Malam ini Alan sudah di depan rumah mungil Alara, wanita cantik yang ia tunggu juga sudah siap untuk berangkat. Itulah kenapa Alan suka bekerja dengan Alara, karena teman semasa kuliahnya itu selalu tepat waktu, sebelum dengan Alara, dirinya mendapatkan partner kerja yang super lelet, sering Alan sampai berjam-jam menunggu teman kerjanya itu mengukir alis lebih dulu hingga simetris. Menyebalkan.
"Pamit ya Bu, doakan semoga malam ini lancar," ucap Alan pada Bu Mirna. Ibu dari Alara itu mengaminkan sambil tersenyum.
"Dadah ibu, baik-baik di rumah yah, doakan semoga di sana ketemu sama pangeran bermerci putih," ucap Alara sambil terkekeh. Ya walaupun doanya terdengar konyol, siapa tahu amin ibunya menembus ke langit. Bu Mirna mengaminkan, kalau tidak anaknya pasti memaksa untuk mengaminkan.
Alan dan Alara bergegas menuju ke Hotel Golden. Terkenal dengan hotel mahal, apalagi jika menggelar pernikahan di sana, tentu saja akan mewah meriah.
"Tumben dapet job elit Lan?" tanya Alara, penasaran, biasanya menjadi MC di pesta-pesta biasa, tapi tidak untuk kali ini.
"Iya nih, kita lagi hoki banget minggu ini, jadi ini atas referensi temen aku, dia akrab sama temennya yang cici koko itu. Nanti harus powerfull yah performa kita, jangan sampai ngecewain," kata Alan sambil terus fokus menyetir.
"Pastinya, kapan sih pas MC terus gagal, nggak pernah kan, bahkan nanti aku akan mengeluarkan jurus manis manja, siapa tau ada crazy rich yang minta kenalan terus minta nomor hape," ucap Alara sambil terkekeh. Candaannya selalu muluk, yah namanya juga Alara.
"Kalau ketemunya sama yang crazy otaknya gimana?" ledek Alan terkekeh.
"Ah kampret. Ya jangan dong, jahara." Alara mencubit lengan tangan Alan hingga si empunya mengaduh.
Keduanya akhirnya sampai juga di hotel Golden. Alara terlebih dulu berganti baju yang sudah dipersiapkan oleh penyelenggara acara.
"Bajunya sexsoy amat ini." Alara melihat baju lengan pendek dengan panjang selutut berwarna hitam, begitu kontras dengan warna kulit tubuhnya yang bening kinclong.
Selesai berganti baju, Alara lalu dibantu make up oleh tim penyelenggara acara juga. Ia memilih untuk menggerai rambutnya yang baru saja di warnai. Rasanya terlalu sexy jika rambutnya diikat ke belakang, leher jenjangnya akan menjadi bahan perhatian. Walaupun dirinya ingin menjadi pusat perhatian, namun diperhatikan bukan dalam konteks sexy.
Alara menatap dirinya di depan cermin, rasanya malam ini dirinya terlihat berbeda. Sangat cantik, itu penilaiannya, bukan karena memuji diri sendiri, tapi memang hasil make up penyelenggara acara begitu pintar memadupadankan baju, bentuk wajah dan tone kulit Alara.
"Skill dewa ini kang make up nya, pasti bayarannya mahal. Ya jelas mahal, kan yang kawinan juga konglomerat," gumam Alara lirih. Dirinya lalu bergegas keluar dari ruang make up karena sebelum acara di mulai harus briefing terlebih dulu.
Alan melongo melihat Alara begitu cantik malam ini dengan balutan gaun hitam selutut, makeup minimalis ala Korea, sepatu high heels yang menambah jenjang kakinya, serta rambutnya yang sedikit kecoklatan membuatnya lebih anggun.
"Cetar banget pokoknya malam ini bu guru," ledek Alan terkekeh.
"Husstt, kalau di sini bukan bu guru lagi. Iya nih, ini dari penyelenggara acara, konsepnya begini kali, yuk ah ke tempat briefing." Alara dan Alan bergegas ke ruangan briefing.
30 puluh menit lagi acara akan di mulai, Alara pamit pada Alan ke toilet lebih dulu untuk mengurangi nervous. Ia berjalan terburu-buru hingga tanpa sengaja menabrak orang yang ada di depannya. Dirinya hampir saja terjerembab, tapi tangannya langsung ditangkap dan Alara kini reflek memeluk orang yang ditabraknya itu. Persis seperti adegan film india.
"Hemm, bau duit," gumamnya dalam hati. Ia lalu menengadahkan kepalanya, melihat siapa yang sudah ditabrak olehnya.
"Maaf Mas nggak sengaja." Alara segera merapikan baju dan rambutnya. Wajahnya memanas. Sementara lelaki yang ada di depannya merapikan baju juga.
Setelah itu mata Alara tertuju pada noda lipstik yang ada di kemeja putih lelaki itu. Namun ia refleks melihat jam tangannya, lima belas menit lagi acara di mulai.
"Mas, itu toilet, maaf yah, bersihkan sendiri yah, aduh maaf ya Mas." Alara tidak jadi ke toilet, ia justru berlari menuju tempat acara.
"Hai, hai ... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Ersa
beda bau duit ma bau ke tek beda gak Ra?🤭
2023-10-12
0
Ririe Handay
sapa yg ketabrak nih
2023-05-19
0
Nanda Lelo
kok alara kyk adek beradek ma tuan crab y ?? 🤣🤣🤣🤣
2023-05-09
0