Membuat keputusan
Pagi ketika pemeriksaan dokter semua berkumpul, ada Yuna yg tengah duduk di samping sang Mami, ada Papi Kadir dan juga Abang Yuno.
"Gimana Dok keadaan istri saya?" Tanya papi Kadir
"Untuk saat ini keadaan Nyonya Boa cukup setabil, tapi saya minta Tuan, Nyonya Boa jangan banyak berpikir yang membuatnya stres karen itu sangat mempengaruhi kesahat Nyonya, dan kalau bisa Nyonya harus segera di oprasi Tuan, atau gak keadaan Nyonya Boa semakin parah nantinya"jelas Dokter
"Baik dok, nanti saya akan coba terus bujuk istri saya supaya mau di oprasi" jawab papi Kadir
"Kalau gitu saya tinggal dulu Tuan"pamit Dokter
"Iya, Makasih Dok" ucap papi Kadir
Kini dokterpun keluar dari ruangan Mami Boa dan beberapa menit kemudian Agung datang bersama Ayah Kangta, sembari membawa makanan, karena mereka pasti tahu kalau yang nunggu mami Boa belum pada sarapan.
"Assalamualikum" ucap Agung dan Ayah Kangta secara bersamaan
"Wa'alaikum salam"
"Eh nak Agung, Mas Kangta" sapa Mami Boa
"Gimana sekarang keadaan tante? aku denger semalem kata Ayah, Tante ngedrop" Tanya Agung ketika masuk ke dalam rawat inap mami Boa
"Uda gak papa ko nak, tante uda enakan" jawab mami Boa dengan nada yang masih lemas.
"Syukur, Alhamdulillah, tante jangan mikirin apa2 dulu ya, Agung yakin tante bakalan sembuh ko”
“amin, makasih ya nak”
Yuna melihat interaksi sang mami dan laki laki di hadapannya ini mulai goyah, Yuna gak tahu kenapa kalau ketemu lelaki itu tuh terasa ada sesuatu yang tengah dia rindukan dalam diri soaok laki laki yang kini berada di hadapannya.
"(Sepertinya dia tidak seburuk yang aku kira, tapi kenapa hati kecil ku merasa setiap melihat dia seakan akan ada luka yang terobati)" gumam yuna dalam lamunannya
"Oh ya tante uda sarapan belum, kalau belum aku bawa sarapan buat tante, tadi sebelum kesini aku sempetin masak bubur buat tante, tante Mau?" tawar Agung
"Sebenernya sudah sih, tapi boleh deh tante mau makan lagi, lagian tadi makan makanan rumah sakit tidak enak.
"Bentar ya tan, Agung ambilin dulu" Agungpun mengambil bubur yang dia buat untuk Mami boa, sedangkan yuna masih setia dengan lamunannya sembari terus menatap sosok laki laki yang akan jadi calon suminya itu.
"Sayang, kamu ko ngelamun?"
Yuna kaget denga teguran sang Mami
"Euh.., kenapa Mih?" Tanya balik Yuna
"Kamu kenapa?" Tanya Mami Boa
"Gak papa Mih" jawab Yuna dengan Salah tingkah karena takut ketahuan kalau dia sedang memperhatikan Agung.
Tiba tiba Agung datang sembari membawa bubur untuk mami Boa
"Nih tan, biar Agung supin ya tan" ucap Agung
"Gak usah nak Agung, biar Yuna aja yang suapin tante, sayang tolong suapin mami ya" tolak Mami Boa
"Iya mih" sahut Yuna
"Gak usah tan, biar agung yang suapin tante, supaya yuna bisa sarapan sama om dan Bang Yuno, kebetulan aku bawa makanan banyak"
"Oh ya uda, sayang mendingan kamu sarapan gih sama papi sama Abang mu"
"Gak mih nanti aja sekalian Ana sarapan di kampus aja"
"Ya sudah kalau kamu gak mau makan, mami juga gak mau makan"
"Ko mami begitu, ya sudah Ana makan sekarang"
Akhirnya yuna berdiri dari posisinya menuju sofa yang ada di ruang itu, disitu tirlihat sang papi dan sang kakak sedang sarapan sembari berbincang bersama Ayah Kangta, dan mami Boa sudah memulai makan dwngan di supi oleh agung.
"Tante kenapa, buburnya gak enak yah, biar agung ganti yah" Tanya agung khawatir melihat ekspresi mami
boa yang tiba tiba berhenti mengunyah maknannya.
"Eh.., enggak ko nak, malah ini bubur paling enak yang pernah tante makan"
Sedangkan Yuna kini baru menepankan dirinya di sofa lanhsung di sambut hangat oleh ayah kangta sembari menawarkan sarapan.
"Oh ya nak Yuna nih sarapannya, katanya ini Agung pisahin khusus buat kamu"
"Eh.., iya terimakasih om"
"Ko terimakasihnya ke om Kangta sih de, kan yang buatin si Agung, terimaksihnya ke Agung dong"
Mendengat ucapan sang kakak yuna dalam hatinya geram karena di tau pasti sang kakak sengaja membuat sang adik salah tingkah.
"(Awas lo ka gua balas lo)"batin yuna
"Eh ya, Makasih Ka Makanannya" ucap Yuna sambil menunduk
"Sama sama de” jawab yang tak lain Yuno dengan nada jailnya.
"Apaan sih ka orang Ana bukan bicara ke kakak" sahut Yuna kesal ketika yang jawab ucapan dia sang kakak.
"Yah tadi kami cuman bilang, makasih ka makannnya yah di kira ke kakak, makanya kalau ngomong tuh yang jelas sebutin namanya" ledek Yuno "(rasain lo de)
Para orang tua melihat perdebatan itu pun hanya menggeleng2kan kepala.
"Makasih ka Agung Makanannya" ucap Yuna
"Ya sama-sama” jawab Agung
"Nah gitu kan jelas" sahut Yuno
"(Awas lo ka gua aumpelin tuh mulut)"batin Yuna sambil menatap tajam sang kakak
Yunho yang melihat sang adik sudah meluap emosinya dia segerap pamit untuk ke kantor, bukan karena takut tapi dia males berdebat ribut sama sang adek karena ujung-ujung nya sang papi membela sang adiknya itu.
"Uda selesai pih aku pegi ke kantor dulu ya ada meeting pagi soalnya" pamit Yuno semabri mencium tangan sang papi.
"Ya sudah sana" sahut papi Kadir
"Mih, aku pamit ke ke kantor dulu ya" pamit Yuno semabri mencium kening dan tangan sang mami.
"Ya kamu hati bawa mobilnya" jawab sang mami
"Iya, mami istirahat jangan banyak pikiran, tidak usah mikirin Ana, dia pasti mau ko nurutin permintaan mami" bisik yuno di balas dengan senyuman sang ibu.
"Gua duluan ya Bro" pamit yuno sembari menepuk pundak Agung
"Iya bang" saut Agung`
`
"Om aku tinggal ke kantor ya om" pamit Yuno semabi menyalami tangan Ayah Kangta
"Iya hati hati nak Yuno" sahut Ayah Kangta
"Asalamualikum semuanya" pamit Yuno
"Walaikum salam"
Kini Yuna tengah selesai sarapan dan dia sedang mempersiapkan diri di kamar mandi yang ada di ruangan itu untuk pergi ke kampus karna siang ada kelas.
"Gimana ini, apa gua harus bilang sekarang, Bismillah, Ya Allah semoga keputusan aku benar, ka Dimas aku minta maaf aku ngelakuin ini semua demi Mami, gak ada pilihan lain" gumam Yuna
Kini Yuna keluar dari kamar mandi langsung menuju tempat tidur sang mami
"Bismillahhirokhmanirokhim" gumam Yuna sambil berjalan menuju ranjang dimana maminya tengah berbaring.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya mami Boa heran dengan tingkah anaknya yang aneh
"Eummm, mih pih aku uda mutusin tentang permintaan mami"
Deg
Agung tersentak dengan ucapan Yuna, dia takut nanti Yuna akan menolak permintaan maminya, karena setatus dia sekarang masih pacar orang.
"Terus apa keputusan kamu sayang?" Tanya papi kadir
"Emm.., Yuna terima permintaan mami untuk menikah dengan ka Agung"
"Beneran sayang, kau mau nikah sama nak Agung, Alhamdulillah Ya Allah" ucap mami boa dengan ekspresi muka yang menggambarkan kebahagiaan
"Segitu bahagianya mami melihat aku akan menikah sama ka Agung, semoga dengan pengorbanan Yuna, mami tidak akan sakit sakit lagi ya mih”batin yuna
"Pih, anak kita mau nikah pih" ucap mami Boa dengan antusiasnya
"Iya sayang, jadi kamu gak usah mikirin macem-macem lagi ya, dan kamu harus menjalani oprasi dan kamu janji harus sembuh" bujuk Papi Kadir
"Iya sayang, aku janji pasti akan sembuh, dan aku uda siap untuk oprasi, tapi pih, mami minta pernikahan di laksanankan sebelum aku oprasi ya" ucap mami Boa
"Kamu tanya aja sama mereka yang mau nikah" jawab papi Kadir
"Gimana sayang?" kini giliran Mami Boa mengalihkan pertanyaan ke sang putrri tercinta.
"Apa gak terlalu cepet mih?" jawab Yuna
"Gak sayang, mami mau lihat kamu dan nak Agung nikah dulu, takutnya nanti oprasi mami tiba-tiba gagal gimana, mami gak bisa liat kamu nikah"
"His, gak boleh bilang begitu, kan tadi uda janji kalau kamu akan berusaha untuk sembuh" sahut Papi Kadir
"Iya maaf sayang, tapi kan rencana Allah kita tidak tahu”ucap mami Boa
"Gimana nak Agung?" kini mami Boa beralih Tanya ke Agung
"Agung sih gimana baiknya aja tante" sahut Agung
"Ya sudah nanti coba papi minta jadwal oprasinya dulu kapan sama dokter, baru kita putusin buat pernikahan kalian kapan akan dilaksanakan"
"Terimakasih sayang kamu mau ngabulin permintaan mami" ucap mami boa dengan menggenggam tangan sang putri tercinta dengan mata yang sudah berkaca kaca.
"Iya sama- sama mih, tapi mami harus janji harus sembuh" jawab Yuna
"Iya mami janji" sahut mami Boa
"Ya sudah, Ana mau pergi ke kampus soalnya 1 jam lg Ana ada kelas, pih aku ke kampus dulu ya ada kelas 1 jam lg" ijin Yuna
"Oh ya uda, kamu ke kampus naik apa, mobilnya di bawa kakak kamu" Tanya papi Kadir
"Ana naik taksi pih" jawab Yuna
"Mendingan Ana ke kampus sama Agung aja, kebetulan Agung mau ke kampus kan kamu gung, katanya mau ketemu rektor hari ini"
"Iya Yah" (wah ini pasti alesan ayah aja ini biar aku bisa nganter ana ke kampus, tapi gak papa lah, jadi bisa berduaan di mobil, thank you yah) batin agung sembaro tersenyum mengerti akan yang tengah sang ayah rencanakan.
"Apa gak ngerepotin Om" Tanya Yuna
"Gak, orang kalian kan satu tujuan ke kampus yang sama, iya kan gung" jawab Ayah Kangta
"Iya gak papa, kebetulan saya juga ada janji sama rektor, ya sudah yu mau jalan sekarang?" sahut Agung
"Iya, mih pih, om ana pamit dulu ya" pamit yuna sembari mencium tangan ketiga org tua itu di sambung dengan agung
"Tante, om Yah aku pergi dulu ya" Pamit Agung
"Duh yang gak sabar mau berduaan" ledek Ayah kangta
"Om nitip Ana ya gung" ucap papi Kadir
"Siap om” sahut Agung
"Assalamualaikum"
"Waalikum salam"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
up
2023-03-15
2
🌸 𝑥𝑢𝑎𝑛 🌸
𝒀𝒖𝒏𝒐 𝒌𝒎 𝒌𝒐𝒌 𝒖𝒔𝒊𝒍 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 𝒔𝒊𝒉......😂😂😂
2023-03-14
1
🌸 𝑥𝑢𝑎𝑛 🌸
𝒑𝒆𝒓𝒉𝒂𝒕𝒊𝒂𝒏 𝒂𝒎𝒂𝒕 𝒔𝒊 𝑨𝒈𝒖𝒏𝒈.....
2023-03-14
1