3

Clek

Monika tiba di sebuah rumah yang dalam ingatannya rumah itu ialah rumah perempuan yang sekarang ia tempati tubuhnya.

"Kau baru pulang?!! Dari mana saja kau?!! Sudah dibiayai mahal-mahal masuk sekolah kedokteran, sekarang malah suka keluyuran, Apakah kau tahu berapa kali pihak rumah sakit menghubungiku karena kau yang tidak masuk bekerja?!!" Teriak seorang perempuan yang merupakan ibu tiri Monika.

Sementara Monica yang mendengarkan itu, dia tidak memperdulikannya dan hanya berjalan memasuki rumah lalu melihat ayahnya yang sedang duduk sambil minum-minum bersama dengan beberapa pria, lalu saudara perempuannya yang sedang makan mie instan.

"Bolehkah aku minta sedikit?" Tanya Monica yang saat itu merasa sangat kelaparan karena dia belum mencicipi makanan apapun sejak ia masuk ke dalam tubuh dari perempuan yang juga bernama Monica.

"Eh?! Apa aku tidak salah dengar?!! Beraninya kau meminta dariku! Cepat pergi sana! Cuci semua piring dan pakaian yang ada di belakang!!! Ah, jangan lupa juga, masih ada pakaian di dalam kamarku, semuanya itu harus dibersihkan atau kalau tidak aku akan melaporkanmu pada Ayah!!" Bentak perempuan yang sedang menikmati mie instan itu hingga membuat Monikq menghela nafas dan melihat keadaan rumah yang begitu berantakan.

Keluarganya membuka usaha jualan barang campuran, Monikq sama sekali tidak memiliki keberanian untuk meminta satupun barang yang dijual di toko mereka.

Sangat berbeda dengan saudara tirinya yang dapat mengambil apapun yang ada di toko tanpa harus memikirkan ibunya yang mungkin memarahinya.

"Pelit!! Pelit!!" Teriak burung beo yang sedari tadi mengikuti Ivanka di belakang perempuan itu.

Hal itu langsung membuat sang gadis yang menikmati mie instan menatap ke arah lantai dan melihat burung beo yang langsung terbang ke arahnya dan menyambar wajahnya.

"Ahhh!!" Teriak perempuan itu langsung memukul burung beo kau masih tetapi burung beo dengan cepat terbang ke bahu Monica untuk mencari perlindungan.

"Ahh!! Burung siallan, aku akan memangangmu nanti!!!" Teriak perempuan itu yang merasa perih di bagian wajahnya.

Tetapi perempuan itu tidak menyadari bahwa ada luka cakar di wajahnya sehingga membuat Monikq hanya tersenyum lalu pergi meninggalkan perempuan itu dengan memasuki kamarnya.

"Kau membuat masalah di rumah ini,, luka cakar dari cakarmu tidak pernah hilang, dia pasti akan sangat marah!!" Ucap Monika sembari menutup pintu kamarnya.

"Biarkan saja!" Ucap burung beo itu sembari memperhatikan kamar tempat mereka berada lalu dia terbang ke atas ranjang dan merasakan betapa kerasnya ranjang itu.

"Apakah ranjang ini terbuat dari batu?" Ucap burung beo yang merasa prihatin bahwa kali ini Nona nya harus hidup susah!!

"Jangan terlalu banyak bicara, dinding ini tidak kedap suara," ucap Monica sembari mengetuk-ngetup dinding yang ternyata hanya terbuat dari papan yang tipis.

Sang burung beo hanya bisa mengeluh dengan cara memalingkan wajahnya lalu terbang ke arah jendela untuk melihat pemandangan di luar jendela, namun burung beo itu sangat terkejut ketika ternyata yang ada di belakang rumah itu hanyalah tumpukan sampah.

"Sangat kotor!!" Gerutu sang burung beo kembali terbang ke dalam kamar.

Tetapi dia tidak mendapati lagi nonanya ada di sana karena perempuan itu telah pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah mandi, Monica mengambil pakaiannya lalu dia hendak meninggalkan rumah ketika dia mendengar suara seorang perempuan menangis histeris.

"Huwa.....!! Hiks,, hiks,, hiks,,,!! Ibu!! Ibu!" Teriakan dari kamar saudara tirinya yang bernama Dira langsung membuat Monica mengetahui bahwa perempuan itu pasti telah melihat cakaran di wajahnya.

Hal itu membuatnya berjalan cepat ke arah luar bersamaan dengan pertemuannya dengan ibu tirinya yang memandanginya dengan wajah masamnya.

"Kau mau ke rumah sakit?" Tanya perempuan itu langsung dijawab anggukan Monika.

Setelah mengangguk, Monica meneruskan langkahnya dengan burung beo yang terus mengikutinya hingga membuat Ibu Monika hendak menangkap burung beo itu ketika burung beo itu langsung terbang ke bahu Monika, namun perempuan itu tidak punya waktu banyak untuk memperhatikannya sebab Dia harus menghampiri putrinya yang menangis.

"Hei!! Kenapa kau menangis sangat keras? Ayahmu sedang ada di rumah, dia akan memarahimu nanti!!" Teriakan dari dalam rumah hanya membuat Monica tersenyum mengejek.

"Ibu!! Wajahku dicakar oleh burung beo yang dibawa oleh Monica, dan lihat cakaran ini, pasti akan berbekas!!!" Teriak Dira pada ibunya.

"Apa?!!" ucap Ibu tiri Monika yang bernama Amanda.

"Burung beo itu, aku ingin Ibu menangkapnya dan memanggangnya untukku!!!" Teriak Dira benar-benar membuat Amanda merasa kesal hingga perempuan itu dengan cepat keluar dari kamar untuk menangkap burung beo yang tadi bersama-sama dengan Monica.

Putrinya begitu cantik, Jadi tentunya dia sangat marah saat melihat wajah putrinya telah dirusak oleh cakaran dari burung beo yang dibawa oleh anak tirinya ke rumah mereka.

Terpopuler

Comments

Agnes Orindo

Agnes Orindo

suka

2023-02-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!