Kau Istriku.

"Tuan... Tuan..." panggil Edwin karena sejak tadi Barra tidak menyahuti ucapanya.

"Ada apa?" tanya nya dengan sorot mata kesal karena dirinya sedang membayangkan tiga bulan yang lalu saat dirinya membuat perubahan besar dalam hidupnya.

"Kita sudah sampai," ujar Edwin yang masih duduk di kursi depan dan membuat Barra mengedarkan pandanganya lalu menggendong Anin yang tertidur di pelukanya.

Di luar Mansion nya seluruh pelayang sedang berbaris menunggu kedatangan Tuanya dengan seorang pelayan paruh baya yang membukakan pintu mobil untuknya.

"Tuan, saya sudah siapkan kamar untuk Nona Anin tempati di bangunan sebelah." ujar Bram kepala pelayan di Mansion itu.

"Tidak perlu, dia istriku dan dia harus tinggal di tempat dan kamar yang sama denganku." ujar Barra sambil melangkah kan kakinya melewati para pelayan yang sedang menunduk pada dirinya.

"Tapi Tuan, apa anda yakin?" tanya Bram untuk memastikan.

"Kau kira aku suka bermain-main dengan ucapanku?" tanya Barra sambil menyorotinya dengan tatapan tajamnya membuat Bram menundukan kepalanya dan tidak lagi mengikuti pria itu masuk kedalam Mansionya.

Seluruh pelayan mendekati Bram saat Tuanya masuk kedalam Mansion mewah itu, "Kepala pelayan, apa kita tidak salah lihat? Tuan Barra membawa seseorang masuk kedalam Mansion bersamanya!" seru salah satu pelayan wanita yang sudah lama bekerja di sana.

"Apa tuan sudah sembuh?" tanya yang lainya.

"Sudah diam! kalian kembali ke bangunan sebelah dan kerjakan pekerjaan di sana! ingat, tidak ada yang boleh masuk ke bangunan utama saat Tuan sedang ada di dalamnya!" titah Kepala pelayan yang tidak ada bosan-bosanya mengingatkan pada pelayan lainya, sejujurnya dia sendiri sangat penasaran seperti para pelayan lainya.

"Baik kepala pelayan," ujar para pelayan lainya yang kurang lebih berjumlah dua puluh orang itu lalu berlarian oergi ke bangunan sebelah yang tidak kalah mewahnya dengan bangunan utama.

"Apa aku tidak salah liat?" Tanya Edwin berjalan mendekati Bram, sambil menyucek-ngucek matanya.

"Iya, dia membawa seorang wanita masuk kedalam Mansionya." ujar Bram sambil berdiri melihat bangunan besar dan megah itu.

"Bahkan kita dan keluarganya saja tidak pernah bersama saat berada di Mansionya." ujar Edwin dengan kecewa, karena Barra tidak pernah mengijinkan siapapun masuk kedalam Mansionya jika sedang ada dirinya di dalam sana. Seluruh pelayanpun bekerja saat Tuanya sudah tidak ada di Mansion, semua tidak pernah bertatap muka dengan nya di dalam Mansion dan juga pengamanan yang sangat ketat yang mengelilingi tempat itu.

Di dalam kamar Barra mengelus wajah Anin yang sangat sembab namun tidak menghilangkan sedikit pun kecantikanya, "kamu akan aman bersamaku." ujarnya sambil perlahan membuka kancing pakainya sendiri tanpa mengalihkan pandanganya pada wajah cantik Anin.

Sifat ceria dan polos Anin yang selalu membuat Barra memperhatikan gadis itu dari awal pertemuannya saat dirinya mengajar di kelas Anin, wajahnya dan sifatnya yang membuat Barra yakin jika Anin sangat mirip dengan Emily.

Tiba-tiba Anin membuka matanya dan membuat keduanya saling bertatapan sedetik kemudian Anin berteriak membuat Barra menutup telinganya, "apa yang kamu lakukan Anin!" sentak Barra kesal karena gadis itu membuat telinganya kesakitan.

"Apa yang kamu lakukan kepadaku, Kak?" tanya Anin sambil menyilangkan kedua lenganya di depan dada nya.

"Apa? apa maksudmu Anin?" tanya Barra karena bingung melihat Anin yang duduk ketakutan melihat dirinya dan menuduhnya.

"Kamu mau apa? kenapa kancing kemejamu di buka seperti itu?" tanya Anin dengan keringat dingin di dahinya.

Barra menyunggingkan bibirnya dan kembali berjalan mendekati gadis itu, "kau kan istriku dan kita baru saja menikah. Sudah pasti kita akan melakukan malam pertama bukan?" ucap Barra setengah berbisik dengan senyum yang tidak bisa di artikan itu.

"Aku tidak mau!" teriak Anin sambil mendorong tubuh Barra menjauh. "Aku kekasih kak Dylan adikmu sendiri Kak, dia akan marah jika dia tau perbuatan mu! Dan lagi aku tidak mencintaimu!" sentak Anin dengan isak tangis yang mulai pecah kembali.

Barra yang sejak awal tidak ada niat untuk menyentuhnya, menjadi murka karena ucapan Anin yang melukai hatinya.

"Aku tidak peduli kau mencintaiku atau tidak! yang jelas kau harus ingat pakta jika Ayahmu sudah menjualmu kepadaku! Dan satu lagi, Dylan tidak akan berkutik dan menolongmu karena kita menikah Sah secara agama dan negara! ingat itu baik-baik istriku!" sentaknya dengan nada menyudutkan dan sorot mata yang terlihat sangat marah membuat Anin diam ketakutan.

Barra berjalan kedalam kamar mandi setelah mengancam Anin dan membuat gadis itu ketakutan, Anin dengan cepat berjalan ke arah pintu saat melihat Barra menghilang namun sial pintu itu tidak bisa di buka.

Tanpa kehabisan akal Anin pun berjalan dan langsung mengangkat gagang telpon berusaha menghubungi nomor telepon kekasihnya untuk memberi kabar jika dirinya sedang berada dalam masalah besar.

"Kak Dylan ayo angkat telponku," gumamnya dengan wajah panik dan tubuh bergetar, dia takut jika malam ini akan menjadi akhir dari segalanya jika dirinya melakukan malam pertama dengan pria yang menakutkan itu.

Namun berulang kali Anin melakukan panggilan telpon, Dylan sama sekali tidak mengangkatnya. Anin merasa prustasi hingga akhirnya dia pun tertidur di atas ranjang sambil memegang gagang telpon yang ada di atas nakas itu dengan sisa air mata di pipinya.

Tak lama kemudian Barra kelaur dari kamar mandi dengan pakian yang sudah di gantinya dan melihat Anin, Barra menyimpan kembali telpon rumah itu di atas nakas dan membenarkan posisi tidur istrinya.

"Kau bodoh Anin, kekasihmu sedang bersenang-senang dengan wanita-wanitanya." ucap Barra dengan suara pelan dan rendahnya, Barra melihat wajah Anin dengan sendu sambil mengelus pipi itu dengan lembut. "Aku janji tidak akan melukaimu, kau hanya perlu tinggal di sampingku Anin." ujarnya lalu merebahkan tubuhnya di samping Anin.

.

.

to be continued...

Terpopuler

Comments

Aprilia Hadiwasana

Aprilia Hadiwasana

((((( pakta )))))

2023-12-08

0

#ayu.kurniaa_

#ayu.kurniaa_

.

2023-12-08

0

Nurul Mariama

Nurul Mariama

Masa iya ada manusia se kiler bara?

2023-12-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!