lelaki botak yang ada di dalam kamar itu pun terlonjak kaget. padahal hasrat nya sudah di ujung ubun-ubun. tapi karena suara gubrakan pintu membuat dia menyudahi aktivitasnya. buru-buru ia memakai \*\*\*\*\*\* \*\*\*\*\*.
"Baj*Ngan, Bangs*t.....siapa kalian berani mengganggu kesengan ku Haaaa??" teriak kepala botak.
Alexander tidak fokus kepada kepala botak itu dia menatap wanita yang ada di ranjang yang sedang terikat.
"Maniak se*s sepertimu tidak pantas untuk hidup"sarkas Alex tangan mata nyalang nya.
"banyak omong kamu...haii kalian yg diluar sini....."pria kepala botak itu. dia tidak menyadari bahwa bawahnya sudah banyak yang mati.
"kau jangan berteriak. suaramu itu jelek. semua bawahanmu sudah kubantai"dengan santainya alex maju ke depan mengambil pedangnya.
lalu kepala botak itu mundur ke belakang dengan gemetaran. dia pun mengambil wanita itu untuk menjadi tamengnya. lalu dia mendorong wanita itu ke Alex.
Alex pun menangkap wanita itu. lalu memakaikan jubahnya untuk menutupi tubuh polos perempuan itu.
""John amankan gadis ini"John pun mengambil gadis itu dan membawanya pergi.
"baj***an siapa kau. aku tak mengenalmu. mengapa kau mengincar nyawaku"tanya bos itu kepada Alex dengan gemetaran.
Hahahhahahahah......
tolong mengerikan Alexander menggema di ruangan itu.
"bagaimana kau tak mengenali aku. kau sudah menghancurkan bisnisku. apa kau lupa kau sudah menyuruh orang-orangmu untuk membakar markas senjata api ku".tanya Alex dengan amarah menggebu.
" maafkan Aku . aku akan mengganti kerugianmu tapi tolong jangan bunuh aku"ucap bos itu sambil bersujud di kaki Alexander.
"Apa sekarang kau merasa takut?"seulas senyum mengerikan terlihat di bibir Alex.
"ampun.. ampuni aku tuan... Aku mohon jangan bunuh aku. aku masih mempunyai keluarga yang harus kuhidupi."ucap bos itu sambil berderaian air mata.
"Aku tidak ingin mendengar alasanmu. karena kau sudah menyinggung ku maka kau harus habis di tanganku"
lalu Alexander pun mencabut pedangnya. dia menebas tangan kiri si botak
Crasssssss....
tangan kiri jatuh dan menggelinding ke tanah. darah pun mengucur dari lengan si botak.
"Ahhhhh.....sakittt...."teriak si botak
tak hanya sampai di situ Alex pun menendang si botak dan memotong burung perkutut si botak.
Crasssss.....
"Ahhhhhh...."teriakan melengking terdengar dari si botak
lalu Alex pun mengambil burung perkutut itu dan memasukkannya ke mulut si botak.
"kau bilang kau harus menghidupi keluargamu. tapi kau tadi malah ingin memperkosa gadis itu. dasar mulut busuk"
ucap Alex dengan kejam.
lalu ia pun menusuk perut si botak berkali-kali. dia mengambil pedangnya dan mencongkel bola mata si botak. botak pun sudah banyak kehabisan darah . dia sudah terbaring lemah tak berdaya sambil badannya bergetar-getar. serasa nyawa sudah di ujung ubun ubun.
Alex pun menginjak bola mata itu sampai pecah.
anak buah Alex yang menyaksikannya bergidik ngeri. mereka seakan-akan ingin terkencing-kencing di celana melihat betapa psikopatnya bos besar mereka.
setelah membunuh si botak Alex pun memerintahkan bawahannya untuk mengumpulkan semua mayat menjadi satu dan kepala musuhnya itu digantung di depan pintu gerbang.
"bakar semua mayat ini. dan jangan lupa gantung kepala mereka di depan pintu gerbang markas mereka". ujar Alex.
lalu John pun datang menghampiri Alex.
"bos bagaimana jika kepolisian dan tentara keamanan negara ini mencurigai kita". tanya John kepada Alex.
"kau tak perlu kuatir jika mereka mengetahuinya suruh mereka menghadapi ku". Alex pun pergi meninggalkan markas tersebut, dia pergi ke apartemennya untuk membersihkan diri yang penuh dengan darah.
dan para rekannya membersihkan TKP sesuai arahan dari Alex.
Dilain sisi,di rumah sakit RX Indri dan salsa pun datang ke rumah sakit. dia melangkah maju ke resepsionis.
"maaf saya dari keluarga Putri Sanjaya. Dimana ya ruang Rawat Putri anak saya"tanya Indri kepada resepsionis.
"sebentar ya Bu saya cek. anak ibu di ruangan VIP nomor 38 ya Bu belok saja ke kanan dari sini"ujar resepsionis.
"baik terima kasih suster". Indri dan salsa pun meninggalkan suster itu.
saat sudah sampai di ruangan Putri, dia pun tertegun.
"Kenapa ruangannya seperti ini. kenapa banyak plastik-plastik seperti ini"heran Indri.
"iya nih mah. apa kita mampu membayar rumah sakit ini?"
"kamu bagaimana sih, kan Om Irfan ada, suruh saja Om Irfan membayar perawatan si Putri"ujar Indri.
"oh ya ya tapi aku masih heran mah kenapa ruangannya aneh seperti ini pasti ini sangat mahal"
"sudahlah jangan dipikirkan lebih baik kita hubungi Om Irfan supaya dia ke sini."
lalu Indri pun menelpon Irfan.
tereret tereret......
Irfan pun mengangkat telepon itu.
"halo ada apa ibu Indri?"tanya Irfan.
"begini mas Irfan. si Putri kecelakaan sekarang dia masuk rumah sakit.
saya sangat panik, saya akan kirimkan alamatnya ya".
"Apa......, bagaimana bisa baiklah saya akan langsung ke sana."tanpa mengucapkan salam Irfan pun bergegas menghampiri istrinya. dan membawa istrinya ke rumah sakit.
"kita mau ke mana sih pah buru-buru banget.papa juga terlihat panik?"
"Putri kecelakaan mah.sekarang dia dirawat di rumah sakit. kita harus bergegas ke sana. kasihan sekali anak itu. kalau sampai dia kenapa-napa pasti almarhumah ayah dan ibunya sangat kecewa kepada kita". jelas Irfan kepada istrinya.
"apa... bagaimana bisa begini, ayo laju kan mobil ini pah, Aku tidak mau Putri kenapa-napa hik hik hik"
ucap istri Irfan sambil menangis tersedu-sedu.
ya Irfan adalah adik angkat dari ayah Putri. tapi walaupun begitu dia sangat menyayangi Putri.
sebenarnya dia ingin mengangkat Putri menjadi anaknya. tapi Indri menolaknya dengan tegas. dia mengatakan dia bisa menjaga Putri. dan dia sangat mencintai Putri seperti anak kandungnya sendiri. tapi terkadang Irfan merasa curiga dengan gelagat Indri. dia tidak tahu kalau Putri sekarang sedang berhenti kuliah.
setelah sampai di rumah sakit mereka pun langsung masuk ke ruangan Putri.
"sayang bangun sayang. Putri bangun. jangan seperti ini hik hik hik...."tangis amel pecah seketika melihat keadaan Putri. kepala Putri di perban karena benturan dengan trotoar jalan.
"tenanglah mah Putri butuh istirahat, papa juga khawatir". ucap Irfan menenangkan amel
lalu Brian pun datang ke ruangan Putri.
"selamat sore bapak ibu. siapa di sini keluarga dari pasien atas nama Putri?"
tanya Brayan kepada orang yang ada di ruangan itu.
"ini saya paman dan bibinya Putri. ini ibu tirinya Putri"jelas Irfan kepada dokter.
"bagaimana keadaan keponakan saya?"tanya Irfan kepada Brian.
"bapak dan ibu tidak perlu khawatir. Putri sudah melewati masa kritisnya. sekarang tinggal menunggu masa pemulihan saja"
"oh...syukurlah, anakku sayang ,bangunlah Mama sangat khawatir sama kamu"ucap Indri sambil menangis dengan dibuat-buat. salsa pun ikut pura-pura menangis.
"huhuhuuuuuuu.....bangun putri..jangan seperti ini..aku kangen becanda sama kamu.kamu jangan pergi ya.kamu sudah seperti adik ku sendiri"tangis salsa dengan histeris. padahal itu hanya air mata buaya.
"mama tunggu di sini ya. papa akan menyelesaikan administrasinya".
sebelum melangkah Brian pun menghentikan Irfan.
"tunggu Om... biaya administrasinya sudah diselesaikan oleh orang yang membawa Putri ke sini. jadi Om tidak perlu khawatir."ujar Brian kepada Irfan.
"oh baiklah. apakah aku boleh menemuinya Aku ingin mengucapkan terima kasih karena dia sudah membawa keponakanku ke rumah sakit"tanya Irfan.
baiklah saya akan menelpon orang itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments