Ethan memeluk Gemma lalu mengajak Gemma mundur dari kompor, dia bersandar di meja dapur dan membawa Gemma yang masih di peluknya dari belakang. "Kita bisa melakukan yang lebih dari ini kan???" Tanya Ethan.
"Ya... Ethan...." Gemma berseru dengan pipi memerah malu, membuat Ethan tertawa dan mengecupi leher Gemma penuh gaiirah.
Ethan menggigit leher Gemma, meninggalkan bekas kecil kemerahan di sana. Seperti pejantan yang menandai betinanya. Jemarinya meraba lembut pay*dara Gemma dan meremaasnya dari belakang.
"Bagaimana menurutmu? Kau menyukai nya??" Tanya Ethan.
"Ya... So good... " Gemma berbisik lirih, untuk kemudian membiarkan bibirnya diIumat oleh Ethan dengan penuh gaiirah. Lelaki itu naik di atas meja dapur dan duduk disana, lalu mendongakkan kepala Gemma ke belakang, dia lalu menunduk ke atas Gemma dan meIumat bibirnya, dengan cara terbalik. Menciptakan sensasi yang berbeda. Membuat dia bisa mencecap, dan merasakan bibir Gemma dengan cara yang lebih sensuaI.
Tubuh Gemma melemas akibat ciuman itu sehingga Ethan harus menopangnya, dia bersandar sepenuhnya di tubuh Ethan, dan merasakan kejantaanan Ethan mulai mengeras, menekan tubuh belakangnya. Dengan lembut, kemudian membalikkan tubuh Gemma dan beranjak turun dari meja dapur. Dia mengangkat tubuh Gemma hingga terduduk di atas meja dapur itu. Dikecupnya dahi Gemma lembut, hidungnya, pipinya dan kemudian kembali ke bibirnya lagi.
Setiap kecupan Ethan membuat tubuh Gemma panas membara. Lelaki itu lalu membuka baju Gemma dan menurunkannya, pay*dara Gemma yang ternyata tidak terlindungi b'ra-. Sehingga langsung terpampang indah di depan Ethan.
Lelaki itu memuja pay*daranya. Mengelusnya lembut, mengusap ujung putingnya dengan penuh gaiirah hingga mengeras dan siap di tangannya. Lalu setelah putiing itu memenuhi keinginannya, Ethan mengecupnya lembut, dan menjiIatnya dengan menggoda. Membuat Gemma mengerang, merindukan hisapan Ethan di putiingnya yang membuatnya melayang. Lelaki itu tidak membuat Gemma menunggu lama, disesapnya payudara Gemma dengan penuh pemujaan, membuat tubuh Gemma lemas dan terbaring di atas meja dapur itu, dengan kaki menjuntai ke bawah.
Posisi Ethan sangat pas, karena tubuhnya tinggi, meja dapur itu pas setinggi pinggangnya. Dan sekarang di hadapannya, perempuan yang dinsuaki nya terbaring dengan kaki menjuntai ke bawah, paahanya terbuka, siap menerimanya.
Ethan menurunkan ceIana dalam Gemma, dan membukanya. Lalu dengan penuh gaiirah, tanpa peringatan apapun, karena Ethan tahu Gemma sudah sangat siap untuknya. Ethan segera melepaskan celananya dan menyatukan tubuhnya ke dalam kelembutan yang panas dan basah, yang sudah siap untuk menerimanya.
Kaki Gemma langsung melingkar di pinggang Ethan. Kemudian, ketika gerakan Ethan makin cepat dan bergaiirah, dia berdiri dan menumpu kan tangannya di tepi meja dapur, membuat Gemma terbaring di sana penuh gaiirah, menerima desakan-desakan Ethan jauh di dalam tubuhnya yang menimbulkan gelenyar panas tak tertahankan. Ethan lalu mengangkat kaki Gemma yang semula melingkari pinggangnya dan mengangkatnya ke pundaknya. Posisi itu membuatnya semakin mudah bergerak, menemukan titik-titik kenikmatan Gemma yang ada jauh di dalam kelembutan kewanitaannya, dan membawa Gemma langsung ke puncaknya.
"Kau sungguh nikmat Gemma..." Ethan berucap di antara napasnya yang memburu, "Apakah aku nikmat untukmu Gemma?"
Gemma mencoba menjawab. Tetapi sensasi itu sungguh menguasai tubuhnya, membuatnya semakin tersengal dan larut dalam kenikmatannya.
"Jawab aku Gemma...." Ethan tidak mau menyerah, "Apakah aku nikmat untukmu?"
Gemma mengulurkan tangannya, menyentuh pipi Ethan yang membungkuk di dekatnya, "Kau... sangat...." suaranya tertelan oleh napas memburu dan erangan tertahan karena dorongan Ethan yang bergairah, susah payah dia mencoba berkata,
"Kau.... sangat nikmat... untukku... Pen*s mu begitu besar dan memenuhi milikku... luar biasa nikmaattt.... "
Ethan menatap Gemmaa dengan rasa memiliki yang dalam, "Kalau begitu, mari kita saling menikmati...." Gerakannya menjadi semakin cepat, semakin bergairah, semakin tak tertahankan, "Ayo Gemma, nikmati aku... puaskan dirimu..." Ethan berbisik parau, membimbing Gemma ke dalam pusaran gaiirah. Sehingga dia akan mencapai puncaknya dengan begitu cepat. Ethan lekas menarik pen*s nya dan langsung memegangnya, mengarahkan ke perut Gemma. Ethan memegang pen*s nya sambil menggerakkan tangannya dengan cepat hingga akhirnya dia mengerang lalu miliknya mengeluarkan cairan kental berwarna putih yang menandakan bahwa dia sudah mencapai klimaksnya.
Ethan duduk dan menatap Gemma yang sedang sibuk di meja dapur. Setelah percintaan yang luar biasa itu, Gemma melanjutkan memasaknya. Ethan tidak menyangka jika Gemma mengajaknya bercinta, meskipun mereka belum dalam ikatan apapun. Belum menjadi kekasih, tetapi Gemma membuka diri, membuat Ethan merasa bahagia sekali dan seolah pintu hati Gemma terbuka lebar untuknya. Ethan akan mencoba meyakinkan dirinya lebih dulu dan memastikan bahwa nanti Gemma akan menerima cinta nya.
"Aku sudah siapkan makan siangmu, juga sebotol jus jeruk, dan sekarang kita sarapan bersama... " Ucap Gemma sambil mengangkat piring berisi makanan dan menyajikannya di meja makan.
Ethan duduk di kursi dan tersenyum melihat Gemma menyiapkan sarapan untuknya. Ethan sama sekali tidak menyangka jika Gemma meminta nya datang dan menyiapkan sarapan serta makan siang untuknya, tetapi juga mengajaknya untuk bercinta di pagi hari sebelum berangkat kerja. Hal yang sama sekali tidak ada dalam bayangan Ethan saat berangkat tadi.
"Thanks....!!! Aku jadi merepotkanmu... " Ucap Ethan.
"Tidak merepotkan, aku juga sekaligus membawa bekal untuk diriku sendiri..." Gemma duduk dan memberikan piring pada Ethan yang di atasnya sudah ada sandwich.
"Apa kau ingin mengisi hatimu dengan jalan-jalan???" Tanya Ethan.
Gemma menggeleng. "Tidak... Aku ingin di rumah saja... Sedang malas..." Jawab Gemma.
"Oh.... Baiklah kalau seperti itu..." Gumam Ethan sambil tersenyum menatap perempuan yang ada di depannya itu.
"Kapan-kaoan boleh kan aku datang ke apartemen mu??? Aku belum pernah kesana, dan kau yang sering datang kesini.. "
"Tentu saja boleh, kau bisa datang kapanpun kau mau, tetapi tentunya saat aku tidak bekerja.. Hehehe karena kalau kau datang saat aku bekerja, pintunya tertutup... Hahaha.. "
Gemma tertawa. "Hahaha kau benar... Bagaimana kalau malam ini???" Tanya Gemma.
"Oke tidak masalah, aku akan menjemputmu sepulang kerja... "
"Oke... Beritahu aku jika kau sudah selesai, dan aku akan bersiap... "
Ethan menganggukkan kepala nya dan kembali menyantap sarapannya. Mereka mengobrol sebentar sambil menyelesaikan makannya. Kemudian Ethan berpamitan dan harus pergi ke tempat kerja nya, karena takut terlambat. Tidak lupa Gemma memberikan sekotak makanan untuk Ethan agar bisa Ethan makan saat siang nanti. Ethan mengucapkan Terima kasih kepada Gemma yang sudah membuat sarapan dan makan siang untuknya.
Gemma mengantar Ethan sampai di depan rumah. Lelaki itu memasang headphone di telinganya untuk mendengarkan musik kemudian melambaikan tangannya pada Gemma dan pergi mengayuh sepeda nya. Ethan memang lelaki yang sederhana, dan sangat baik. Gemma mengakui hal itu. Gemma tahu bahwa sebenarnya Ethan bisa saja hidup seperti orang pada umumnya, tetapi entah apa yang membuat Ethan menghindari kehidupan berfoya-foya dan lebih memilih menjadi sosok yang sederhana dan bersahaja. Tetapi Gemma meyakini bahwa Ethan mungkin memiliki sesuatu yang menjadi tujuannya sehingga Ethan saat ini memilih untuk menjadi orang yang biasa saja dan terbilang sangat sederhana.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments