Putri Monika
Seorang perempuan berdiri di atas ambang pembatas jembatan sungai terbesar di ibukota Xx.
Perempuan dengan mata yang bengkak dengan namun pandangan yang begitu kosong menatap ke arah derasnya air sungai yang mengalir di bawah jembatan tersebut.
Meski saat itu hari sudah malam dan hujan lebat jatuh di atas tanah ibu kota, tetapi perempuan itu tidak memperdulikannya dan dia hanya mengepal kuat tangannya menatap ke arah genangan air yang diterangi oleh lampu-lampu jalan.
Tidak ada suara yang terdengar dari bibir perempuan itu, karena suara hujan jauh lebih keras dan petir yang menyambar jauh lebih memekakkan telinga sehingga menelan suara Isak perempuan itu.
Duarr...!!!
Duarr....!!!
Bersamaan dengan suara petir yang menyambar begitu keras, maka Sang Perempuan itu menjatuhkan dirinya ke sungai dengan sebuah senyum di wajahnya.
Byur!!!
Drasshhhhh....!!!
Drashhh....!!
Blup.. Blup.. Blup..
Tidak ada satupun orang yang menjadi saksi acara bunuh diri itu, hanya sungai, jembatan, langit, hujan dan suara petir yang menjadi saksinya sampai pada keesokan paginya tubuh Perempuan itu terkapar di pinggir sungai.
"Bagun! Bangun!!" Suara burung beo di dekat telinga perempuan itu langsung membuat Sang Perempuan terbangun lalu menatap sekitarnya dan juga melihat burung beo yang kini berdiri di atas kaki perempuan yang sedang duduk itu.
"Selamat datang kembali Putri!!" Kata Sang burung beo langsung membuat perempuan yang duduk itu tersenyum mengulurkan tangannya untuk menyentuh burung beo itu ketika dia melihat tangannya penuh dengan lumpur dan terlihat menjijikkan.
"Ahh,,, perempuan ini mati dengan cara apa sih?" Ucap perempuan itu yang merasa kesal karena dia terbangun di sebuah tubuh yang begitu kotor.
"Putri, maksudnya nona, ini adalah kesempatan terakhir Nona untuk hidup, tapi kenapa Nona malah masuk ke dalam tubuh yang begitu jelek? Ahh,,, Apakah Nona sudah mengingat apa yang terjadi pada perempuan ini?" Tanya burung beo itu langsung dibuat sama perempuan meminjamkan matanya lalu dia kemudian melihat setiap detik masa hidup perempuan itu.
Setelah beberapa menit, perempuan itu membuka matanya dan menatap burung beo yang juga menatapnya dengan tatapan yang sangat penasaran, "hah,, ini kehidupan yang terakhir, tapi aku malah masuk ke dalam tubuh perempuan muda yang berasal dari keluarga miskin!" Kesal perempuan itu sembari berdiri lalu dia kemudian berjalan ke arah sungai yang airnya sudah tenang dan membasuh tubuhnya.
Burung beo yang berada di pinggir sungai memperhatikan perempuan yang tengah mandi itu, lalu beberapa saat kemudian burung beo itu kembali berkata, "kalau kali ini Nona lahir di keluarga miskin, maka Nona pasti tidak akan bisa bertemu dengan Pangeran Albert. Pangeran Albert pasti terlahir dalam keluarga kaya raya."
Ucapan burung beo itu langsung menghentikan gerakan perempuan bernama Monika, lalu dia kemudian berjalan ke arah pinggir menghampiri burung beo.
"Ahh,, kau benar, sedangkan aku terlahir dalam keluarga kaya raya saja, aku tidak bisa menemukannya, apalagi kalau aku terlahir di tubuh yang berasal dari keluarga miskin. Hah,, tapi sebenarnya dia ada di mana? Ini kehidupanku yang ketiga tapi aku belum bisa menemukannya!" Ucap Monika sembari menatap sekelilingnya dengan perasaan frustasi, dan saat itu Dia benar-benar tersesat entah di hutan mana yang hanya ada pohon-pohon tinggi.
"Nona tenanglah, istirahat di sini dan aku akan pergi berkeliling untuk mencari jalan keluar dari tempat ini," ucap burung beo itu kemudian terbang meninggalkan Monica yang mana saat itu Monika mulai melepaskan pakaiannya untuk dikeringkan.
Sembari menunggu pakaiannya kering, perempuan itu memilih berendam di air sungai membersihkan tubuhnya yang masih penuh dengan kotoran apalagi rambut panjangnya yang terasa begitu keras.
Tak berapa lama kemudian burung beo kembali menghampirinya, "jalan keluarnya sangat jauh, ada sekitar 3 km. Nona pasti tidak akan sanggup berjalan sejauh itu," ucap sang burung beo yang jelas tahu bahwa nonanya tidak biasa berjalan kaki terlalu jauh.
Tetapi Monika yang mendengarkan itu tersenyum pada burung beo sembari melangkah menuju pakaiannya, "mungkin itu lah gunanya aku terlahir di tubuh ini, tubuh ini sudah biasa bekerja keras, jadi aku rasa berjalan 10 km juga tidak ada apa-apanya Jika memakai tubuh ini," ucap monika sembari memakai pakaiannya dengan burung beo yang membantu perempuan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Indah Rahayu
karya baru thor,,semangat dan sukses selalu buat mu
2023-02-01
2
$uRa
salam .baca ahhh
2023-02-01
0