Mika dan Kia berjalan santai, mereka tak menyadari kalo di sekitarnya sudah sepi .
" Kalian masih mau ngobrol apa mau masuk ke kelas ?". dari belakang mereka sudah berdiri seorang guru pria yang masih muda .
" Eh Pak Mar ". ucap Mika .
" Pak Rio ". ucap Kiara.
Mario hampir saja meledakkan tawanya , kalo saja ia tak ingat ini sedang berada di sekolah, ia harus jaga imej sebagai guru Matematika yang terkenal kiler.
" Mika , sudah berapa kali saya bilang jangan panggil saya dengan Mar , seperti nama perempuan saja ". Mario tak habis pikir , muridnya yang satu ini memang beda.
" Biar beda aja Pak sama yang lain ". Mika memasang wajah imutnya.
" Terserah kamu aja , tapi awas kalo ada yang manggil saya dengan sebutan Mar kayak kamu , kamu yang akan saya hukum ".
" Lah Pak...gak bisa gitu dong ".
" Sudah masuk , saya mau mulai pelajaran ".
Hufft...keduanya mendengus, mengikuti Mario yang sudah berjalan terlebih dahulu.
" Assalamualaikum , selamat pagi anak - anak ".
" Waalaikumsalam , Selamat pagi juga Pak ".
Yang di dalam kaget karena ada lagi yang mengucapkan salam setelah Pak Mario. Siapa lagi kalo bukan Mika dan Kia.
" Wah , Pak Mario bawa asisten rumah tangga kesini ?". celetuk Susanto.
" Gue mau dong kalo asisten rumah tangganya kayak Mika , gue taroh di kamar gue buat nemenin bobok ". tambah Iwan.
" Susan , Iwan setia kawan...bisa diem gak !". Mika melotot ke arah Susanto dan Iwan.
Iwan setiawan hanya mengelus dadanya , namanya juga diganti sama Mika jadi setia kawan.
" Anto ...Mika , jangan panggil Susan apa , gue cowok tulen ". Susanto merengut kesal...tak ayal seluruh kelas cekikikan karena ulah Mika dan Susanto.
" Seenaknya ganti - ganti nama orang ". gerutu Susanto.
Ternyata bukan nama ku saja yang ia panggil seenaknya , tapi kenapa kedengarannya lucu ya , bahkan aku sendiri tak bisa marah padanya....ucap Mario dalam hati.
" Kalian semuanya diam , sekarang giliran saya yang bicara atau ada yang mau menggantikan saya di depan sini !". tentunya tawaran Mario mendapat gelengan dari para muridnya.
Seketika suasana langsung hening ketika Mario sudah mulai mengeluarkan taringnya.
Untung aja tampan , jadi bisa buat ngilangin stres
Kalo bukan Pak Mario yang ngajar males banget dah , Matematika ...pelajaran paling gue benci.
Begitulah ucapan dalam hati para murid - murid perempuan , kecuali Mika dan Melani.
Mario mulai menjelaskan , setelah itu ia memberi soal di papan tulis. Tak ada yang berani maju kecuali Mika .
Seperti biasa, jawaban Mika benar.
" Kerjakan halaman 10 , besok kumpulkan ke Mika !". ucap Mario sebelum berlalu keluar kelas.
" Kok gue ". tunjuk Mika pada dirinya sendiri.
" Tenang Mika sayang , nanti abang Nanda bantuin bawanya ya ". Nanda mendekat ke arah Mika.
" Harus itu bang , nanti gue beliin teh sisri oke kan ".
" Ck...seribu doang , adek gue juga gak mau di jajanin cuma seribu Mik ". keluh Nanda.
" Katanya cinta , masak ngeluh sih Nan ". balas Kiara.
" Bener tuh ". tambah Melani.
" Gak usah pada ribut , besok gue aja yang bantuin elo Mika ". ucap Bayu sang ketua kelas...yang memang sudah menaruh hati pada Mikayla sejak awal masuk sekolah.
" Nah tuh , ini baru cowok sejati , membantu tanpa pamprih .
" Besok di tunggu contekannya ya Mik ". pinta Anto.
" Kebiasaan ".
" Mika , Kia ..kita ke kantin aja yuk , lapar nih !". ajak Melani.
Di Kantin suasana nya belum terlalu rame. Mika dan sahabatnya sudah mengambil tempat duduk di pojok, sengaja agar tidak terlalu terganggu.
Bayu dan kawan- kawannya juga ikut duduk bersama Mika , karena memang bangkunya panjang.
Cintya datang bersama gengnya , ia satu angkatan dengan Mika tapi beda kelas.
Ia anak seorang pengusaha , karena merasa paling kaya ia jadi suka merendahkan yang lainnya. Apalagi kepada Mika , melihat Mika yang cantik , ia merasa tersaingi , ia menjadikan Mika sebagai musuhnya ...padahal Mika sendiri tak ambil pusing tentang keberadaan Cintya.
Melewati meja Mika , Cintya berdecih dan melirik sinis. " Punya duit lo jajan di sini , jangan- jangan ngutang lagi ". ucap Cintya, lalu di sambung tawa mengejek pada Mìka.
" Heh , elo budek ya , gue ngomong sama elo !". merasa tak ada tanggapan dari Mika , Cintya kesal sendiri.
" Mikaaa, gadis miskin aja belagu lo , di tanya sama Cintya gak jawab ". Dira membela Cintya.
" Hah , elo ngomong sama gue, sory gue gak tau , habis dari tadi elo ngoceh sendiri tanpa nyebutin nama, kirain lagi baca mantra ". ucap Mika santai , tentu saja yang semeja dengan Mika semuanya tertawa lirih.
" Elo ya !!! Cintya menunjuk ke Mika.
" Lagian elo pusing amat mikirin gue ngutang apa engga, kalo lo banyak duit bayarin aja napa , sekalian amal buat kaum dhuafa...iya gak gaes ?".
" Betul itu...". Anto dan Nanda paling semangat jawabnya.
" Cih , gak sudi gue....". Cintya meninggalkan meja Mika dengan mengibaskan rambut panjangnya.
" Dasar Aneh ". Kiara menatap tak suka pada kelakuan Cintya , ia juga merasa tersindir karena ia juga berasal dari keluarga sederhana.
" Si Micin elo pikirin Ki , udah gak usah di dengerin ..gue yang selalu dia kata - katain aja enggak ambil pusing kok , gue heran ada masalah apa sampe segitunya benci sama gue ".
" Tangan gue panas pengen nonjok tuh mulut biar gak bisa ngomong kasar lagi ke orang ". Kiara masih geregetan.
" Jangan lah Ki , tangan elo kan kayak kuli , bukan mulut aja , muka Cintya bisa bonyok kalo elo tonjok , auto operasi plastik dia ". Melani terkekeh membayangkan Cintya yang di pukul Kiara.
" Bener juga lo Mel , gue udah pernah kena tabok Kia ...beuhhhh dua hari gak ilang nyerinya ". Iwan teringat ketika Kiara tak sengaja memukulnya.
" Elo nya aja yang lebay...cowok apaan lo, gue tabok pelan aja pake mewek ". kata Kiara.
" Beneran sakit Ki..".
" Gue udah kenyang, itung Mel ". itulah fungsinya Melani , kalo soal ngitung duit paling cepet dia.
" Empat puluh delapan ribu Mik ". Mika mengeluarkan uang 50 ribuan .
" Mika , masak elo lagi yang bayar sih ". Kiara tak enak hati , Mika seringkali mentraktir dirinya dan juga Melani.
" Santai aja Ki , lain kali elo sama Melan yang gantian traktir gue ".
Mereka beranjak bersama , tapi sebelum keluar kantin Mika bertemu dengan rombongan kakak kelas .
" Mau kemana Mika ?". tanya Rayyan , si ketos tampan.
" Mau ke kelas Kak Ray, kami duluan ya Kak !". Mika langsung menarik tangan Kiara dan Melani agar menjauh dari sana.
Dug...." Aduhhh ". Mika mengusap kakinya yang tersandung kaki meja.
Rayyan mengangguk tanpa menghilangkan senyumnya pada Mikayla. Dari jauh terlihat Cintya tidak suka , ia sudah sering mencari perhatian pada kakak kelasnya itu , tapi tak sedikitpun Rayyan melihat ke arahnya .
" Tembak Rayyy...". teriak teman - teman Rayyan.
" Belum saatnya ". ucapnya lalu memilih duduk .
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments