Mobil Ambulance dan mobil polisi dating bersamaan. Para petugas dari Rumah sakit segera megevakuasi jenazah Dokter Ridwan yang sudah lemah tanpa nyawa, dan Sofi mengiringnya hingga dimasukkan kedalam mobil.
Sementara itu Arga juga tengah lemah tak berdaya, pasrah saat polisi memborgol dan membawanya keluar menuju mobil mereka. Semua bukti dan saksi mengarah padanya, terlebih lagi Ia melihat Sofi yang begitu terpukul dan belum ingin mengganggu dengan debat yang akan kembali terjadi diantara mereka.
Hingga saat itu Hans tiba. Ia datang dengan wajah malaikatnya langsung memeluk Sofi saat itu, dan Sofi kembali menangis sejadi-jadinya dalam dekapan Hans yang tak lain adalah sahabat mereka berdua. Wajah lugu Hans saat itu benar-benar membuat Arga muak, ingin rasanya segera mengamuk dan menyerangnya secara membabi buta disana.
Tapi apa daya, itu akan memperkeruh suasana dan membuatnya semakin dalam jatuh kedalam lubang dasar jebakan yang ada.
"Dia jahat, Dia membunuh ayah." Suara lirih Sofi terdengar amat menyakitkan. Tak lagi menyebut nama arga atau panggilan mereka biasanya, tapi 'Dia'. Pertanda dalam sekejap Sofi telah melupakan semuanya tanpa sisa.
Siang berikutnya, usai pemakaman Dokter Ridwan. Tapi Arga sama sekali tak diizinkan keluar hanya sekedar datang ke pemakaman meski seseorang menjamin dirinya. Arga hanya bisa diam merenung didalam jeruji besi dengan seragam barunya disana. Bahkan seperti terisolasi tanpa adanya penghuni lain untuk sekedar berbagi cerita dengannya.
Dan seorang gadis datang dengan pakaian serba hitamnya. Arga yang melihatnya langsung semangat seketika, seolah diberi harapan untuk kembali dapat meraih hati Sofi dengan segala penjelasan darinya. Apalagi saat polisi membuka pintu untuk Ia keluar dan memberi mereka kesempatan berdua untuk bicara.
Arga duduk tepat didepan sofi saat itu. Ia berusaha meraih tangan sofi yang ada diatas meja, namun sofi seketika menarik tangan itu dari Arga dengan mimik muka begitu jijik pada pria yang pernah amat ia cinta sebelumnya itu.
Sofi justru melepas cincin yang pernah arga berikan sebelumnya, jauh sebelum arga ingin melamarnya kemarin.
"Kita... Sudah tak ada hubungan lagi setelah ini." ucapnya dengan wajah datar. Bahkan, Ia sama sekali tak menatap Arga meski ada didepan matanya.
"Tidak... Kau tak bisa melakukan ini padaku, Sofi."
"Bagaimana tidak? Apa aku harus mempertahankan hubungan dengan pembunuh ayahku sendiri? Tidak bisa, Arga. Itu mustahil,"
"Kau bahkan tak pernah mau mendengar penjelasanku! Kau hanya melihat, tanpa mau mendengar semua yang ku lihat. Apakah itu adil?" tanya Arga dengan wajah yang begitu sendu. Kekasihnya sendiri tak pernah mau mendengarnya sama sekali, meski hanya secuil penjelasan.
" Kau yang disana, dengan pistol ditanganmu. Apalagi yang harus aku dengar."
"Sofi!" bentak arga dengan segala rasa kecewa yang ada. Padahal Ia sudah amat berharap dengan kedatangan itu, tapi beda dengan yang Ia terima.
"Sampai jumpa di pengadilan, Arga. Aku yang akan menuntutmu secara langsung disana dengan pengacaraku." Sofi memakai tasnya, lalu berdiri memutar badan meninggalkan Arga.
Arga yang tak terima, ikut berdiri dan berusaha mengejar sofi saat itu. Namun, polisi yang ada langsung menjagal tubuhnya agar tak bisa melanjutkan langkah kaki. Dan Arga langsung histeris memanggil sofi, setidaknya agar Ia mau mendengarkan dirinya sedikit saja kali ini.
"Sofi... Sofi!! Kamu ngga bisa begini, Sofi. Dengerin aku dulu!" teriak Arga.
Tapi sofi sama sekali tak mendengarkannya, Ia terus saja melaju tanpa pernah menoleh padanya sama sekali. Ia hanya terus melaju, hingga akhirnya terlihat masuk kedalam mobil bersama anton yang melayaninya.
" AAaaaaarrrrgggghhhhh!!" Semua rasa kecewa, marah, menjadi satu didalam hatinya. Tubuhnya seketika ditarik, dan dimasukkan kembali dalam jeruji besi yang dari semalam memang menjadi tempat tinggalnya.
" AAaaaaarrrrgggghhhhh!!" Semua rasa kecewa, marah, menjadi satu didalam hatinya. Tubuhnya seketika ditarik, dan dimasukkan kembali dalam jeruji besi yang dari semalam memang menjadi tempat tinggalnya.
Arga menangis sendirian, meratapi kemalangan nasibnya. Apalagi setelah kejadian dan semuanya, orang-orang terdekat mulai menjauh. Usaha yang Ia miliki seketika bangkrut tanpa sisa, semua meninggalkan dirinya tanpa pernah mau menoleh kebelakang pada apa yang pernah Ia lakukan.
"Arga... Mama meninggal," ucap Zaky, sahabat yang masih ada untuknya saat itu. Dan masih ada kemungkinan jika zaky nantinya juga akan pergi meninggalkan dirinya
"Me-meninggal?" tanya Arga yang syok dengan kabar mengenai mamanya.
"Iya, Ga. Maaf, aku tak bisa merawatnya dengan baik selama sakit. Beliau begitu syok dengan segala kasus dan kejadian yang menimpamu, apalagi perusahaan habis, Ga. Aku merawat Mama, hanya terbatas dengan keuanganku saja. Maaf," sesal zaky saat itu.
Ia tertunduk lesu, apalagi menyayangkan bahwa Arga tak dapat datang ke makam mamanya sama sekali karena semua proses yang ada. Arga memang sudah jatuh sejatuh-jatuhnya saat ini. Membela diri saja sudah tak mampu lagi, bahkan rasanya Ia hanya ingin mati menyusul Mamanya agar tak lagi menerita seperti ini.
"Kau lemah, jika kau ingin mati hanya gara-gara ini." ucap seorang pria yang berada satu sel dengannya. Pria paruh baya dengan tampang yang cukup sangar, berjenggot tebal dan sama sekali tak terawat.
Selama beberapa bulan bersama, Ia lebih banyak diam tanpa pernah menyapa Arga sama sekali. Baru kali ini, saat Arga frustasi justru Ia datang seolah menjadi penasehat yang hebat untuk rekan satu ruangannya itu.
"Kau tak tahu bagaimana aku sekarang, Pak. Andai kau tahu betapa sakitnya saat ini, kau mungkin akan berfikir hal yang sama denganku." balas Arga yang duduk memojok disel yang mereka huni.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉
sofi kenapa sama sekali ga mau denger penjelasan arga.udah berhubungan lama harusnya sofi tau bagaimana sifat arga.lagian untuk apa arga bunuh calon mertuanya sendiri😩🤦♀️
2023-03-09
1
Santi Sukmawati
cerita nya mirip dengan Ranjang balas dendam sang mafia..
2023-02-10
5
Elsa Pasalli
Itu emang kenyataan hidup Arga, saat sukses atau kaya, semua datang mendekat dan ngaku saudara atau teman. tapi begitu kita jatuh semua malah menjauh bahkan pura pura gak kenal....
2023-02-06
2