Bab 3 : Tanda merah di leher

Sial! Apa tadi Miki memberikan bekas merah di leherku? Tapi aku yakin tadi tidak ada.

Fabiono terus melihat ke arah leher itu dan ia memperhatikan dengan lekat sampai Fiorella menggaruk lehernya sendiri seolah gatal dan membuat Fabiano berpikiran jika itu pasti hanya di gigit serangga.

"Gatal sekali," ucap Fiorella.

"Oh, kamu tidak memakai lotion? Pasti itu gatal sekali?" tanya Fabiano.

"Ya, efek terburu-buru," jawab Fiorella.

Mereka terus makan malam sampai ponsel Fabiano berdering, Fiorella meliriknya dan melihat sang suami resah. Wanita itu tidak ingin terlalu kepo kemudian membiarkan sang suami menjauh untuk mengangkat telepon tersebut.

Gerak-gerik Fabiano seolah menandakan jika ia mendapat telepon dari selingkuhannya.

Tak lama berselang dia datang lagi, Fiorela tersenyum ke arahnya sembari menunjukkan wajah polosnya.

"Sayang, maaf. Makan malam kali ini sampai di sini dulu. Aku ada urusan mendadak," ucap Fabiano.

"Malam-malam begini loh? Kenapa tidak bisa besok saja?" tanya Fiorela.

Fabiano menghela nafas panjang, ia kemudian mencium kening istrinya dan meminta maaf karena malah mengecewakan di malam yang romantis ini.

"Tolong jangan berwajah sedih seperti ini! Kita bisa makan malam lagi esok. Oke? Aku pergi dulu. Muah!" ucap Fabiano.

Pria itu pergi meninggalkan Fiorella dengan makanan yang masih utuh. Fiorella menghela nafas panjang, ia pada akhirnya makan sendiri dan tidak mau memikirkan si kurang ajar itu lagi.

Saat bersamaan, ia malah teringat dengan Miki, gigolonya yang membuat tanda merah di leher. Untung saja Fabiano tidak curiga sama sekali sehingga Fiorella masih aman untuk melanjutkan aksinya.

Tangannya kemudian memencet nomor Miki, sesaat kemudian panggilan video pun tersambung.

"Miki, kamu masih di rumah sakit?" tanya Fiorela.

"Iya, Nyonya. Ada apa? Kamu di mana dan sepertinya berada di restoran? Di sana ada suamimu? Kenapa malah menelponku?" tanya Miki kembali.

"Hahaha... Kenapa wajahmu panik begitu? Santai saja! Aku sendirian kok malahan ingin disusulin kamu. Kamu bisa datang ke sini? Aku akan bayar kamu," ucap Fiorela.

Miki terdiam sejenak seolah berpikir kecil, ia ada di rumah sakit dan harus menjaga adiknya namun ia butuh uang untuk menebus obatnya. Carina, adiknya sudah tertidur dan mungkin saja bisa ditinggal sebentar.

"Baiklah, nanti kirimkan alamatnya! Nanti aku datang ke sana," ucap Miki.

Fiorella sangat senang sekali, dia mengangguk kemudian menutup teleponnya dan tidak lupa mengirimkan alamat.

Setengah jam kemudian.

Miki datang dengan wajah yang tampan sekali, dia memakai kemeja formal serta dasi hitam seolah sedang melamar pekerjaan. Fiorella tersenyum kecil melihat gaya Miki masih kaku sekali bahkan sangat lugu.

"Kamu pesan makanan dulu!" ucap Fiorella.

"Samakan saja dengan Nyonya!" ucap Miki.

"Hei, jangan panggil aku Nyonya! Panggil namaku saja! Paham?"

Miki mengangguk paham, mereka makan malam dengan nikmat. Mata Miki masih was-was jika tiba-tiba suami dari Fiorella datang. Dia tidak ingin bermasalah dengan CEO terkenal itu walau sebenarnya dia sudah terjebak dalam permainan ini.

"Bagaimana adikmu?" tanya Fiorella.

"Masih sama seperti sebelumnya dan memprihatinkan," ucap Miki.

"Kami sama-sama perempuan dan aku bisa merasakan kesedihannya," ucap Fiorella.

"Ehm, bagaimana dengan suamimu?" tanya Miki.

Fiorella menghela nafas kasar kemudian berdiri, dia berjalan ke arah balkon kemudian memandang langit hitam di atas sana. Semakin rumit saja karena sang suami lebih memprioritaskan selingkuhannya.

"Ya, dia membuat makan malam yang spesial ini dan kemudian pergi begitu saja seolah tanpa rasa dosa dan pada akhirnya makan malam ini untuk aku serta gigolo manisku," ucap Fiorella.

Miki mendekat, ia memeluk wanita itu dari belakang dan mengecup bahu yang terbuka tersebut. Tangan Fiorella memegang tangan Miki yang memekuknya dengan erat, rasa sakit menjalar dalam seluruh tubuhnya dan faktanya ia juga berselingkuh atas dasar dendam.

"Kamu mau menjadi algojoku untuk membalas perbuatan Fabiano?" tanya Fiorella.

"Fio, apapun aku lakukan demi mendapatkan uang. Aku akan menjadi algojomu namun dengan bayaran yang banyak demi adikku," ucap Miki.

"Hahaha... Kamu nakal juga," ucap Fiorella kemudian membalikkan badan kemudian mencium bibir Miki dengan mesra.

Ya, rasa sakit hati setidaknya tergantikan dengan perasaannya pada Miki. Entah itu rasa nyaman atau suka namun yang jelas saat ini Fiorella membutuhkan pelampiasan walau ia membeli Miki dengan uang. Tak sampai di sini saja, mereka memutuskan untuk mampir ke hotel terdekat untuk melampiaskan semuanya di sana.

Di sisi lain.

Fabiano masuk ke apartemen sekretarisnya yaitu Gracia, wanita itu langsung memeluk Fabiano dengan erat sambil menangis.

"Ada apa sayang?" tanya Fabiano.

"Tuan, aku hamil," ucap Gracia.

DEG!

Fabiano tentu saja kaget karena ini bukan tujuannya berselingkuh. Dia tidak ingin punya anak dari wanita yang hanya sebagai pelampiasannya saja. Dia melepaskan pelukannya kemudian menatap Gracia dengan lekat.

"Gugurkan!" ucap Fabiano.

"Apa? Ini bukan jawaban yang aku inginkan. Aku ingin Tuan tanggung jawab dan menikahiku," ucap Gracia.

"Tidak bisa, aku sudah ada Fiorella. Walau bagaimanapun dia istriku dan aku cinta padanya," jawab Fabiano.

Gracia menangis sampai menjerit histeris, Fabiano menenangkan dengan cara memeluknya dengan erat. Sial! Kenapa malah menjadi seperti ini? Ini bukan yang diinginkan Fabiano.

"Bukankah Tuan ingin punya anak? Istrimu bahkan belum bisa memberikannya," ucap Gracia.

"Ssst... Kamu jangan khawatir! Aku akan menceraikannya demi anak kita," ucap Fabiano memberi harapan pada selingkuhannya.

Fabiano mengecup kening Gracia, ia malah kepikiran dengan Fiorella. Bagaimanapun wanita itu adalah wanita yang ia cintai sampai badai menyerangnya dan membuat kapalnya goyah.

Keesokan harinya.

Fabiano pulang ke rumah dan mendapati Fiorella tidak ada di rumah. Dia bertanya pada pembantu jika istrinya itu semalaman tidak pulang. Fabiano menelponnya namun tidak diangkat.

Tumben sekali dia tidak pulang ke rumah? Batin Fabiano.

Dia masuk ke dalam kamar kemudian memandang foto pernikahannya. Ada rasa menyesal dan kesal juga, menyesalnya ketika ia malah berselingkuh dengan sekretraris sendiri dan kesalnya adalah Fiorella tak kunjung hamil.

Ceklek...

Pintu terbuka, Fiorella pulang dan langsung merebahkan diri di tempat tidur tanpa menghiraukan suaminya.

"Dari mana saja kamu?" tanya Fabiano.

"Kamu juga dari mana saja?" tanya Fiorella.

"Aku ada urusan pekerjaan. Kamu dari mana?" tanya Fabiano.

Fiorella tidak menjawab.

"Fio! Ketika suami bertanya maka kamu harus menjawab," ucap Fabiano membentak.

Fiorela menatapnya dengan tajam, mata Fabiano malah terbelalak karena bekas merah itu bertambah dan menjadi dua. Dia mendekat dan memegang leher itu.

"Siapa pria itu? Siapa yang melakukan ini padamu?" tanya Fabiano.

Fiorella mendorongnya. "Minggirlah! Urus saja Gracia selingkuhanku itu! Apa pedulinya kamu padaku?"

Plak!

Fabiano menampar pipi Fiorella.

Terpopuler

Comments

Mommy QieS

Mommy QieS

jadi penasaran

2023-03-19

0

Mawar Berduri 🥀

Mawar Berduri 🥀

Kurang ajar banget kamu jdi suami itu memg perlu pukul² ya 😌😌

2023-03-16

0

Sunarti

Sunarti

yg slh siapa dan malah menyalah kan sang istri

2023-03-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!