"Maksudku, apakah dia mengalami semacam trauma? Atau apakah diberhentikan dari militer karena usianya? Apa mungkin karena dia memiliki kesalahan?" Alya mencecar beberapa pertanyaan pada Hana. "Pasti karena dia berbuat salah," ucap Alya berdecak.
"Jika bukan karena Nona Jasmine Laura, Tuan Muda tidak akan mengubah jalur hidupnya," ucap Hana.
Mengenang masa lalu, Hana menghela nafas dalam hatinya, tetapi ia tersenyum tipis dan berkata, "Ada beberapa hal yang tidak boleh digosipkan oleh kami para pelayan. Jika kamu penasaran, kamu bisa bertanya pada Tuan Muda sendiri."
Alya menatap Hana sejenak dan tersenyum. Kemudian, ia mengubah topik pembicaraan mereka, mungkin besok atau lusa ia akan mencari informasi lagi tentang dia, Tuan Muda Dama. Pastinya untuk ia perjualkan.
"Aku lapar, Hana. Apa menurutmu makanannya sudah siap? Ayo cepat turun," ajak Alya.
Hana menatap gadis yang menurutnya sangat pemberani, tak ada yang berani berbicara ketus dengan tuan muda Dama selain dia.
Inilah salah satu alasan mengapa ia memuji Alya. Alya pintar, tidak pilih-pilih teman, dia pandai membaca pikiran orang. Serta dia itu humoris, pasti orang yang didekatnya akan dibuat tertawa oleh tingkah lagunya.
"Kamu sangat cerdas, Tuan Muda pasti akan menyukaimu," kata Hana.
Alya menunduk dan tidak berkata apa-apa. Ia tidak berharap suaminya itu akan mencintai dirinya, karena ia tahu posisinya. Serta ia tak pantas, ia miskin. Mungkin saja kalau dia tidak dipaksa oleh kakek Danu, mungkin dia tidak akan mau menikahi ia. Alya selalu mengingat hal ini agar tidak terjatuh lebih dalam, yang pastinya akan menyakiti dirinya sendiri kelak.
Di meja makan.
Suasana sedikit sepi. Hanya terdengar suara mangkuk dan sumpit yang beradu, begitu juga dengan suara mengetik. Alya lah yang mengetik dengan hiruk pikuk di ponselnya. Ia begitu tenggelam dalam dunianya sehingga ia gagal menyadari bahwa ekspresi pria yang duduk di hadapannya semakin murka.
Alya memiliki grup obrolan di kelasnya, kini mereka sedang saling mengirim pesan. Kini salah satu anggota grup mengetahui berita dari sumber yang tidak diketahui bahwa Alya memiliki informasi langsung tentang Dama dan mulai menawar dengan gila-gilaan. Harga penawaran mendekati lima juta.
"Lima juta!" Mata Alya berbinar.
Kelompok orang ini gila! Bagaimana mereka bisa menghabiskan begitu banyak uang hanya untuk sepotong berita yang menurutnya tidak berguna. Pikir Alya.
"Tapi semakin gila mereka, semakin baik. Hanya dengan cara ini ia bisa memiliki kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak uang," gumam Alya dalam hatinya.
Alya mendapat pesan dari nomor yang tidak ada namanya, ia bergegas membacanya, "Wanita seperti apa yang disukai Tuan Dama?"
Tiba-tiba, Alya sampai pada suatu kesimpulan. Ia dengan cepat mengetik, "Setengah polos dan setengah seksi! Aku berharap kamu berhasil mengejar Tuan Dama secepat mungkin. Semoga beruntung!"
"Apakah Jasmine benar-benar memiliki hubungan dengan Tuan Dama? Atau apakah mereka hanya berselingkuh?"
"Tidak sepertinya."
Dama selalu menyimpan misteri dan low profile. Dulu ada beberapa desas-desus antara dia dan sosialita terkenal, tetapi wanita-wanita itu tidak pernah menjadi berita bersamanya.
Alya mengetik kata demi kata. "Tidak, ini bukan gosip. Apa yang mereka miliki adalah cinta sejati, tapi jangan berkecil hati. Jasmine tidak akan menikah dengan Keluarga Damaputra di waktu singkat. Kamu masih memiliki kesempatan. Semoga beruntung."
Mustahil bagi ia jika menghabiskan sisa hidupnya dengan pria ini. Ketika ia menghasilkan cukup uang, ia akan pergi.
"Apakah kamu akan menghabiskan sisa hidupmu dengan ponselmu?"
Suara laki-laki yang dalam tiba-tiba terdengar. Suaranya sedikit lembut dan seksi, yang sangat menyenangkan.
Alya mendongak dengan heran dan bertemu dengan mata Dama. Dengan ekspresi Dama tidak terlihat bagus. Dia mengerutkan alisnya.
Alya mengalihkan pandangannya ke sekeliling dan meletakkan ponselnya. Ia kemudian berkata, "Maaf, aku salah."
Pria itu mengangkat kelopak matanya, terlihat santai.
"Apa yang kamu lakukan?"
Alya berkata dengan hati-hati, "Aku bermain dengan ponselku dan tidak berkonsentrasi pada makananku."
Dama mengangkat alisnya. Ada sedikit kesenangan di matanya yang gelap.
Ketika Alya mengamati reaksinya, ia tahu tebakannya benar, jadi ia segera membuang ponselnya ke samping dan dengan patuh menundukkan kepalanya untuk makan.
Mata gelap pria itu jatuh padanya. Ia berpikir bahwa dia masih muda untuk mengetahui lebih baik dan pada usia yang paling memberontak dan tidak terkendali, tetapi ternyata sebaliknya. Dia patuh, dan berperilaku sangat baik.
Insiden dengan Jasmine adalah contoh yang bagus. Ketika dia tahu tentang hal itu, dia tidak memiliki kebencian atau membuat keributan tentang hal itu. Dia bahkan tidak mencoba mencari tahu.
"Apakah ada sesuatu yang menyenangkan di ponselmu itu?" Dama bersandar dan tanya langsung.
"Aku tidak bisa membiarkan dia melihat ponselku, karena aku menjual informasi pribadinya untuk mendapatkan uang tambahan!" guman Alya cemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Olan
Mampir di Bad Husband ya guys
2023-02-27
1