Putus

Kay dan juga Aileen kembali dari kantin. Setelah mengisi perut mereka yang kosong, keduanya memutuskan untuk kembali pada acara perkenalan dengan pemilik kampus yang saat ini masih berlangsung. Banyak sorak-sorai dari mahasiswi yang melihat pria tampan di atas sana, sedang menyampaikan kata sambutannya. Aileen menarik tangan Kay, untuk berjalan berdesakan supaya bisa melihat dengan jelas pria yang sedang berdiri tegak di depan sana.

Tapi saat mereka hampir tiba, pria itu malah menyudahi kata sambutannya, lalu turun dari atas panggung meninggalkan sorak kekecewaan bagi mahasiswi yang masih mau menikmati wajah tampan pria itu yang tak lain adalah Kevin.

“Len, kita balik aja ya, kan kelas juga gak ada sekarang gara-gara acara ini?” pinta Kay memelas. Sungguh dia sangat malas untuk saat ini. Aileen melirik pada Kay yang tampak sedikit pucat, lalu menganggukkan kepalanya tanda setuju.

Barisan mahasiswa yang membubarkan diri, membuat Kay dan juga Aileen kembali harus merasakan berdesak-desakan, membuat mereka menghembuskan nafas kasar.

“Biarin mereka membubarkan diri dulu, kita tunggu disini aja lah.” Kay mengangguk mendengar perkataan Aileen.

Sedangkan disudut sana, Kevin memperhatikan Kay yang sepertinya merasa kelelahan karena berdesakan, membuatnya mengepalkan tangannya.

“Evan, panggil bodyguard kita buat jaga Kay, gue gak mau dia kenapa-napa!” perintah Kevin yang langsung diangguki oleh Evan. Sang tangan kanan sekaligus sahabat dan juga orang kepercayaannya itu.

“Baik tuan muda,” jawab Evan dengan formal membuat Kevin mendelik sebal padanya. Jika biasanya seorang bos atau CEO itu akan sangat senang di panggil tuan muda, maka itu tidak berlaku bagi Kevin, dia menganggap Evan sudah seperti saudaranya sendiri. Jadi dia merasa tidak suka saat sang tangan kanannya memanggil dengan sebutan tuan muda.

“Hehh, kaku amat sih Lo!” delik Kevin pada Evan, sedangkan pria yang dilirik hanya bermuka datar, melihat sang tuan muda yang meliriknya sinis.

Tak menjawab perkataan Kevin, Evan langsung menelepon anak buahnya yang sudah standby di depan gerbang kampus untuk menjaga Kay. Dia tidak ingin jika nantinya Kevin akan mengamuk jika terjadi sesuatu pada Kay.

Si Casanova Bastard itu akan sangat menyeramkan saat marah. Semua orang akan kena imbasnya, jadi Evan tidak ingin mengambil resiko.

Kenapa Kevin bisa dikatakan sebagai Casanova Bastard?

Iya karena dia memang seorang Bastard. Sebelum pertemuan Kevin dengan Kay, pria itu adalah seorang pemain wanita. Tanya saja pada wanita-wanita cantik yang ada di klub terkenal yang ada di pusat ibu kota, pasti mereka pernah naik ke ranjang Kevin dan menghabiskan malam bersama. Ya hanya semalam, tidak lebih dari itu.

Tapi entah kenapa, saat bertemu dengan Kay, rasanya Kevin sangat tidak ingin melepaskan gadis itu, apalagi saat dia tau kalau gadis yang ditidurinya itu masih perawan, membuat Kevin merasa bahagia, karena selama dia berhubungan dengan wanita, dia tidak pernah merasakan ada yang perawan diantara mereka, selain Kay.

Rasa untuk terus bersama dan melihat gadis yang sudah dia renggut kesuciannya itu, membuat Kevin tidak bisa mengalihkan fokusnya pada hal lain, bahkan pada pekerjaannya yang membuat Evan menjadi kesal.

Sedangkan kini saat mahasiswa sudah mulai lengang, Kay dan Aileen berjalan dengan santai. Karena penyambutan ini, kelas diliburkan. Jika saja Kay tau akan begini, dia akan memilih untuk tidak datang saja ke kampus. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah terjadi.

“Kay, Lo kok pucat, sih? Lo sakit?” tanya Aileen dengan nada cemas pada Kay. Sedangkan Kay, hanya menjawab pertanyaan Aileen dengan gelengan kepala.

“Masa, sih?” Aileen meraba kening Kay, tapi tidak merasakan panas.

“Ih, orang gue gak apa-apa kok,” ucap Kay tersenyum dengan segala bentuk kepedulian Aileen padanya.

“Iya-iya, serah Lo deh,” jawab Aileen pasrah. Tak ingin memaksa Kay.

“Kay, Lo mau langsung pulang, atau kemana dulu ini?” tanya Aileen, sedangkan Kay tampak seperti berfikir sebentar. Dia menatap lurus ke arah parkiran kampus, dan melihat Ziko sedang bersama dengan seorang wanita, bergandengan tangan disana.

“Len, itu Ziko kan?” tanya Kay pada Aileen, untuk memastikan bahwa dia tidak salah lihat.

“Iya, itu Ziko. Ngapain dia sama tuh dedemit?” tanya Aileen menatap penasaran.

Kay dan Aileen berjalan menuju ke arah Ziko, sang pacar dari Kay.

“Ziko?” panggil Kay saat dia sudah ada didepan pria itu. “Kamu ngapain sama dia?” sambung Kay bertanya menunjuk pada wanita yang ada disebelah Ziko.

“Emangnya kenapa? Dia pacar aku sekarang!” Ziko menjawab dengan sangat santai, sedangkan wanita yang ada di sebelahnya tersenyum mengejek pada Kay.

Jawaban Ziko membuat dunia Kay serasa kembali runtuh untuk yang kedua kalinya. Aileen memegang tangan Kay, mencoba menguatkan gadis itu. Aileen menatap sengit pada Ziko, pertanda dia sangat marah pada pria itu. Tapi dia sadar, ia tidak punya hak untuk itu.

“Pa-pacar?” tanya Kay dengan terbata-bata. Apa-apaan ini? Bukankah saat ini, dia masih menjadi pacar Ziko? Lalu kenapa pria ini mengakui kalau dia dan Salsabila berpacaran.

“Iya, dia pacar gue! Mau apa Lo?” tanya Bila memandang Kay dengan sengit. Jelas tercetak senyum kemenangan di wajahnya itu. Bagaimanapun juga, dia sudah berhasil merebut Ziko dari Kay. Sang pangeran kampus yang terkenal tajir melintir itu.

“Zik... Kamu bohong, kan? Aku ini masih pacar kamu, terus kenapa bisa kamu pacaran sama dia?” tanya Kay. Ziko adalah pria yang sangat dicintainya, mereka sudah menjalin hubungan satu tahun, tapi kini dengan mudahnya, pria itu mengatakan kalau Salsabila adalah pacarnya. Ini tidak mungkin, batin Kay.

“Kenapa memangnya? Dia memang pacar aku. Dan mulai sekarang aku sama kamu putus, kita gak ada hubungan apa-apa lagi.” Banyak mahasiswa yang menyaksikan drama yang terjadi di parkiran kampus itu, hingga Kay merasa sangat malu saat ini. Sedangkan Bila? Dia tersenyum mengejek pada Kay, dan Aileen menjadi sangat geram pada wanita itu.

“Zik... Kamu ... Kamu benar-benar keterlaluan!” belum sempat Kay melayangkan tamparan pada wajah tampan pria itu, tangan seseorang sudah dulu menghantam wajah Ziko, hingga membuatnya tersungkur dengan hidung berdarah. Melihat kejadian itu, semakin banyak mahasiswa yang mendekat. Dan menatap pada laki-laki yang sudah membuat Ziko tersungkur, siapa lagi kalau bukan Kevin, yang datang seperti dewa penyelamat bagi Kay.

Banyak mahasiswa yang berteriak histeris saat melihat Kevin menolong Kay. Mereka tidak percaya dengan apa yang terlihat saat ini. Jika sang pemilik kampus ini menolong Kay, dan membuat pangeran kampus menjadi babak belur seperti itu.

“Berani sekali kau menyakitinya?!” desis Vin dengan nada geram dan juga sepertinya sangat marah, membuat Salsabila maupun Ziko terperangah. Terlebih sekali Bila, dia tidak percaya jika Sang pemilik kampus akan menolong Kay dan membelanya, dan dia menjadi semakin iri pada gadis itu.

Sedangkan Kay? Jangan ditanya bagaimana ekspresinya saat ini. Dia menatap Kevin dengan lekat, serasa seperti pernah bertemu dengan pria ini? Tapi entah kapan dan dimana dia tidak ingat.

Evan hanya berdiri dibelakang Kevin, menatap datar pada mahasiswi yang menatap kagum pada Kevin. Entah apa yang dipikirkan oleh pria bermuka triplek itu, tidak ada yang dapat menebaknya.

“Ke-kenapa kamu membela dia?” Salsabila memberanikan diri bertanya pada Kevin, membuat pria itu semakin terlihat marah. Dia juga menolong Ziko untuk berdiri tegak.

“Cuih... Dasar murahan!” Vin meludah, dan menatap Bila dengan jijik, membuat wanita itu langsung memerah menahan malu. “Seharusnya kau malu saat ini, beraninya berjalan bersama dengan kekasih orang, daaan.... ah sudahlah.”

Kay bisa melihat bagaimana Bila meremas tangannya hingga memerah, dia sangat marah karena merasa sudah sangat dipermalukan oleh Kevin. Banyak mahasiswa yang menatap jijik padanya. Padahal tadinya, dia berniat untuk mempermalukan Kay, tapi lihatlah sekarang, dia yang jadi dipermalukan seperti ini.

“Kau siapa?” Kay memberanikan diri untuk bertanya.

“Tidak usah tau siapa aku. Ayo kita pergi dari sini!” ajak Kevin pada Kay. Tapi sebelum itu dia menatap pada Ziko dan Bila.

“Jika kalian masih ingin berkuliah di kampus ini, perbaiki sikap kalian!” setelah mengatakan hal itu Kevn berjalan menggenggam tangan Kay, sedangkan Aileen tidak mengerti dengan apa yang dia lihat, dia hanya berjalan mengikuti Evan yang juga terlihat mengikuti Kevin dan Kay.

Banyak mahasiswa yang menyoraki Ziko dan Bila, yang membuat wanita itu menjadi sangat kesal dan juga semakin membenci Kay.

***

Happy reading!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!