Escape Or Die

Escape Or Die

Bab 1. Sebuah ruangan putih

🚨Peringatan! Mungkin ada scene yang terlalu mengerikan! Waspada saat membacanya 🚨

"Mori, Bangun sudah nak! Katanya mau pergi ke festival? Ini sudah sore loh~" ujar nenek.

Namaku Mori, aku dibesarkan oleh nenek ku. Orangtua ku sudah meninggal, pada saat aku masih kecil.

Hari ini adalah hari ulang tahunku ke-5. Nenek ku sudah berjanji untuk membawaku ke festival kembang api. Aku sangat menantikan hari ini.

"Festival! Festival! Yay~" Seru ku dengan gembira.

Langit mulai gelap, dan waktunya untuk pergi ke festival.

"Bam...." Suara kembang api membuat mata semua orang tertuju padanya.

"Wow! " Seru ku yang terpukau dengan kecantikan kembang api tersebut.

"Nak...." Ujar sesorang dengan topeng kucing menghampiri ku.

"Apa kamu suka balon? " Tanya orang itu.

Aku pun menjawabnya dengan anggukan.

Ia pun memberikan sebuah balon merah kepada ku.

Aku pun mengambil balon tersebut dan berterimakasih kepadanya. Aku pun mulai mencari nenek ditengah keramaian ini.

Mungkin karena banyaknya orang, aku kesasar sampai pintu masuk.

Aku menghela nafas dan mencoba kembali ke dalam festival. Tapi, tiba-tiba angin kencang berhembusan dan balon merah ku terbawa oleh angin.

Aku mengikuti balon itu, sampai ke sebuah hutan.

"Tunggu! " Ujar ku yang mencoba menangkap balon tersebut.

Tetapi semakin lama, balonnya semakin terbawa sampai ke dalam hutan. Tanpa pikir panjang, aku pun berlari mengikuti balon tersebut. Hingga akhirnya balon tersebut tersangkut dalam sebuah ranting pohon. Dengan sekuat tenaga, aku melompat untuk meraihnya.

Dan akhirnya balon tersebut berhasil diambil. Tapi, saat aku melihat kelilingku, aku mulai menyadari bahwa aku telah tersesat di sebuah hutan.

Air mata keluar dan aku mulai menangis berharap ada yang mendengar. Tetapi tidak ada hewan maupun orang yang mendengar tangisanku.

Saat aku mulai berputus asa, tiba-tiba terlihat sebuah cahaya terang. Aku pun langsung berlari mengikuti cahaya itu. Saat aku mencoba untuk menyentuhnya, tiba-tiba cahaya itu makin bersinar, dan aku langsung menutup mataku agar dapat terlindungi dari cahaya yang sangat amat menyilaukan itu.

Seketika itu juga, cahaya itu langsung menutupi seluruh tubuhku dan aku pun menghilang tanpa jejak.

...***************...

Saat aku membuka mata, terlihat sebuah ruangan kecil yang berwarna putih. Di ruangan tersebut aku sedang terbaring di sebuah tempat berbentuk capsule berwarna merah.

"Apa ini bagaimana bisa aku disini? " Ujar ku yang masih bingung dengan situasi ini.

Saat aku mencoba untuk bangun, tiba-tiba terdengar bunyi alarm di seluruh ruangan.

"Apa yang terjadi? " Ucap ku yang mencoba untuk bangun.

Tiba-tiba terlihat sekitar 10 orang berjas putih datang menghampiri ku. Aku masih bingung dan heran.

"Ikutlah kami! " Seru seorang wanita dari kesepuluh orang itu.

Aku pun mengikuti mereka, karena sepertinya akan berbahaya kalau aku menolak.

Sepanjang perjalanan aku melewati banyak lorong. Di tiap lorong, terdapat banyak kaca yang berwarna hijau dan hal ini berbeda dengan dunia ku.

"Apakah aku bisa kembali?" Ujar ku dengan wajah sedih.

Saat aku melihat kearah kaca lagi, aku mulai menyadari bahwa refleksi ku sedang terlihat di kaca tersebut.

Tetapi di saat itu aku berteriak. Tentu saja, mereka berbalik dan menyuruhku untuk diam.

"Apa ini? Kenapa aku seperti ini? " Pikir ku setelah melihat refleksi ku.

Ternyata aku yang di kaca, bukan lagi seperti anak berumur 5 tahun. Melainkan sepertinya, aku sudah berumur 15 tahun.

"Bagaimana bisa? Apa yang terjadi saat aku menyentuh cahaya itu?" Gumam ku yang masih kaget.

"Apa ini ulah mereka? " Tatap ku kepada 10 orang itu.

Aku juga mulai menyadari bahwa dibalik kaca itu terdapat benda berbentuk capsule yang sama seperti milik ku.

"Apa ada orang di dalam sana? " Pikir ku.

Aku pun tiba di sebuah ruangan. Saat aku memasuki ruangan tersebut, tiba-tiba ada yang memukul belakang leherku dan membuat ku terjatuh dan kehilangan kesadaran.

"Ughh... " Ujar ku yang masih merasa sakit.

Aku membuka mataku dan menyadari ternyata tangan dan kakiku sedang diborgol pada sebuah dinding.

"Apa ini!!? " Ujar ku yang mencoba melepaskan borgol tersebut.

Orang-orang berjas putih, mulai menyadari bahwa aku telah sadar.

"Apa dia sudah sadar? " Ujar seseorang.

Orang itu adalah seorang pria muda, yang menggenakan jas putih.

Saat itu, semuanya langsung menundukkan kepala mereka dan memberi hormat kepadanya.

"Apakah ini ketua mereka?" Gumam aku.

"Jadi ini rupanya, anak yang tertidur selama 10 tahun... mari kita lihat dia bisa buat apa! " Pikir pria itu.

"Apa kalian sudah menyiapkan semuanya?" Tanya pria itu kepada salah satu orang berjas putih.

"Iya bos! " Ujar orang berjas putih itu.

"Apa yang mereka katakan? " Ujar ku.

Tiba-tiba sebuah cahaya menyinari semua tubuhku.

----------------------- "𝐒𝐂𝐀𝐍 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄" ----------------------

Terdengar suara yang mengatakan proses pemindaian telah selesai dan suara itu memenuhi seluruh ruangan ini.

"Suara apa itu!? " Ujar ku.

"Bos! Datanya sudah keluar! " Ujar salah satu orang berjas putih.

"Kesehatan mental...bagus, kesehatan fisik... bagus, " jelas pria muda itu.

Ia langsung tersenyum dan memerintahkan untuk melaksanakan operasi berikutnya.

"Kenapa pria itu tersenyum? " Pikir ku.

Tiba-tiba pria itu menghampiri ku dan membawa sebuah suntik dan menusukkannya pada ku. Ia sedang mengambil darah ku.

"Oww...." Ujar ku yang merasa sedikit sakit.

Ia pun kembali pada tempatnya dan memberikan darah ku kepada salah satu orang berjas putih.

Lalu ia menyuruh mereka untuk melaksanakan operasi berikutnya.

Disaat itu, terdapat sebuah alat yang dimana pada bagian ujungnya terdapat sebuah alat kecil. Alat itu ditusuk pada telinga ku.

Note: alat itu berbentuk seperti stapler gun

"Crack... " Bunyi alat itu menusuk telinga ku, sepertinya alat itu bertujuan untuk memasang suatu alat pelacak di telinga ku.

"Aaarrrghhhh...... " Jerit ku.

"T-tolong a-ak-" Perkataan ku terpotong dengan jeritan ku sendiri.

"Aaarrrghhhh...H-hentikan...." Ucap ku dengan tenaga yang mulai melemah.

Alat itu menusuk telinga ku dengan sangat dalam. Rasanya panas dan membara. Aku tidak bisa merasakan apapun pada telinga ku.

Tes...

Tes...

Darah menetes dan aku hanya bisa menjerit kesakitan dengan tangisan. Aku mencoba untuk mengumpulkan kembali tenaga ku.

"L-lepaskan aku.. " Ucap ku dengan tenaga yang kecil.

Tetapi mereka hanya mengabaikan aku. Kemudian, pria itu memerintahkan mereka untuk melakukan tahap yang terakhir.

Tiba-tiba banyak dari mereka datang dan meletakkan berbagai macam benda di sekitar ku. Seperti air, tanah, ulat, api, es, pisau, palu, daun, jam tangan, alat melukis, baju dan berbagai macam benda lainnya.

"A-apa yang sedang mereka rencanakan?" Pikir ku.

Tiba-tiba saat mereka membawa sebuah box. Jantungku berdetak kencang, kepala ku mulai pusing dan disaat itu juga aku merasa telah kehilangan kendali atas tubuhku.

Kraangg...

Kraangg....

Bunyi bantingan pada borgol yang sedang ku kenakan.

Penyebabnya tidak lain adalah aku, tubuhku seakan sedang bergerak sendiri karena sedang merespon pada sesuatu di dalam box itu.

"Apa sebenarnya isi box itu!? " Gumam ku.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu

2023-08-12

1

Mda

Mda

Thor.....
kamu lebih cocok nulis genre ini.

semangat Thorr........

pembukaan yang bagus Thor....

2023-06-09

1

Cassiopeia 🍀

Cassiopeia 🍀

cliffhanger-nya mantap banget ini, bikin penasarannn

2023-05-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!