"Halo kak! Namaku Glen! Senang bertemu dengan kakak, " Ujarnya dengan senyum yang lebar.
"I-IMUTNYA!!! Apa aku bisa bertahan hidup disini!!?" Pikir Mori dalam hatinya.
"Senang bertemu dengan mu! Apa disana itu kakak mu?" Tanya ku dengan nada yang lembut.
"Iya! Kakak Lily adalah kakak ku yang paling terbaik!" Ujarnya dengan senyuman.
Lily yang muncul dari belakang langsung memeluk Glen.
"Aww... Makacih!" Ujar Lily dengan manja.
"Lily! Glen sudah kesakitan karena kau memeluknya terlalu erat!" Seru Rara.
"Aduh!! Maafkan aku!" Ujarnya Lily.
Lily pun mulai melangkah menuju ujung ruangan dan mulai menunjukkan aura depresi.
"Apa yang sedang terjadi?" Pikir ku yang masih bingung.
Tiba-tiba Glen mulai membisikan sesuatu padaku.
"Walaupun kakak seperti itu, dia adalah orang yang sangat penakut! Oleh karena itu Glen yang akan melindungi kakak!" Bisik Glen.
"Awww... anak yang baik sekali!" Pikir ku sambil mengelus kepala Glen.
"Uhum!" Deham Steve.
"Baik! Aku akan melanjutkan perkenalannya!" Seru Steve.
"Kamu lihat anak yang berambut pink dan bermata kuning?" Tanya Steve kepada ku.
"Namanya adalah Mawar! Mawar ayo ke sini!" Seru Steve.
"Halo!" Sapa Mawar kepada ku.
"Halo!" Balas ku dengan senyuman.
"Halo namaku Mawar aku berumur 11 tahun. Aku akan menjadi istri Aidan di masa depan!" Ujarnya.
"I-istri!?" Kaget ku.
"Hah!? Sejak kapan kamu akan jadi istriku!?" Seru seorang anak laki-laki berambut merah dan bermata coklat.
"Apa dia yang namanya Aidan?" Pikir ku.
"Iya kan!? Masa kamu lupa! Bukannya waktu itu kita berdua sudah berjanji di bawah sebuah pohon pisang!" Sedih Mawar.
"Sejak kapan itu terjadi!?" Protes Aidan.
"Hiks... hiks... kamu jahat! Aku tidak mau lagi dengan Aidan!!" Tangis Mawar.
"Oh ok!!" Seru Aidan yang mulai berjalan.
"Eh!!? A-aku bercanda kok!! Jangan tinggalin aku dong!!" Seru Mawar sambil menarik baju Aidan hingga lehernya pun juga ditarik oleh bajunya.
"I-Iyaaaa! B-berhenti! A-aku kecekik!!" Ujar Aidan.
"Sungguh!? Yay!!" Ujar Mawar yang langsung melepaskan baju Aidan.
"Huff...huff...." Suara Aidan yang mencoba menarik nafas.
"Apa yang sedang mereka lakukan!?" Ujar ku yang masih bingung.
"Aidan perkenalkan diri dulu!" Seru Rara.
"Nama ku Aidan, aku berumur 12 tahun!" Serunya kepada ku.
"Salam kenal!" Balas ku.
"Halo kak!" Ujar seorang gadis dengan rambut pirang dan mata hijau.
"Halo!" Senyum ku.
"Kakak sangat cantik!" Ujarnya kepada ku.
"Makasih!" Senyum ku.
"Entah kenapa, aku merasa sangat bahagia mendengarnya dari seorang gadis yang memiliki visual tinggi!" Pikir ku.
"Kakak, apa kakak suka menonton orang menyanyi di televisi?" Tanya gadis itu.
"Televisi? Apa itu?" Ujar ku dengan bingung.
Mereka semua pun langsung mengadap satu sama lain dengan ekspresi kaget.
"Apa orang itu sebenarnya miskin?" Bisik Mawar pada Aidan.
"Emangnya aku tahu!? Tanya saja orangnya langsung!" Seru Aidan.
"Apa ini aneh?" Tanya ku dengan sedikit sedih.
Mereka semua pun langsung memperhatikan satu sama lain dan mulai menghampiri ku.
"Tidak aneh kok! Kami cuma kaget aja! Karena baru pertama kali kami bertemu dengan orang yang tidak mengetahui tentang televisi, " ujar Rara.
"Oh gitu ya!" Seru ku dengan sedikit senang.
"Kalau gitu aku akan kasih tahu kakak, apa itu televisi!?" Tawar gadis yang berambut pirang tadi.
"Televisi adalah kaca besar yang dimana di dalam terdapat gambar yang dapat bergerak dan dapat didengar suaranya!" Jelas gadis itu.
"Apa!? Aku ingin lihat benda yang bernama televisi itu!!" Ujar ku dengan penasaran.
"Nanti kakak akan dapat melihatnya di tempat ini! Tapi apa kakak tahu hal yang paling menarik dari televisi?" Tanya gadis itu.
"Apa??" Sambung ku dengan penasaran.
"Dalam televisi, akan ada saat seseorang atau sekumpulan orang menyanyikan lagu dengan suaranya yang sangat merdu!!" Serunya.
"Ohh... jadi lewat benda, yang bernama televisi itu aku juga bisa menyaksikan pertunjukan menyanyi!?" Ucap ku dengan penasaran.
"Dan apa kakak tahu? Aku akan menyanyi suatu hari nanti dan akan muncul di televisi!!" Ujarnya dengan bangga.
"Apa!!? Aku mau lihat!!" Ujar ku dengan senang.
"Betulkah? Oke! Kalau begitu aku akan menampilkan sebuah pertunjukan kecil khusus untuk kakak!" Ungkapnya dengan bangga.
"Tapi sebelum itu! Aku akan memperkenalkan diri ku dulu! Nama ku Lila, aku berumur 13 tahun! Hari ini aku akan menyanyikan lagu dengan judul Balon ku ada merah !!" Ujarnya dengan percaya diri.
Aku mulai mengambil posisi dan bersiap untuk mendengar. Tiba-tiba semua orang langsung memakai sebuah alat pada telinga mereka.
"Alat apa itu?" Pikir ku dengan bingung.
Tiba-tiba seorang anak laki-laki dengan rambut dan mata yang jingga, menghampiri ku dan ia memberikan ku alat yang sama seperti yang mereka gunakan.
"Gunakanlah ini jika kamu ingin melindungi telinga mu!!" Serunya sambil memberikan ku alat tersebut.
"Apa ini?" Tanya ku.
Tiba-tiba terlihat Lila yang sudah mengambil posisi untuk bernyanyi.
Ketika ia membuka mulutnya. Aku langsung memegang telinga ku dan mengejamkan mataku.
"Apa ini!!? Suara apa ini!!? Telinga ku bisa-bisa rusakkk!!!" Pikir ku.
Aku mulai memperhatikan yang lain dan terlihat semuanya dalam kondisi yang baik-baik saja.
"Apa mungkin karena alat ini?" Ujar ku sambil mencoba untuk memasang alat itu pada telinga ku.
Seketika itu, suara nyanyian Lila tidak lagi didengar oleh telingaku. Aku pun menghirup nafas legah.
Selama lagu berlangsung. Lila selalu menutup matanya sehingga ia tidak menyadari bahwa kami semua sedang menggunakan alat penutup telinga.
Setelah lagu hampir selesai, Glen langsung menghilang dan kembali dalam sekejap mata, dengan keadaan alat penutup telinganya tidak ditemukan.
"Apa yang barusan terjadi!!?" Ujar ku sambil mengusap mata.
Selain itu, terdapat Eric yang sedang mengeluarkan cahaya dari tubuhnya. Disaat cahaya tersebut terlihat, tiba-tiba seketika itu juga semua alat penutup telinga mulai melayang dan masuk kedalam sebuah kotak berwarna coklat.
"Alat penutup telinga ku melayang!?Apa yang barusan terjadi!!?" Pikir ku dengan kaget.
"Selesai!!" Seru Lila dengan penuh senyuman.
Seketika itu, semua orang langsung bertepuk tangan dan bersorak.
"Apa ini!!? Dari tadi banyak hal yang membuat ku kaget!!!" Gumam ku.
Lila kemudian menghampiri ku dan bertanya, "bagaimana dengan penampilan ku? Bagus gak?"
"U-umm...." Ujar ku sambil menoleh ke yang lain.
Semua orang hanya menggeleng kepala sambil menggunakan postur tubuh mereka untuk menyampaikan pesan bahwa, aku tidak boleh menyampaikan yang sebenarnya.
"B-bagus kok!!" Senyum ku dengan canggung.
"Benarkah!! Apa kamu mau mendengar lagu ku yang berikutnya?" Tanya Lila kepada ku.
"TIDAK!!" Tegas ku.
"Ehh!! Kenapa? Katanya bagus...." Sedih Lila.
"Mungkin karena suara mu memang tidak bagus!" Ujar Eric.
"Tamatlah riwayatnya.... "Pikir semua orang.
Lila pun langsung berbalik dan dalam sekejam mata, ia sudah berada di depan anak tersebut dan langsung meninjunya.
"Bruukk.... " Eric terjatuh dan kehilangan kesadaran diri.
"S-sekarang aku mengerti kenapa mereka melarang aku untuk berkata yang sebenarnya, karena jika aku jujur maka riwayat ku akan sama dengan anak laki-laki itu, " Pikir ku sambil menelan saliva ku.
Setelah selesai memukulnya, Lila langsung berbalik dan tersenyum, "makanya jangan banyak omong."
"M-mengerikan.... " Pikir ku dengan gugup.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉
pasti bisa Mori ,ayo,lupakan lah yg lain demi hidup baru,jngn mikir dibelakang,anggp angin
2023-04-25
0
🅝ⓞⓝ🄰 𝓓𝓮𝓪
lili kesayangan ya wah anak baik suka
2023-04-25
1
Cyrus
estetok sekali di depan pohon pisang
2023-03-12
2