"Kau mau kemana lagi? Apa yang kemarin terjadi di rumah bandar judi itu. Kau tidak berniat untuk membagi ceritanya pada Ibukah?" cecar Amara penuh selidik. Ia tak tau saja, jika masa depan sang putri telah menjadi jaminan untuk menebus semua hutang dari pria tak berguna yang sialnya adalah ayah kandung, Sania.
"Nanti, juga Ibu tau. Sania mau kerumah Bu Prita setelah itu ke klinik lagi. Ibu jangan lupa terus minum ramuannya," jawab Sania berkilah. Ia belum siap menceritakan kejadian kemarin sore di rumah Terry si bandar judi.
"Mau ngapain lagi kamu ketemu dia? Mereka tuh orang kaya dan terpandang. Mungkin saja pria itu sudah menikah di luar kota. Mana mungkin dia kembali hanya untukmu Sania! Berpikirlah, secara logis! Kenapa kau begitu mudah terbuai rayuan sang pemimpin. Kau tau kan, mereka terbiasa bermulut manis demi kepentingan mereka sendiri." Amara terlihat tidak setuju dengan rencana Sania yang masih suka mendatangi Prita untuk menanyakan keseriusan putranya itu.
Karena bagi, Amara. Putrinya seperti pengemis cinta. Sania bagai tak punya harga diri. Padahal tidak begitu bagi Prita. Amara saja yang belum mengenal bagaimana sifat Prita yang lembut dan baik hati. Karena itulah, banyak wanita dan anak gadis berlomba-lomba untuk mendapatkan Xilondra. Karena mereka pasti bahagia. Pijat suami tampan, kaya dan terpandang serta ibu mertua yang baik dan penyayang.
Bukankah itu impian setiap wanita?
"Bu. Cukup. Jangan berpikiran jelek tentang orang lain. Aku ada urusan lain dengan beliau. Lagipula, Sania mulai mengikhlaskan apapun yang terjadi. Terpenting, dia baik-baik saja. Itu yang aku pikirkan selama ini Bu. Keadaannya di sana. Karena, Sania--"
"Ini bukan soal pikiran jelek. Tapi soal realita! Orang seperti kita tidak akan pernah naik derajat. Kecuali kisah dalam dongeng Cinderella!" ketua Amara semakin menjadi. Ia nampak tak terima acap kali ucapannya di sanggah oleh putri semata wayangnya.
"Ya sudah. Terserah Ibu saja. Sania pamit." Demi menyudahi perdebatan mereka yang kalau di ladeni tidak akan berhenti selama berjam-jam. Sania memutuskan pergi tanpa menunggu jawaban dari Amara.
"Lihatlah kau, Bondan! Kalau bukan karena kau yang gila judi. Anakku pasti tidak akan di remehkan oleh orang lain! Semoga saja kau jatuh dari tebing lalu jatuh ke sungai dan dimakan Aligator!" teriak Amara geram seorang diri. Karena kelakuan Bondan, semua harta miliknya habis sedikit demi sedikit.
Sementara itu di kediaman Prita.
"Jadi, akhirnya kau memutuskan untuk menyerah, juga Nak?" Prita bertanya pada gadis yang hampir saja menjadi calon menantunya ini. Ia menatap Sania dengan sendu.
"Maafkan, Sania, Bu. Keadaan yang memaksaku untuk menghentikan penantian ini. Jujur, semua ini, sangat sulit." Sania menggigit bibirnya guna menahan Isak yang hampir melesak keluar dari pita suaranya.
"Seharusnya, Ibu yang meminta maaf padamu. Kau sudah cukup menunggu, Xi. Kau sudah menunjukkan komitmen kesetiaan dan janji kalian. Ibu akan terlihat egois dan jahat jika terus memaksamu menungguinya. Ibu juga--" Tak tahan juga, kristal bening itupun luruh membasahi kedua pipi tirus Prita.
Sania, menghapus air matanya yang tanpa ijin ikut jatuh. "Sania berharap. Xi bahagia dimanapun, ia berada."
Apa yang terjadi pada Xilondra?
Di suatu tempat yang jauh dari desa cenderawasih. Nampak seorang pria bertubuh kekar, baru saja membuka matanya. Pria bermata hazel ini berkedip-kedip sebentar. Lalu mulai beradaptasi terhadap cahaya yang tembus melalui celah atap rumbia. Ia terlihat menggerakkan lehernya pelan. Mengedarkan pandangannya ke kiri dan ke kanan.
Menggeliat kecil dan melenguh. Ketika, di rasa seluruh tubuhnya linu.
"Argh! Kepalaku!" Pria yang mengenakan pakaian aneh ini memegangi kepalanya kencang. Tak lama kemudian ia membelalakkan kedua matanya ketika di rasa telah ingat sesuatu.
"Ternyata, aku masih hidup setelah kejadian itu." Dadanya terlihat turun naik ketika ingatannya kembali pada kejadian yang menyeramkan di hutan terlarang.
"Ge, si gala bantebe!" nampak seorang wanita remaja yang baru masuk berteriak kala melihat Xilondra terduduk di tempat tidur.
Ini bahasa apa? Aku belum pernah mendengarnya. Juga pakaiannya --
Xilondra pun menengok apa yang ia kenakan. Seketika kedua matanya kembali membola.
Suku apa yang menyelamatkan ku ini!
...Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Mak Aul
sipp
2023-02-05
0
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
ladalah xi kau sedang dalam ujian berat
2023-02-05
2
Itarohmawati Rohmawati
lanjut beb ..
2023-02-04
2