Aku berlari dengan cepat menuju Aula sekolah. Kulihat jam dinding besar didepan kantor sudah pukul 07.05 wib. Aku terlambat lagi, sepertinya acara sudah dimulai karena diruang guru sudah terlihat sepi.
Lelah sekali rasanya untuk naik kelantai tiga. Aku menoleh kebawah, kulihat Putra berjalan santai dan tersenyum kepadaku. Aku menunggunya sambil mengambil nafas panjang. Dia menghampiriku dengan senyumannya yang sok ganteng.
"Ngapain kamu lari-lari Syah".
"Itu semua sudah masuk Aula, hari ini kan ada sosialisasi".
"Sosialisasinya kan jam delapan Syah, sekarang masih diisi Pak Zain, kita nggak bakalan dihukum".
"Ngawur kamu belum pernah dihukum pak Zain yah, aku sudah pernah orangnya kalau marah lebih seram daripada singa".
"Ya sudah kan dihukumnya bareng kamu Syah".
"Nyebelin kami itu, ayo masuk".
Aku dan Putra bergegas menuju Aula, kita masuk melalui pintu kedua bagian belakang. Tas kita sengaja ditaruh diluar agar tidak ketahuan jika kita terlambat.
"Assalamualaikum".
Tak ada yang menjawab karena semua fokus kedepan. Aku dan Putra masuk perlahan, seakan kita baru selesai dari toilet. Alhamdulillah nggak ketahuan.
Aku duduk paling belakang sendiri dan mendengarkan ceramah dari Pak Zain setelah itu dilanjutkan istigosah bersama untuk kelulusan kakak kelas tiga. Tahun ini aku naik dikelas tiga, harus memikirkan mulai sekarang lanjut sekolah atau kerja saja.
Setelah selesai Istigosah, semua siswa Istirahat beberapa menit sambil menunggu yang mengisi acara. Aku bergegas mengambil Tasku yang tadi kutaruh diluar. Aku segera masuk kembali ke Aula dan duduk bersama Novi.
Kudengar teman-teman yang diluar bersorak-sorak begitu ramainya hingga membuatku penasaran.
"Eh Syah, ada apa sih diluar kok rame banget. lihat yuk".
"Nggak ah Nov, disini aja aku lagi mager, mendingan kita tidur".
"Ah kamu hobi kok tidur, mangkanya telat melulu".
"Kamu aja yang lihat Nov, nanti kasih tahu aku ada apa".
Akhirnya novi berjalan keluar melihat situasi diluar, tak lama dia kembali dan menghampiriku.
"Ada apa Nov?", tanyaku penasaran.
"Nggak tahu, tapi dibawah ada mobil polisi. Padahal polisinya sudah tua masih juga disorakin".
Semua siswa yang diluar tiba-tiba datang berlarian sambil tersenyum dan duduk dengan rapi, tumben sekali mereka.
Tak lama datang seorang bapak-bapak seumuran Ayahku. Beliau mengucapkan salam dan mulai memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kedatangannya hari ini. Namanya Pak Andre, orangnya lucu sekali. beliau lebih cocok jadi pelawak daripada jadi polisi.
Bu Hanny mulai datang dan ikut mendengarkan Pak Andre berbicara. Setelah beberapa lama Pak Andre berbicara, beliau menjelaskan bahwa setelah ini akan ada rekannya yang menjelaskan mengenai bahaya narkoba.
"Setelah ini akan ada rekan saya yang menjelaskan, saya hanya sambutan saja. Monggo Pak Arga yang sedang diluar silahkan masuk".
Aku penasaran sekali, seperti pernah mendengar nama itu namun aku lupa dimana. Semua siswa melihat kearah pintu. Ternyata yang masuk adalah Pak Rudi. Semua bersorak-sorak sambil bertepuk tangan menyambut kedatangan Pak Rudi. Aku baru ingat jika nama Pak Rudi adalah Rudi Arga Pratama, mungkin ditempat kerjanya dia dipanggil Arga. Pak Rudi memang tampan sekali tak heran semua siswi menyukainya.
Pak Rudi mulai memperkenalkan dirinya, aku jadi ikut penasaran dibuatnya.
"Assalamualaikum semua, perkenalkan nama saya Rudi Arga Pratama biasa dipanggil Arga namun orang yang menyukai saya biasanya memanggil saya Rudi. Umur saya 23 tahun. Sebelum dimulai ada yang mau ditanyakan?".
"Pak Rudi, apa sekarang bapak sudah punya pacar?", kata Lydia.
semua bersorak-sorak mendengar pertanyaan Lydia namu pertanyaan Lidya mewakilkan perasaanku.
"Alhamdulillah masih single, ada yang mau sama saya?".
semua teman perempuan mengangkat tangannya tapi aku tidak.
"Karena banyak yang mengakat tanggan, jadi saya pilih yang tidak mengangkat tangan saja. itu mbak yang dibelakang sendiri namanya siapa".
Semua orang mentap kearahku, Novi menggoyangkan tubuhku.
"Syah yang dimaksud itu kamu, ayo jawab". Kata Novi.
"Aisyah, Pak".
"Mau jadi Istri saya", kata pak Rudi.
semua bersorak-sorak.
"Nggak mau Pak. Pak Rudi kan sudah tua, saya masih tujuh belas tahun".
Pak Rudi tersenyum, "Sudah-sudah ayo fokus mendengar penjelasan saya tentang bahaya narkoba".
Pak Rudi mulai menjelaskan tentang bahaya narkoba bagi remaja. Semua antusias mendengarkannya. Sesekali Pak Rudi melihatku, ku tersipu malu dan menundukkan kepalaku.
Ahhhh.... Pak Rudi memang ganteng sekali tapi tak boleh kita beda enam tahun, terlalu jauh.
Pak Rudi menjelaskan bahaya narkoba sekitar satu jam lalu untuk sesi pertanyaan digantikan oleh rekannya.
Rasanya ngantuk juga mendengar pertanyaan dari teman-teman yang nggak ada habisnya.
Aku mencoba mainkan handphoneku namun tak lama ada pesan masuk dari lak Rudi, "Dengarkan jangan main handphone saja".
Aku melihat Pak Rudi dan tersenyum ternyata dari tadi dia memperhatikan aku. jadi gede kepala nie aku tapi aku juga sesekali mencuri pandang kearah Pak Rudi.
Sempat terpikirkan apa yang dikatakan Pak Rudi tadi benar bukan candaan, Ah biarlah aku harus fokus sekolah dulu. Kuikuti saja Alur Tuhan, Pasti suatu hari aku juga menemukan jodohku sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Waah lamarannya di depan umum nih 😀😀
2023-09-12
0
Qaisaa Nazarudin
Cih modusnya Aa Rudi 😂😂😜
2023-09-12
0
Kelvin Ardiansyah
mauuuu donk
2023-03-28
0