu ini, jika satu hari saja tidak ceroboh kamu pasti tidak bisa yah?" tanya Opa Wijaya saat sudah berdiri dihadapan kedua wanita kesayangan nya.
"Hehehe, sebenarnya Aza juga tidak mau seperti ini Opa. Tapi mau bagaimana lagi, rasanya tangan atau kaki ini selalu reflek melakukan hal-hal diluar dari prediksi Aza sendiri" jawab Azalya yang awalnya ceria menjadi murung karena selalu saja ceroboh dalam melakukan segala hal.
"Sudah jangan terlalu difikirkan. Pelan-pelan saja melakukan perubahan nya, jika ada yang membuat Aza akan ceroboh. Sebaiknya dijauhkan atau ya dihindari mungkin" Ucap Opa Wijaya sambil mengusap kepala Azalya dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Terimakasih Opa Oma. Dengan adanya Opa dan Oma bersama ku, Aza sangat senang dan juga tidak merasakan kesepian karena jauh dari Mama dan Papa" ucap Azalya dengan senyuman mengembang dibibir nya.
"Jika kesepian kenapa memutusakan untuk kuliah sejauh ini?" tanya Oma Rena yang sudah sangat gemas akan tingkah dan juga sikap cucu nya satu ini.
"Untung saja cucu Oma yang ceroboh cuman Aza saja, kakak AL tidak. Apa lagi sejak kecil kakak AL sudah sangat mirip dengan Papa kamu" ucap Oma Rena yang jika sudah keluar cerewetnya akan sangat sulit untuk dikendalikan.
"Opa, lebih baik Opa ajak istri Opa ini. Aza mau istirahat Opa, Aza baru ingat jika besok ad'a kelas pagi yang harus dihadiri" ucap Azalya dengan beralasan supaya Oma nya yang cerewet bisa keluar dari kamarnya.
.
Sedangkan ditempat lain. Lebih tepatnya di tempat yang sangat jauh dari keramaian dan juga pemukiman penduduk. Ada seorang pria muda yang sangat tampan dan juga berkarisma tinggi sedang duduk menyendiri dikesunyian malam yang sangat gelap gulita.
Jika tidak ada cahaya bulan mungkin tidak akan terlihat sedikit pun yang ada didepan sana. Tapi seorang pria muda itu biasa saja melewati jalanan gelap dan juga dipenuhi dengan pepohonan yang sangat lebat.
Siapa lagi jika bukan the king of mafia kita ini, dia didampingi oleh orang kepercayaan nya dan tangan lupakan Chris yang selalu standby diamana pun Tuan Muda nya melangkah.
"King, jika boleh tahu apa yang akan kita lakukan disini?" tanya pria besar itu pada Zayn.
"Kita tunggu saja sebentar lagi" jawab nya tidak memberi tahu apa-apa pada nya.
Mereka bertiga diam dan tidak bergerak sedikit pun. Hanya mata mereka saja yang bergerak mengikuti suara derap langkah terburu-buru dari arah yang berlawanan dengan mereka bertiga.
Hingga ada banyak suara langkah kaki yang diperkirkan lebih dari tiga orang. Zayn memberikan kode pada kedua nya untuk melakukan intruksi nya yang akan menangkap seseorang yang sedang dikejar-kejar.
Setelah keduanya sudah mengamankan seseorang tersebut. Dalam hitumgan detik Zayn sudah membuat orang yang mengejar seorang pria itu terkapar tidak bernyawa lagi.
Sedangkan Chris yang melihat langsung hanya bergidik ngeri. Dia bertugas untuk membawa pria yang dikejar-kejar tadi.
"King, sebenarnya dia ini siapa? Dan kenapa kita menolongnya?" tanya pria yang tadi dia lepaskan.
Pria itu bernama Jefford Hugo yang sering dipanggil Jeff. Dia masih penasaran akan rencana king nya yang tidak pernah bisa ditebak.
"Dia adalah Austin Harold. Pria yang sedang dalam bahaya besar" jawab Zayn dengan menatap wajah pria bule yang sudah lama ingin dia miliki.
Miliki dalam artian Zayn adalah bisa diandalkan, karena dia adalah seseorang yang sama genius nya dengan dirinya. Tapi karena dia cuman mengandalkan otak dan juga kecerdasan nya saja. Dia tidak bisa bela diri sedikit pun.
Zayn ingin merekrutnya sebagai orang nya. Dia ingin menggabungkan cara kerja nya dengan dirinya sendiri.
"Jadi dia ini si genius yang menjadi buruan?" tanya Jeff kembali dan dijawab dengan anggukan oleh Zayn.
"Anda memang yang terbaik king. Tidak salah jika saya berpihak pada anda" ucap Jeff dengan tenang nya dan tanpa ekspresi apapun.
Zayn hanya diam saja. Dia sedang berada didalam mobil nya yang akan menuju markas nya. Dia tidak pernah membawa orang-orang nya memasuki kawasan mainson.
Karena diarea mainson hanya mengetahui jika Zayn Pratama Edison adalah pengusaha muda yang dingin dan datar.
Jika sedang dalam mode mafia, Zayn akan menggunakan markasnya untuk tempat tinggal para anggota nya. Dan juga tempat penahanan para klan nya yang tertangkap dan tidak mau mengaku.
Bahkan para tahanan nya tidak hanya seorang pria, ada juga wanita yang memang ditelusupkan untuk bisa menggali informasi dan juga bertugas menjerat king mafia.
Tapi sayang nya setiap rencana dari para klan nya tidak pernah berhasil. Karena mata dan telinga Zayn adalah dimana-mana. Juga tidak bisa dianggap remeh.
Karena bagi Zayn atau bawahan nya. Jika tidak mengganggu tidak akan diganggu, itulah prinsip dari Zayn sejak awal. Dia memang menjalankan bisnis ilegal lain nya sudah dia kuasai. Tapi dia tidak ingin jika ada salah satu dari anggota nya adalah yang menyalahi aturan yang sudah dia buat.
Jika ada yang berbuat seperti itu maka jangan harap mendapatkan ampunan dari nya. Ampunan yang setimpal adalah kematian dengan cara yang biasa.
Mereka bertiga sudah sampai dimarkas Zayn. Zayn menyuruh para dokter untuk merawat Austin Harold dengan sebaik-baiknya. Dokter nya juga bukan dokter sembarangan, mereka adalah para anggota Zayn sendiri.
Jadi tidak bisa diragukan lagi kemampuan dan juga cara kerja nya. Walau begitu mereka tetap bekerja dirumah sakit umum dan juga klinik.
.
.
.
Othor hanya meminta like, vote, komen dan hadiahnya....
Jangan lupa subscribe dan bintangnya juga...
Jika baca jangan cuman skrol dan langsung like. Tidak dibaca sungguh-sungguh...🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Tri Susanti
lanjut thor
2023-03-30
1