Kenyataan

Pencarian terus di lakukan hingga batas waktu tiga hari, Dengan Stand by 24 jam, Akan tetapi keluarga Bryan menginginkan agar pencarian terus dilakukan hingga batas maksimal yakni tujuh hari. Dan selama itu pula tim SAR tidak menemukan jasad Belvana kecuali selimut yang terakhir di kenakan Belvana ketika ia di bawa lari oleh Leli. Dengan itu pencarian di tutup dengan kesimpulan jika Belvana telah meninggal dunia.

Seluruh keluarga tak kuasa menahan kesedihannya terutama Zia yang berkali-kali jatuh pingsan. Namun seiring berjalannya waktu perlahan Zia mulai bangkit dari keterpurukannya dengan harapan suatu saat Belvana akan di temukan. Namun hingga 18th berlalu harapan itu hanyalah tinggal harapan. Karena selama itu pula tidak ada satu pertanda pun jika Belvana masih hidup.

#Flashback Off

Seperti setiap tahunnya. Zia mendatangi jembatan sungai yang memisahkannya dari salah satu bayi kembarnya. Ia akan menaburkan bunga ke sunga dan menaruh kertas ucapan ulang tahun serta hadiah di jembatan tersebut. Zia tidak peduli siapa yang akan mengambilnya, Namun yang jelas Zia merasa harus melakukan itu di setiap ulang tahunnya.

"Kita pulang," ucap Bryan.

"Sebentar lagi."

"Mama... Ini sudah sore, Cuaca juga mau hujan." imbuh Belva.

"Sudah Mama bilang sebentar lagi, Kenapa kamu tidak mengerti?!"

Melihat Adik perempuannya di bentak, Ziyan merangkul pundak Belva untuk tidak merasa sedih.

Menyadari sikap kasarnya, Zia mendekati Belva dan memeluknya.

"Maafkan Mama sayang, Mama tidak bermaksud membentak mu."

"Tidak masalah Ma, Belva yang salah."

"Tidak Sayang, Kamu benar, Ayo kita pulang."

Mereka pun melangkah meninggalkan jembatan dan menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari sana. Namun disaat Zia mau masuk ke dalam mobil, Zia melihat seorang gadis yang mengenakan dress seperti yang ia letakkan di jembatan satu tahun lalu. Tanpa berpikir panjang, Zia pun berlari mengejar gadis itu.

"Berhentiiii...." triak Zia.

"Ziaaa..." Bryan pun kembali turun dan mengejar sang istri. Demikian pula dengan Ziyan dan juga Belva yang ikut berlari mengejar kedua orang tuanya.

"Hey... Berhentiii..." Zia terus berlari hingga menabrak pejalan kaki lainnya.

"Zia berhenti Zia, Kamu bisa terjatuh." Bryan menarik tangan Zia untuk menghentikannya. Namun kedua netra Zia terus melihat kearah lain dimana ia melihat gadis seusianya Belva.

"Aku tidak akan membiarkannya pergi lagi, Belvana sudah kembali." Zia melepaskan kedua tangan Bryan dan kembali mengejar gadis itu. Kali ini Zia menabrak pedagang asongan sehingga membuat dagangannya jatuh berantakan.

"Maaf-maaf..." ucap Zia yang kemudian ingin melarikan diri. Namun pedagang asongan yang tidak terima dagangannya hancur berantakan menahan Zia untuk meminta ganti rugi.

"Lepaskan istri ku!" tegas Bryan yang baru sampai.

"Bayar dulu baru saya lepasin."

"Apa segini cukup?" Bryan mengeluarkan beberapa lembar uang pecahan seratus ribu darii dalam dompetnya. Tanpa menawar lagi pedagang asongan tersebut mengambil uang itu dan memunguti dagangannya.

"Apa Anda tidak papa?"

Pertanyaan itu membuat Zia menoleh ke belakang. Ia menatap gadis di depannya dari ujung kaki hingga ujung kepalanya. Dress yang sama seperti yang ia letakkan di jembatan satu tahun lalu.

"Tapi..." hatinya begitu sesak menerima kenyataan bahwa gadis yang ia kejar bukanlah Belvana seperti harapannya.

"Nyonya..."

"A-mmm... Ya, Aku baik-baik saja. Terimakasih."

Gadis itupun mengangguk dan pergi.

Zia pun membenamkan wajahnya di dada Bryan menangis sejadi-jadinya.

"Mas benar. Aku harus menerima kenyataan jika Belvana telah tiada."

Bryan hanya terdiam mengusap kepala sang istri yang masih terus berharap jika Belvana masih hidup meskipun sudah bertahun-tahun lamanya.

Zia melepaskan pelukannya dan mendekati Belva. Ia mengusap wajahnya kemudian memeluknya.

"Maafkan Mama Belva, Mama terlalu fokus pada Belvana sehingga Mama sering membentak dan mengabaikan mu."

"Belva tau Ma, Mama jangan bersedih lagi, Mama masih punya Belva dan kak Ziyan."

"Kamu benar Sayang, Mama janji, Mulai hari ini Mama akan fokus pada kalian berdua, Mama tidak akan sedih lagi." Zia memeluk Belva dan juga Ziyan dengan sisa air matanya. Bryan pun tersenyum lega dan berharap setelah hari ini hanya kebahagiaan yang akan menyertai keluarga mereka.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

sedih nya 😢😢😢

2025-01-05

1

ita🍓

ita🍓

nyesek ya Thor 😭😭

2023-10-04

0

Umi Tum

Umi Tum

ikutan 😭😭😭🤧🤧

2023-02-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!