Pagi ini, Xiao Lu ditemani oleh salah satu pelayan, berangkat menuju pasar untuk berkeliling. Awalnya, Jenderal Ahn tidak memperbolehkan karena takut ia akan tertekan kembali jika mendengar gosip tak sedap dari para penduduk. Tetapi, Xiao Lu meyakinkan sang ayah jika ia akan baik-baik saja. Terlebih, penduduk tidak mengetahui rupa dari Xiao Lu sendiri. Dan dengan berat hati, sang ayah mengijinkan Xiao Lu.
"Mao, kau tahu tempat yang menjual herbal?" Tanya Xiao Lu pada pelayan yang bernama Mao itu.
"Saya tahu nona. Itu ada ditengah pasar kota. Dan tempat itu merupakan tempat yang menjual herbal terlengkap dikerajaan," jawab Mao dengan antusias.
Xiao Lu yang mendengar itu mengangguk paham sembari menatap sekelilingnya. Benar ternyata jika rumor tentang'nya' masih merembat. Namun, ia tak peduli akan hal itu. Dan langsung menarik tangan Mao guna menunjukkan jalan.
"Antarkan aku," ucap Xiao Lu dan dengan semangat, Mao berjalan riang sembari menggandeng tangan majikannya.
Mao memang masih nampak muda. Ia baru berusia 13 tahun. 3 tahun diatas adiknya, Jing Mi. Ia memaklumi karena Mao memang masih kecil. Mungkin disini ia berusia 16 tahun, namun jiwa aslinya telah berumur 25 tahun sehingga sikapnya pastilah dewasa.
Mereka berdua pun berjalan menuju tempat penjualan herbal. Dan dalam perjalanan itu, Xiao Lu terus menatap sekelilingnya dengan wajah datar tanpa ekspresi. Tak jarang ia menjadi sorotan beberapa penduduk yang melihat ke arahnya. Namun karena sifatnya yang memang acuh, ia tak menghiraukan mereka yang menatapnya penasaran.
"AKU TAK MENCURI!"
Seruan keras itu mengalihkan tatapannya dari sekitar menuju kerumunan yang ada didepannya. Xiao Lu mengangkat alisnya saat melihat perawakan seorang pemuda dengan pakaian lusuh tengah menatap seorang pria dewasa dengan tajam.
"DASAR BOCAH SIALAN! SUDAH JELAS KAU MENCURI DAGANGANKU MASIH TIDAK MAU MENGAKU!! KAU HARUS KU BAWA KE BIRO HUKUM!!" Bentak keras pria dewasa yang tak lain adalah salah satu pedagang.
"SUDAH KU KATAKAN, AKU TIDAK MENCURI DAGANGANMU!!" Seru pemuda itu karena tak terima dengan tuduhan dari pria didepannya.
"KAU-"
"Ada apa ini?"
Suara halus namun terdengar dingin itu langsung saja membuat sekerumun orang itu menatap ke asal suara tak terkecuali pemuda lusuh itu.
Kerumunan itu melihat seorang gadis muda berwajah cantik dengan tatapan datar dengan mengernyitkan dahi karena mereka baru melihat gadis ini. Namun mereka tahu, jika gadis ini mungkin putri dari seorang bangsawan dengan hanya melihat pakaian yang ia pakai pun mereka tahu jika pakaian itu terbuat dari kain kualitas terbaik meskipun pakaian itu terlihat sederhana.
Gadis yang tak lain adalah Xiao Lu itu menatap mereka datar dengan salah satu alis yang terangkat. Mao yang berada disampingnya menarik pelan tangan Xiao Lu karena takut terjadi apa-apa dengan majikannya.
"No-na.." panggil Mao dengan suara pelan.
"Diamlah dulu," ucap Xiao Lu pelan ke arah Mao yang ketakutan. Ia mengusap tangan yang menggenggam tangannya dengan ibu jarinya yang halus membuat Mao sedikit tenang.
"Tak ada yang mau menjawab?" Ucap Xiao Lu dengan dingin.
Xiao Lu mengeluarkan aura yang membuat orang-orang disekitar sana bergidik. Mereka terus menatap penuh tanya pada gadis yang mereka yakini masih berusia sekitar 15-16 tahunan didepannya dengan penuh tanya.
"B-bocah ini mencuri daganganku!!" Ucap pria pedagang itu dengan keras walaupun ia merasakan bulu halusnya berdiri karena mata tajam gadis didepannya.
"Oh ya?" Tanya Xiao Lu dengan sebelah alis terangkat.
"Apakah kau benar-benar mencurinya?" Tanya Xiao Lu sambil menatap ke arah pemuda lusuh itu.
"Tidak!" Ucap pemuda itu tegas walaupun ia juga agak merinding menatap Xiao Lu.
"Dia bilang tidak. Jika ia memang mencuri, apa kau punya bukti?" Ucap Xiao Lu pada pedagang yang kini meneguk ludahnya gugup.
"Ta-tapi tadi aku melihatnya-"
"Melihat apa? Tadi aku hendak mengambil tusukan rambut yang jatuh dibawah dan mengembalikannya padamu! Aku sudah menjelaskannya, tapi kau tidak percaya!" potong pemuda lusuh itu pada si pedagang.
Pedagang itu terdiam saat melihat beberapa tatapan yang mengarah padanya dengan pandangan mencemooh karena penjelasan pemuda didepannya memang benar adanya.
"Ck. Menggelikan," ucap pelan Xiao Lu sambil berdecak namun ia menatap penuh minat ke arah pemuda lusuh itu.
Ia mulai memikirkan untuk membuat Blackrose seperti didunianya dulu. Ia pun menyeringai ke arah pemuda lusuh yang tampak tak gentar saat ia terus dipojokkan oleh pedagang dan beberapa orang yang berkerumun. Ia melihat tekat kuat dimata pemuda itu.
"Bubar!" Ucap Xiao Lu tajam membuat kerumunan itu tanpa menatap kembali ke arah Xiao Lu langsung saja bubar dan melakukan aktivitas mereka kembali.
Pedagang itu juga kembali ke rukonya. Dan pemuda itu menghela nafas dan kemudian menatap Xiao Lu. Ia tersenyum tulus pada Xiao Lu.
"Terimakasih, nona," ucap pemuda itu tulus. Ia tadi benar-benar terpojok.
"Tak masalah. Tapi-"
Xiao Lu menghentikan ucapannya dan menatap pemuda yang juga mentap ke arahnya dengan waswas. Mao juga menatap ke arah nona-nya itu dengan pandangan bertanya.
"-kau harus menjadi orangku," tambah Xiao Lu dengan seringai andalannya.
"A-apa?" Ucap pemuda itu. Ia langsung saja menatap tajam ke arah Xiao Lu.
"Aku memang miskin. Tapi aku punya harga diri dan aku tak akan menjadi budak siapapun!" Tambahnya tajam.
Xiao Lu mengangguk-ngangguk puas dengan jawaban pemuda didepannya. Perkiraannya memang selalu tepat. Pemuda itu tidka akan merendah meskipun ia telah terpojok pun.
"Aku tidak menjadikanmu budak. Aku justru ingin membantumu supaya kau tidak kesusahan lagi," ucap Xiao Lu sembari menatap pemuda didepannya.
Pemuda itu menatap gadis yang ia perkirakan lebih muda darinya. Gadis ini mempunyai aura yang berbeda dengan gadis lainnya. Auranya adalah aura sebuah pemimpin. Mata gadis itu terpancar kuat. Entah kenapa, tapi hati pemuda itu dibuat gemetar. Dalam pikirannya, ia memang harus mengikuti gadis kecil itu.
"Lalu, apa maumu nona muda?" Tanya pemuda itu sedikit melembutkan suaranya.
Xiao Lu melebarkan seringainya saat tahu pemuda itu tertarik akan tawarannya.
"Kita bicarakan ditempat lain," ucap Xiao Lu dan berjalan pelan diikuti oleh Mao. Xiao Lu berucap begitu memang karena ia jengah ditatap oleh orang-orang sekitar akan aksinya tadi.
Pemuda itu berpikir sejenak dan akhirnya mengikuti Xiao Lu yang kini berjalan menuju ke arah toko herbal yang ditunjukkan oleh Mao tadi.
Mereka akhirnya sampai didepan toko, dan toko itu terlihat ramai dari luar. Xiao Lu pun menyuruh Mao untuk menunggu sebentar bersama pemuda tadi.
Xiao Lu melangkahkan kakinya ke dalam toko. Ia mulai melihat sekitaran rak dan memang, herbal baik yang dikeringkan maupun yang masih segar terpampang dirak membuat ia senang.
Dulu, selain ia seorang mafia, ia juga pernah mempelajari segala macam pengobatan dari mulai pengobatan tradisional sampai modern. Selain itu, ia juga pernah mempelajari cara membuat senjata. Bahkan, senjata Blackrose kebanyakan adalah senjata yang ia buat sendiri dibantu oleh bawahannya yang lain.
Xiao Lu mengambil keranjang kosong disisi rak dan mulai berkeliling untuk mencari herbal yang ia butuhkan. Beberapa herbal yang ia ambil adalah herbal kering agar ia lebih mudah memprosesnya.
Tak lama, keranjang berukuran sedang itu kini penuh dengan herbal. Orang-orang yang berada disana menatap Xiao Lu dengan mata membulat.
'Apa gadis ini keturunan tabib? Banyak sekali herbal yang ia beli,' pikir para pengunjung dan pegawai toko.
Xiao Lu tak menghiraukan pandangan yang mengarah padanya. Ia pun langsung menuju tempat pembayaran dan menyerahkan barangnya untuk dihitung.
"Bisakah anda segera menghitungnya? Aku terburu-buru," ucap Xiao Lu datar membuat pegawai wanita didepannya tersadar akan lamunannya.
Pegawai wanita itu pun dengan segera menghitung herbal milik Xiao Lu dengan cepat.
"Semuanya 200 koin emas, nona," ucap pegawai itu memberitahu argo barang yang ia beli.
Xiao Lu mengangguk dan menyerahakan 2 batang emas yang ada disakunya. Ia lalu mengambil belanjaannya dan langsung keluar tanpa melihat orang-orang yang menatapnya melongo.
***
1 batang emas \= 100 koin emas
1 koin emas \= 100 koin perak
1 koin perak \= 100 koin perunggu
1 koin emas \= 10.000 koin perunggu
1 batang emas \= 10.000 koin perak
1 batang emas \= 1.000.000 koin perunggu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Yoni Hartati
bingung deh baca uang nya🤔🤔
2022-07-26
0
Ida Blado
adegan yg selalu ada di tiap cerita time travel,,,di jadikan orangnya atau di pungut bawa pulang
2022-05-21
0
Sri Elani
aku bingung ngapalin uang nya padahal udah sering baca novel fantasi
2021-12-01
2