Cukup Sudah Derita Itu

  "Assalammualaikum," ucap Mira lesu, saat itu keluarganya tengah berkumpul di ruang tengah dan sepertinya ada hal serius yang mereka tengah bicarakan.

"Waalaikumussalam..." mereka menjawab serempak.

"Anak gadis jam segini kok baru pulang," tegur bu Diandra, saat melihat jarum jam sudah menunjukkan pukul 21:00.

"Tadi Mira ketemu sama Della, Ma," jawab Mira cepat. Bu Diandra langsung terdiam begitu mendengar nama Della disebut. Wajar saja karena selama ini keluarga Della sudah banyak membantu mereka.

Mira tidak langsung ke kamarnya, dia pergi ke dapur sebentar untuk mengambil segelas air.

"Bagaimana pertemuan pertama dengan Rangga, cukup mengejutkan bukan?" tanya Aura sinis, tiba-tiba saja gadis itu sudah berdiri di belakangnya.

Amira membalikkan badannya dan menatap tajam ke arah kakaknya, sejenak dia terdiam. sebenarnya Mira cukup terkesan dengan perubahan penampilan kakaknya itu, dia terlihat lebih cantik dari pada dulu. Ya, semua orang yang melihatnya pasti akan mengatakan hal yang sama, tapi sayang omongan yang keluar dari mulutnya itu masih saja, menyakitkan, nyebelin, dan tak enak didengar.

"Biasa aja," jawabnya singkat sambil meneguk air mineral yang tadi diambilnya dari dalam kulkas.

"Rangga bilang, kamu membohonginya dengan mengatakan kalau kamu kuliah di luar negeri," tambah Aura sengaja memanas-manasi Mira, dia tersenyum sinis.

"Kamu dekat dengan dia kan?" Mira mulai curiga.

"Tentu dong, temannya kak Dimas kan teman aku juga, ngapain sih kamu pakek bohongin dia segala? Owh, aku tahu. Biar terlihat keren gitu kan?" ejek Aura.

Mendengar ejekan Aura benar-benar membuat Amira ingin menyumbat mulutnya itu, tapi ya sudah lah dibiarkan saja, lagi pula Amira sedang tidak ingin ribut dengan kakak tirinya yang ngeselin itu. Jadinya dia lebih memilih pergi ke kamarnya, dan meninggalkan gadis itu sendirian di sana.

Hari-hari terus berlalu, tidak ada yang berubah, bahkan keadaan menjadi lebih parah. Apalagi semenjak Della mengatakan padanya, kalau dia akan pindah ke bandung. Mira benar-benar akan kehilangan sahabat tercintanya, dia harus menjalani hari-harinya tanpa Della.

Hari ini Mira pulang lebih awal sebab dia sedang tidak enak badan.

"Ya, sepertinya kamu memang harus pulang lebih dulu deh, Ra," ucap mbak Agnes.

"Lalu Mbak Agnes gimana? Masa aku tinggalin sendiri." Amira tampak khawatir, sebab mbak Agnes sedang mengandung, dan usia kandungannya sudah hampir genap 8 bulan.

"Itu soal gampang, nanti kan juga ada Jessy sama Intan yang bantuin mbak, kamu sendiri juga terlihat kurang sehat."

"Kalau begitu aku pulang duluan ya, Mbak," pamit Amira.

"Iya, hati-hati di jalan," pesan Agnes, dia terus memandangi kepergian Amira dari jauh, dalam pikirannya tidak berhenti untuk memikirkan tentang gadis itu. Dia selalu penasaran dengan kehidupan Mira yang menurutnya aneh, punya orang tua kaya kok mau aja bekerja sebagai pelayan restoran. Setiap kali dia bertanya tentang alasannya pada Amira, gadis itu selalu saja mengelak dengan mengalihkan pembicaraan ke hal lain. 

..........

   

"Mira, Mira buka pintunya!" seru mama Mira dari luar kamar, Amira enggan sekali untuk bangun, kepalanya terasa sakit, wajahnya juga mulai pucat, dan badannya semakin panas.

"Mira," panggil wanita itu sekali lagi.

"Iya, Ma..." Mira turun dari ranjangnya, dan kemudian membuka pintu, melihat mamanya sudah berdiri dengan tegak di sana sambil memegang sebuah kotak, yang entah apa isi di dalamnya.

"Ada apa, Ma?" tanya Amira dengan ekspresi datarnya.

"Kamu sakit? Kalau sakit cepat minum obat! Jangan menyusahkan orang lain nantinya."

Mendengar ucapan mamanya, sebenarnya membuat hati Mira sangat senang sekaligus heran, sebenarnya ini perhatian atau peringatan?

"Mira cuma tidak enak badan doang kok, entar juga sembuh sendiri," jawabnya kemudian.

"Ini." Bu Diandra menyerahkan kotak yang sedari tadi dipegangnya." Della dan keluarganya tadi ke sini, kamu pasti sudah tahu kan, jadi mama tidak perlu menjelaskannya lagi," ucap mamanya.

Mira menghela nafas panjang, dadanya terasa sesak. Akhirnya Della benar-benar pergi, bahkan dia tidak menemui dirinya barang sebentar saja untuk yang terakhir kalinya, satu per satu orang yang menyayanginya pergi menjauh.

       

                       

   ^••••••^

 

Mira menatap hampa kalung permata pemberian Della, bisa jadi itu hadiah terakhir yang diberikan Della untuknya, begitulah yang dipikirkannya saat ini.

Tak terasa air matanya jatuh berlinangan, bagaimana tidak, dia dan Della sudah seperti saudara kembar saja. Dari kecil hingga dewasa seperti sekarang ini, mereka selalu bersama, padahal Della sudah berjanji untuk membantunya mencari keberadaan papanya, tapi sekarang dia malah pergi, dan Amira harus berusaha sendiri.

Saat Amira sibuk memikirkan Della, tiba-tiba handphonenya berbunyi, sontak saja membuyarkan lamunan masa kecilnya bersama Della.

"Rangga, ada apa?" tanya Amira, dia sangat senang begitu tahu siapa yang menelponnya.

Sebelumnya dia sempat berpikir, bahwa hubungannya dengan sang kekasih sudah putus setelah pertemuan mereka beberapa waktu lalu.

    

"Kamu di mana?" tanya Rangga.

"Aku di rumah, baru aja mau tidur, kenapa?"

"Kamu tidak lupa kan besok hari apa?" tanya Rangga memastikan.

"Iya, aku ingat kok," jawab Mira cepat, bagaimana mungkin dia melupakan hari ulang tahun kekasihnya.

"Oke, aku tunggu ya di tempat biasa. Aku tidak buat pesta, hanya ada kamu dan aku ,jangan lupa! Di restoran tempat pertama kali kita bertemu."

"Iya, tapi kamu beneran sudah memaafkan aku kan?" tanya Mira memastikan.

"Iya," jawab Rangga, jawaban yang sangat singkat, dan cowok itu langsung mematikan ponselnya.

"Mungkin dia belum ikhlas memaafkan aku," batin Amira. Dia sudah merencanakan semuanya, dia akan jujur kepada Rangga, alasan mengapa dia berbohong dan bagaimana keadaannya semenjak mamanya menikah lagi. Karena selama ini Rangga tidak pernah tahu kehidupan sebenarnya Amira, meski mereka sudah menjalin hubungan selama 4 tahun lebih.

Terpopuler

Comments

Nayla arafah

Nayla arafah

satu iklan buat Amira 😁😁

2023-12-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!