Timbal balik yang sepadan

Setelah percakapan itu usai, Enza tak mau beranjak dari apartment, dia merasa semuanya sangat aneh, hingga mengungkapkan semua yang ada di dalam hatinya.

"Kau mungkin seorang mafia, aku juga tokoh mafia di dalam film. Akan tetapi, untuk menjadi seorang istri dari bos mafia, aku tidak sanggup!" ucap Enza dengan menatap mata Ale.

Ale lalu mendekat ke arah Enza.

Dia memeluk gadis itu dengan erat.

"Aku bisa memberikan dunia dan seisinya. Kau masih tidak mau denganku? masih menolak lamaranku?" jawab Ale sambil merapikan rambut Enza yang agak menyebar kemana-mana.

Sepertinya Enza tidak sadar jika riasan wajah dan rambutnya masih berantakan.

"Astaga!" ucap Enza saat sang bos menarik kuncir kudanya.

"Aku tak suka gadis polos, tapi aku lebih suka gadis elegan. Kau akan tetap menjadi istriku. Mau atau tidak, bukan urusanku. Tugasku hanya memaksamu."

Sang mafia benar-benar membuat seorang Enza tak bisa berkutik.

Semuanya terasa sangat aneh, hanya saja menjadi seorang gadis yang bersalah karena tidur dengan sang mafia, membuat Enza harus menanggung akibatnya.

"Kau ikut aku, kita akan menikah!" pinta Ale.

Tangan kekarnya seketika menarik lengan sang gadis dan membawanya keluar dari unit apartemen itu.

Sang gadis masih merasa aneh dengan semua perlakuan baik yang dilakukan oleh Ale.

Dia merasa tidak pantas mendapatkannya, hanya saja Ale sudah terbiasa dengan Enza.

Sang gadis berada di dalam lift sekarang.

Keduanya berada dalam satu ruang lift, tidak ada orang lain di sana.

"Enza, itukan namamu?" tanya Ale.

"Hm, darimana kau tahu?" jawab Enza ketus.

"Dompetmu ketinggalan di hotel, apakah kau lupa?" ungkap Ale.

"Aku tidak lupa, hanya saja malas untuk mengambilnya."

Sang gadis bener-bener merasa pertemuan dengan Ale begitu mempersulit hidupnya.

Dia adalah gadis miskin dan yatim piatu, mana bisa menjadi istri pria yang memiliki kekuasaan seperti Ale?

Sang gadis sama sekali tidak habis pikir.

Jika dia saja tidak menginginkan pertanggung jawaban, kenapa Ale bersusah payah ingin menikahinya?

Otaknya sangat sulit berpikir ketika menghadapi satu hal yang sangat rumit seperti ini.

.

.

.

Tempat parkir ...

Dua orang itu telah berada di tempat parkir, sang mafia meminta calon pengantin untuk masuk terlebih dahulu ke dalam mobil, tetapi Enza tidak kunjung mematuhi perintah sang mafia.

"Kau hanya diam, apa marah? apa kesal? katakan saja apa yang ada di dalam hatimu," pinta Ale.

Dia merasa bahwa sang gadis sudah menolaknya, namun dia akan terus berusaha.

"Tuan, aku sudah mengatakan jika tidak minta pertanggung jawabanmu. Tolong lepaskan aku," pinta Enza dengan sepenuh hati.

"Sekuat apapun kau berharap, tidak akan pernah aku kabulkan permintaanmu," jelas seorang Ale yang sangat keras kepala.

Dia mendorong tubuh sang gadis agar masuk ke dalam mobil tentu saja dorongan yang sangat lembut.

Enza merasa tidak tahu diri, tapi mau bagaimana lagi?

Rasanya sangat kesal, dia tidak mau menikah tetapi terus saja dipaksa.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Ale dengan bersungguh-sungguh.

"Kembali kepada mantan kekasihku dan membalaskan dendam," sahut sang gadis.

"Jadilah istriku, aku akan membantumu," jawab Ale.

"Benarkah?"

"Tentu."

Sang gadis sangat senang dengan jawaban sang mafia, pada akhirnya Enza mampu menjadikan hidupnya lebih berarti dengan tetap menjunjung tinggi rasa gengsinya, dia tak mau sang mantan bahagia sebab telah membuatnya menderita.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!