Path Of Eternity
Di malam yang gelap, Ning Yu Er terbangun dengan kepala yang terluka, dia mengingat kenangan di kehidupannya sebelumnya walau sedikit samar, dia menyentuh kepalanya.
“Ugh… kepalaku... sakit sekali?” Ning Yu Er meraba kepalanya, dia melihat darah di telapak tangannya.
Melihat darah yang melekat di tangannya, Ning Yu Er terkejut, tangannya bergetar dengan cepat, dia menyentuh kepalanya sekali lagi. Ternyata masih ada sedikit lagi darah yang belum kering di rambutnya.
Dia merobek kain kasa yang di pakainya, lalu menjadikanya pembalut, dia berdiri dengan sempoyongan, lalu menyandarkan tubuhnya pada dinding gang yang sempit.
Ning Yu Er paham dia telah bereinkarnasi, dia mengingat semua pengalamannya di kehidupan ini, dia sedikit merasa marah setelah mengingat semua peristawa yang menimpanya selama ini.
Ning Yu Er berjalan keluar dari gang yang sempit, menuju cahaya di ujung jalan, dia melihat orang-orang berjalan kesana kemari. Itu hanya sebuah desa kecil, tapi mereka cukup sibuk untuk menyiapkan festival panen.
Ning Yu Er berlari setelah merasa baikan, dia melihat bangunan yang terbuat dari kayu dan batu, dia terus berlari menuju pinggiran desa, walau terkadang terdapat beberapa hewan buas yang terlihat di pinggiran desa.
Meskipun dia sedikit ketakutan untuk tinggal di sana, dia tetap memilih untuk membangunnya di sana karena biayanya jauh lebih murah.
Sejak ibunya meninggal, dia telah berulang kali, menyamar menjadi pengemis dan lain-lain untuk menghindari para pengejar, tapi setiap kali hidupnya menjadi lebih baik, mereka selalu menemukan dirinya.
Hanya untuk melindungi dirinya Ning Yu Er tidak mempunyai pilihan lain, selain melarikan diri ketempat yang di rasa olehnya aman.
Dia selalu hidup dalam kemiskinan, walau terkadang dia pernah mengeluh dengan kehidupannya yang menyedihkan, tapi dia paham mengeluh tidak akan mengubah apapun, mencuri, mengemis, dan berburu hampir semuanya telah di lakukan Ning Yu Er untuk bertahan hidup.
Di kejauhan Ning Yu Er melihat gubuk tua, yang terlihat sangat rapuh. Atapnya terbuat dari jerami, papan dan tiannya terbuat dari kayu yang telah di makan rayap, di beberapa papannya terdapat beberapa lubang bekas di makan rayap.
Dia berjalan masuk kedalamnya, gubuk itu adalah rumahnya, gubuk tua itu sangat buruk hingga terlihat hampir roboh, tidak heran jika gubuk tua itu hancur kapan saja.
Setelah dia keluar dari gubuk reyot tersebut, Ning Yu Er membawa sekantong uang dan topeng yang telah rusak, sebagian topeng itu hanya menutupi mata dan hidungnya atau bisa di bilang topeng itu hanya bisa menutupi wajah bagian atasnya saja.
Ning Yu Er menatap topengnya, dengan air mata yang menetes, dia bergumam.
"Ibu… aku telah menepati janjiku, aku telah berumur 18 tahun saat ini, mulai sekarang seperti yang kau katakan, aku akan hidup seperti yang aku inginkan.
"Ibu aku akan menjadi kultivator yang sangat kuat, hingga aku bisa membunuh mereka semua, dengan ingatan ini aku akan hidup dengan sebaik-baiknya.
Ning Yu Er berjalan masuk, ke dalam hutan yang gelap, dia menatap langit, lalu memakai sepotong topeng hitam, yang menutupi sebagian wajahnya, kecuali mata, hidung, dagu dan bibirnya, Ning Yu Er tidak tahu mulai saat ini, dia akan melangkah di jalan yang penuh dengan rasa sakit, kebahagian dan kesedihan.
Di Malam yang sunyi itu Ning Yu Er terus berjalan, dia menatap langit berbintang dalam hening, dia tidak takut sedikitpun, awalnya juga Ning Yu Er sedikit ketakutan, tetapi setelah berulang kali melarikan diri di malam hari, dia sudah terbiasa.
Sesekali terdengar suara berdenging yang di buat oleh jangkrik dan tak lama di ikuti gonggongan serigala, setiap kali para serigala menggonggong, Ning Yu Er mempercepat langkah kakinya, dengan sedikit ketakutan dan cemas.
Walau dia sudah terbiasa, tetap saja dia hanya wanita biasa, yang tidak mempunyai keahlian bertarung apapun, tentu saja dia akan sedikit ketakutan jika sampai bertemu dengan serigala.
Hingga pagi harinya Ning Yu Er sampai di Kota Vermilion yang tidak terlalu jauh dari kota kecil tempanya berasal. Kota Vermilion adalah sebuah kota besar, yang di pimpin oleh seorang cultivator ranah Nascent Soul, kota itu di kelilingi oleh tembok raksasa.
Ning Yu Er melihat 2 orang penjaga, yang berdiri di samping pintu raksasa. Dengan wajah yang sedih, Ning Yu Er menatap pakaiannya yang compang-camping, Ning Yu Er berpikir. “Aku pasti tidak akan di ijinkan untuk masuk.
Jadi saat dia melihat seorang wanita tua yang sedang membawah sekeranjang buah. Ning Yu Er langsung menghampirinya dengan sangat percaya diri, tapi saat dia melihat pakaiannya lagi, Ning Yu Er langsung minder.
Ning Yu Er berhenti sejenak, dia cemas, dia takut, kakinya tidak mau bergerak, Ning Yu Er takut, mungkin wanita itu tidak mau menolongnya. Ning Yu Er terdiam lalu mundur kebelakang, tapi dia teringat apa yang menimpanya, juga musuh ibunya yang terus mengejarnya.
Dengan raut wajah yang lebih baik Ning Yu Er melangkah maju, bertekat untuk tidak menyesal.
“Bik tunggu sebentar!” seru Ning Yu Er,
“Ada apa ya nak.
“Bik, bisa aku minta tolong …, belikan aku gaun seharga 3 perak. Sisanya kau bisa mengambilnya,” ucap Ning Yu Er dengan wajah yang sedih.
Wanita paru baya menatap Ning Yu Er yang memakai gaun kotor, yang terdapat beberapa sobekan, "lalu tersenyum" dia menghela nafas panjang lalu berkata. "Baiklah.
Mendengar itu Ning Yu Er menjadi sangat bahagia. Lalu dia langsung memberi wanita tua itu dengan 6 koin perak, setelah wanita tua itu pergi Ning Yu Er menghirup nafas panjang, wajah Ning Yu Er mulai suram, dia panic, karena wanita paru baya belum kembali sama sekali, waktu sudah berlalu cukup lama.
Ning Yu Er sangat sedih dia hanya bisa menatap langit, menyesali kebodohannya, tapi Ning Yu Er sangat terkejut ketika dia mendengar suara yang memanggilnya. “Nak ini." Ucap Wanita paru baya.
Ning Yu Er langsung berbalik lalu melihat seorang wanita paru baya, yang sedang membawa segumpal kain di tangannya, dia langsung mengambil gumpalan kainnya.
Lalu membukanya, Ning Yu Er seketika sangat bahagia melihat sebuah gaun putih, dia langsung memeluk wanita paru baya, lalu mengucapkan, terima kasih.
“Hei nak, lepaskan aku, cepat kau ganti pakaianmu, atau nanti kau ku tinggal,” ucap wanita paru baya.
Mendengarnya, Ning Yu Er langsung membawa, gaunnya ke dalam semak-semak, lalu dia langsung mengganti pakaiannya, walau gaunnya terasa sedikit pendek, Ning Yu Er sangat bahagia bisa memiliki pakaian baru.
“Oh …, ternyata kau memang sangat cantik, walau kau menutupi wajahmu pakai topeng, kalau begitu aku tinggal ya nak,” ucap Wanita paru baya dengan rasa kagum, lalu pergi meninggalkan Ning Yu Er.
Ning Yu Er berjalan menghampiri seorang penjaga, dia bertanya. “Apa aku boleh masuk?” Penjaga itu hanya mengangguk dengan enteng, Ning Yu Er akhirnya bisa masuk kedalam kota, dengan wajah yang bingung, dia bertanya pada si penjaga.
“Kenapa kalian membiarkan pengemis itu masuk?" Mendengar pertanyaan itu si penjaga hanya tersenyum dan menjawab.
"Mereka dulu memang pengemis, tapi sekarang sudah bukan (?) Kau akan mengerti jika kau berjalan ke dalam kota?” ucap penjaga kota dengan senyuman penuh rahasia.
Ning Yu Er hanya mengangguk, lalu pergi meninggalkan si penjaga. Dia hanya berjalan lurus dari gerbang kota, Ning Yu Er melihat ke kanan dan ke kiri, tetapi hanya ada tembok yang semakin jauh semakin memendek, tembok itu terhubung dengan gerbang membentuk jalan lurus (?) Ning Yu Er bingung, dia tidak mengerti apa sebenarnya tujuan tembok jalan ini di buat.
Tidak jauh Ning Yu Er telah sampai di penghujung jalan, dia melihat, banyak orang berjalan ke sana ke mari, membawa barang-barang dan di antaranya terdapat buah, sayuran dan daging.
Ning Yu Er terkejut. “Ternyata jalan ini mengarah ke pasar,” ucapnya.
Dengan wajah yang bingung Ning Yu Er terus berjalan lurus, di setiap bangunan yang dia lewati, terdapat banyak sekali toko, juga ada beberapa bangunan dengan 2 lantai, yang di bawahnya di jadikan tempat makan, dan di atasnya di jadikan penginapan.
Ning Yu Er terus berjalan, melihat-lihat pasar, tetapi beberapa kali Ning Yu Er, melihat pengemis-pengemis, yang di lihatnya di pintu masuk Kota Vermilion tadi, sedang mengangkut barang-barang.
Dengan cepat akhirnya Ning Yu Er paham, apa yang di katakan si penjaga pintu.
Tidak jauh dari tempatnya berdiri, Ning Yu Er melihat seorang pria paru baya yang menjual barang-barang kuno, yang di letakan olehnya di atas sehelai karpet, terdapat, kalung, cincin, pedang berkarat, tameng rusak, guci, cangkir, batu tinta, dan buku-buku beladiri tua.
Ning Yu Er duduk sambil merapikan gaun putihnya, Ning Yu Er melihat-lihat sebentar lalu bertanya ke pria paru baya.
“Apa aku boleh melihat dan membaca isi bukunya?” Tanya Ning Yu Er ingin tahu.
Pria paru baya itu berpikir sejenak lalu berkata. “Baiklah tapi kau hanya boleh membacanya sedikit saja.
Mendengar jawabannya Ning Yu Er hanya mengangguk. Dia mengambil sebuah buku yang sampul dan judulnya telah rusak, Ning Yu Er membalik halaman demi halaman, matanya sangat terpukau, belum sampai ½ halaman Ning Yu Er merenung sejenak.
“Ini pasti teknik kultivasi,” pikir Ning Yu Er. Lalu Ning Yu Er berkata, “berapa harga buku ini.
“1 Koin emas,” jawab pria paru baya.
Mendengar itu Ning Yu Er langsung membayarnya, lalu membuka buku yang lainnya tapi tidak ada satupun yang benar-benar menarik perhatian Ning Yu Er, kecuali sebuah buku kuno yang memiliki judul Konsep Pedang Es.
Setelah menghabiskan 6 koin emas, Ning Yu Er pergi menyewa sebuah rumah kecil yang berada di dekat hutan, lebih tepat jika di bilang Ning Yu Er tinggal di luar Kota Vermilion.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Second
dialognya memusingkan sekali 😪
2023-02-15
0
Asgorath
aku mampir kak, aku masih bingung si Ning yu ER ini laki laki atau perempuan ? dan dia ini transmigrasi atau reinkarnasi ? di karenakan ada kalimat yang mengatakan (ini bukan di bumi?). gitu aja sih pertanyaan saya
2023-02-09
1
Zahreeta Jinan
aku mampir ya kak, jangan lupa mampir tempat aku juga
2023-02-06
0