Sepeninggalan dokter dari ruang Mami Boa semua tampak diam memikirkan bagaimana membujuk mami Boa supaya mau menjalankan Oprasi.
"Mih, mami mau yah menjalankan oprasi yang disarankan dokter" bujuk Yuna
"Gak usah yah sayang, Mami tidak perlu oprasi yang Mami perlukan hanya orang orang yang Mami sayangi ada di sisi Mami" Tolak Mami Boa
"Kenapa Mami gak mau oprasi?" Tanya Yuna ingin tahu alas an maminya tidak mau di oprasi
"Mami hanya takut, hembusan terakhir mami di meja oprasi" jelas mami boa akan ketakutan yang akan terjadi.
"Mami gak boleh mikir begitu, semuanya pasti berjalan lancer, kita akan cari dokter terhebat di dunia, iya kan Pih?” Tanya Yuna ke sang papi
"Iya sayang, bener apa kata putra kita, kamu gak usah mikirin sesuatu yang belum terjadi, oh ya waktu itu kamu bilang kalau kamu mau dioprasi asalkan princess kita mau memenuhin permintaan kamu" sahut papi kangta.
Terlintas dipikiran Boa setelah mendengar ucapan suaminya itu
"eumm, apa aku minta syarat ke putri ku ya, klw aku mau di oprasi asalkan dia mau menikah sama nak Agung sebelum aku oprasi, supaya ketika aku tidak selamat aku sudah tenang putriku menikah sama laki-laki yang tepat"batin Boa
"Mih, Ko Mami bengong, Mami mikirin apa? Tanya Yuna yang melihat Maminya tengah bengong
"Oh gak papa sayang" sahut mami Boa
"Mih, emang Mami mau minta apa sama Yuna supaya mami mau menjalankan oprasi ini, insyaallah Yuna akan kabulin permintaan mami asalkan mami mau di oprasi dan kembali sehat” ucap Yuna coba membujuk maminya untuk mau di oprasi.
"Mami mu menjalankan oprasi asalkan dengan satu syarat" pinta mami Boa
"Apa syaratnya sayang?" Tanya papi Kadir
"Mami mau sebelum oprasi, Yuna dan nak Agung menikah di hadapan Mami" permintaan mami Boa yang membuat orang seiisi ruangat tersebuat kaget.
"Apa, Menikah" ucap Yuna dengan berdiri kaget mendengar ucapan sang mami.
Tidak hanya Yuna, Yunho, papi Kadir, Agung dan Ayah Kangta pun kaget dengan ucapan Mami Boa karena tidak ada yg mengetahui tentang permintaan yang satu ini.
Agung yang merasa tidak enak dengan keluarga sahabat Ayahnya itu dia beranjak berjalan menuju ranjang dimana tempat mami Boa berbaring, mencoba membujuk untuk mengurungkan niatnya untuk menikahkan dia dan Yuna.
"Tante, Agung gak mungkun menikahi Yuna, Yuna sudah Agung anggap seperti adik sendiri dari Yuna masih kecil" jelas Agung coba menetralkan keadaan, dia juga bingung dengan persaannya ada rasa seneng ada juga sedih dia gak mau Yuna merasa tertekan dengan permintaan sang mami.
"Mih Yuna juga gak bisa menikah dengan ka Agung karena mami tahu sendiri kan aku sudah punya pilihan sendiri". Tolak Yuna karena dia gak mungkin nikah sama Agung karena posisi dia sekarang masih punya kekasih.
"Ya sudah kalau kalian gak mau, itu kan hanya syarat dari mami, kalau kalian gak mau mami gak akan maksa, dan untuk kamu sayang mami akan menunggu sampai kamu menikah dengan lelaki pilihanmu itu, baru mami mau oprasi" ucap mami dengan nada kecewa.
"Mih, gak bisa gitu dong mih, Mami harus di oprasi secepetnya". Bujuk Yuna
"Sudah yah sayang, Mami mau istirahat mami ngantuk"ucap dengan lemas
"Kalau gitu, Dir gua sama anak gua pamit pulang ya" pamit Ayah Kangta yang merasa Susana di ruangan ini sudah tidak enak.
"Thank you ya Bro" ucap papi Kangta
"It's Ok, kya sama siapa aja lo, Bo pamit pulang ya, cepet sembuh" pamit Ayah Kangta
"Makasih Mas" ucap Mami Boa
“Iya sama-sama” sahut Ayah Kangta
"Tante, Agung pamit pulang dulu ya" pamit Agung sembari mencium tangan mami Boa.
"Iya, makasih ya nak Agung uda mau jengukin tante" ucap mami Boa
"Sama-sama tante, tante cepet sembuh ya" ucap Agung
Kini Agung dan Ayah Kangta pun pulang menuju Apartemen yang di tempatin oleh agung selama kuliah di singapure.
Di rumah sakit setelah mami Boa tertidur, kini Yuno pamit pulang untuk mengambil beberapa pakaian milik dia, sang adik dan juga sang papi.
"Dek, mendingan kamu pulang istirahat di rumah biar Kakak yang disini yang jaga mami" bujuk Yunho sembaru mengelus rambut sang adik yang tengah duduk di samping sag ibunda.
"Gak mau Kak, aku mau disini temenin Mami" tolak Yuna
"Ya sudah, kakak mau pulang dulu ada dikit kerjaan nanti kakak kesini lagi" jelas Yunho
"Hemmm" sahut Yuna
"Pih, aku pulang dulu ada sedikit kerjaan nanti pas uda selesai aku kesini lagi, papi mau nitip apa?" pamit Yunho ke papi Kadir
"Nitip baju ganti Papi aja buat beberapa hari, tadi papi pas brangkat gak sempet bawa apa-apa." ucap papi Kadir
"Sama baju aku juga kak" ucap Yuna
"Hemm, kalau gitu aku pergi dulu ya pih" sahut Yunho semabri mencium sang papi.
"Iya, nyetirnya hati hati" pesan papi Kadir
"Iya, assalamualikum" pamit Yunho
"Waalaikum salam" sahut Yuna dan papi bersamaan.
Akhirnya Yuno pergi meninggalkan rumah sakit untuk menuju rumah kediaman mereka, yang berada di rumah sakit. Ketika dia kembali lagi ke rumah sakit tengah malam tiba2 dia melihat dari lorong rumah sakit di depan pintu rawat inap sang mami melihat sang adik sedang menangis di pelukan papinya, itu bertanda tengah terjadi sesuatu dengan sang mami.
"Pih, ada apa ini? Kenapa papi sama Yuna di luar?, terus kenapa Yuna nangis begini? Kamu kenapa dek?" Tanya Yunho
"Hiks hiks, Mamiiii...ka " sahut Yuna
“Tadi mami kamu tiba2 histeris merasakan sakit di kepalanya, dan kini sedang di priksa dokter"
Jelas papi Kadir
Kini dokterpun keluar dari ruangan tersebut.
"Dok gimana keadaan istri saya?" Tanya sang papi
"Maaf tuan, kalau bisa Nyonya jangan terlalu memikirkan hal2 yang berat dulu, atau gak keadaannya kristis lagi" jelas dokter
"Baik dok, tapi sekarang keadaan istri saya gak papa kan dok?" Tanya papi kadir
"Semuanya baik, dan saya sarankan Nyonya harus segera di oprasi" pintah dokter
"Baik dok, nanti saya kabarin dokter lagi" sahut papi Kadir
"Ya sudah, klw gitu saya permisi tuan” pamit dokter
"Makasih dok" ucap papi Kadir
"Sama-sama tuan” sahut dokter
Setelah kepergian dokter, kini mereka masuk ke ruangan mami Boa, Yuna ketika masuk langsung menuju samping tempat tidur sang ibu, di samping ibunya dia duduk sambil menangis melihat keadaan sang ibu, dan dia mulai berfikir kalau ibunya merintih kesakitan karena memikirkan penolakan yang dia berikan terhadap permintaan ibunya.
"Hiksss..., Hiksss...., mih maafin Ana mih" ucap Yuna dengan sangat menyesal
"Uda lah sayang mendingan kamu istirahat, kan kamu uda denger sendiri tadi mami kamu baik-baik aja" bujuk papi Kadir
"Gak pih, pasti mami kayak tadi karena memikirkan penolakan yang Ana berikan ke Mami tadi siang" sahut Yuna
"Uda dong dek, kalau kamu nangis terus kaya gini, nanti mami bangun ngelihat kamu nangis malah jadi tambah pikiran Mami" ucapYuno
"Iya sayang, apa yang di katakan kakak mu bener, kita di depan mami gak boleh kelihatan sedih supaya nambah semangat mami" bujuk papi kadir
"(Apa aku turutin aja yah keinginan mami, supaya mami mau di oprasi)" batin Yuna
"Sayang, kamu kenapa?" Tanya papi kadir sembari memegang pundak sang putri tercintanya itu, sehingga membuat yuna tersadar dri lamunannya.
"Eh..., iya pih" sahut Yuna yang tersadar dari lamunannya.
"Kamu kenapa?kamu sakit?" Tanya papi Kadir
"Gak pih, Ana gak papa” jawab Yuna
"Ya sudah kamu istirahat, nanti kalau mami sudah sadar, papi bangunin ya" bujuk Papi Kadir
"Iya pih" sahut Yuna
Akhirnya Yuna pun mengikuti perintah papinya untuk istirahat, dan kini dia tidur sofa yang terletak di ruangan tersebut, sedangkan yuno bergantian menjaga sang mami takut malam2 sang mami siuman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
suka😍😍
2023-03-15
1
🌸 𝑥𝑢𝑎𝑛 🌸
,
2023-03-14
1
Rapa Rasha
gimana ya 🤔
2023-03-08
2