Setelah bertemu Dania, Defran memutuskan pergi ke club malam. Club milik salah satu temannya, kepalanya pusing memikirkan kata-kata Dania. "Hey bro tumben lo kesini? Ada masalah yah?" Tanya Dafin sahabat sekaligus asistennya itu, Defran mengangguk. "Iya bro, ada cewek gangguin pikiran gue. Pusing gue gimana caranya buat dapatin dia," curhat Defran sambil meneguk vodka yang sudah di pesannya itu.
"Ya ilah bro sejak kapan lo tertarik sama cewek, palingan abis manis lo buang tuh cewek kayak perempuan one night stand lo yang laennya." Dafin menepuk punggung sahabatnya itu.
"Gue serius kali ini bro, cewek ini beda banget. Dia gak mau gue apa-apain sebelum gue jadi suaminya," cerita Defran serius.
"Hah, masih ada cewek kayak gitu bro, ya udah sikat aja lo nikahin dia bro keburu gue ambil ntar." Dafin memberikan usulan kepada Defran.
"Apa iya gue nikahin tuh cewek yah? Tapi bagaimana caranya bro? Gue masih ingin terlihat single dan gue gak mau semua orang menganggap gue punya bini?" Ucap Defran sambil memikirkan caranya menikahi Dania secepatnya.
"Wah wah bro kalo udah nikah ma status lo yah berganti lah jadi laki orang kecuali lo sembunyiin dari orang kalo lo udah nikah dan lo tutup tuh mulut si perempuan." Usul Dafin yang membuat senyum mengembang di pipinya.
"Bener juga lo bro, makasih idenya dan setidaknya nyokap gue masih bisa ngerencanain pertunangan gue sama Dira." Kata Defran tertunduk lesu, dia tidak ingin membuat mamanya itu kecewa, tapi hatinya ingin egois memiliki Dania, gadis cantik yang baru di temuinya itu.
"Lah bro kalo lo mau tunangan sama Dira terus ngapain lo mau nikahi tuh cewek, kasihan lebih baik jangan. Hati perempuan itu memang lembut tapi kalo udah lo sakiti jangan harap lo dapat kata maaf dari dia." Nasihat Dafin, "ah lo mau tau aja bro,gue gak mau ngecewain nyokap gue dia kan ngebet banget gue tunangan sama dira, tapi gue juga mau memiliki Dania. Gue balik duluan bro, gue baru dapet ide brilian. Ah iya cari tahu informasi tentang gadis gue secepatnya," kata Defran keluar meninggalkan club.
Berbeda dengan Defran, Dania sedang kesal dengan kelakuan Defran lelaki yang baru di temuinya hari ini, Dania mengambil handphonenya menelpon sahabatnya Yina.
"Yina gue mau curhat sama luh" kata Dania tanpa basa-basi.
"Eh ada apaan sih lo nelpon langsung mau curhat aja, ucapin salam dulu kek." Ucap Yina di seberang sana.
"Yina tadi tuh gue ketemu cowok tau gak dia langsung nyium kening gue. Emang sih tuh cowok tipe gue banget, selain ganteng, tinggi, hidung mancung dan tajir abis Yin, tapi gue kesal gak ada sopan santunnya." cerita Dania panjang lebar.
" Seneng yah di cium cogan? tapi itu cowok kan baru ketemu sama lo, masak udah berani nyium sih! Pasti cowok gak bener itu." Ucap Yina
"Ya kali gue seneng, tapi iya juga yah tuh pasti cowok brengsek, Tuhan jauhkanlah aku dari cowok itu." Doa Dania.
"Nia, gue mau tidur udah dulu yah curhatnya, bye jawab Yina." Panggilan pun berakhir, yah Yina aku blom selesai curhatnya."
Sebulan kemudian Defran akan merencanakan rencananya menculik Dania, kejam memang sih tapi ini satu-satunya cara instan untuk mendapatkan Dania pikir Defran. Defran menunggu Dania keluar dari kosannya sejam, dua jam Dania belum juga memperlihatkan batang hidungnya hingga akhirnya yang di tunggu- tunggu keluar juga. Defran langsung membekap mulut Dania dengan sapu tangan yang sudah dia kasih obat bius, Dania berusaha berontak tapi kemudian semuanya gelap, Dania pingsan. Defran langsung membawa Dania ke mobilnya dan melajukan mobilnya ke apartemen miliknya.
"Selamat Datang Dania Bella di dunia gue." kata Defran menyeringai senang,
Dania masih pingsan di gendongnya Nia ala bridal style ke kamarnya dan di letakkannya Dania di ranjangnya. Defran memandangi wajah Dania yang pingsan.
"Cantik, sebentar lagi kamu akan jadi milikku sayang." Batinnya berteriak bahagia, lalu Defran beranjak menelpon seorang.
" Halo, gimana penghulunya udah dateng belom? Bentar lagi Dania bangun gue gak mau tau pokoknya lo bawa surat yang gue minta dan bawa saksi, penghulu buat nikahin gue sama Dania, satu lagi lo jemput om Haris." Perintah Defran kepada orang yang di teleponnya.
"Siap bos gue otw bareng saksi dan pak penghulu, om Haris juga udah sama gue sekarang." Kata orang di seberang sana, "oke gue tunggu, cepetan." Defran mengakhiri panggilannya.
Dania membuka matanya, dia bingung ada dimana. "aku ada dimana? Kamar siapa ini? Tadi seingat ku aku mau ke kampus ya Tuhan pasti aku diculik, tadi ada cowok yg membekap mulutku."
Dania reflek menutup mulutnya ketakutan, pintu kamar terbuka. Sosok Defran muncul membawa pistol dan dokumen perjanjian. "Udah bangun sayang, gimana pingsannya enak? Selamat datang di duniaku Dania Bella." Ucap Defran tersenyum menyeringai. "Kamu? Kok aku ada di sini?"Kata Dania bingung, "untuk apa pistol dan kertas itu," batinnya ketakutan. "Aku menculik kamu sayang, dan cepat tanda tangani dokumen ini." Defran meletakan dokumen untuk di tanda tangani Dania.
"Ka-lo ka-lo aku gak mau bagaimana?" Tanya Dania takut-takut.
"Maka jangan salahkan aku jika pistol ini menghancurkan kepalamu sayang, cepat tanda tangani dokumen ini." Paksa Defran menodongkan pistol tak berpeluru itu ke kepala Dania, Dania pun dengan terpaksa menandatangi dokumen yang dia tidak tahu isinya apa.
"Bagus sweetheart, sekarang pakai baju ini aku tunggu di luar." Defran mengeluarkan kebaya dan Defran sambil mengambil dokumen yang isinya surat perjanjian untuk di simpannya.
"Untuk apa Defran kebaya ini?" tanya Dania tidak mau memakainya.
"Kita akan menikah sayang," kata Defran tenang.
"Jadi cepat pakai saja tanpa banyak tanya." Lanjutnya tidak ingin di bantah.
"Menikah? Aku tak mau menikah denganmu Def." Dania berteriak menolak.
"Kalau kau tak mau, kau tau fungsi pistol ini untuk apa hah? Kata Defran kembali menodongkan pistolnya ke kepala Dania.
"Iya, iya aku mau tapi bagaimana dengan restu ayahku Def, siapa yang akan menikahkan kita?" kata Dania setengah terpaksa.
"Hem kamu benar aku tak mungkin menikahi mu tanpa restu darinya, tapi cepatlah sweetheart pakai kebayanya aku sudah tak sabar untuk memilikimu, sejujurnya dua minggu lalu aku menemui ayahmu untuk meminta restu dan menikahkan kita tapi beliau tak bisa menikah kamu, tapi tenang beliau telah menyerahkannya kepada om Harus mu sayang." Jelas Defran.
"Om Haris?" Tanya Dania bingung, bagaimana bisa ayahnya menyetujui pernikahannya.
"Yah sayang, tapi aku akan menanyakan satu hal lagi untuk memastikan, bersediakah kamu aku nikahi hari ini Dania Bella, dan jika tidak maka aku akan mengundurnya."
"Hm bersedia, tapi aku lebih suka Ayahku yang menikahkan."
Dania harus menjawab bersedia karena pistol di tangan Defran, "terima kasih sudah bersedia cantik, aku tunggu di luar"
Defran berlalu keluar.
Dania keluar dari kamar, di sana sudah ada penghulu dan 2 orang saksi dan tentunya om Harisnya. Dania langsung berlari memeluk adik ayahnya itu.
"Udah nangisnya sayang, udah mau jadi istri orang ini." Ucap Haris mengusap air mata Dania.
"Saudari Dania apakah setuju menikah dengan Saudara Defran?" Tanya Penghulu yang hanya di angguki oleh Dania.
"Saudara Defran apa...." Kata-kata penghulu terpotong, "Iya saya siap." Jawab Defran memotong pembicaraan penghulu.
Haris mengulurkan tangannya dan langsung disambut oleh Defran, "baiklah, saudara Defran Arie Olvio saya nikahkan anda dengan keponakan saya Dania Bella Binti Husien Bara dengan mas kawin uang satu juta seratus tujuh belas ribu dan seperangkat alat sholat di bayar tunai."Kata penghulu.
"Saya terima nikahnya Dania Bella Binti Husien Bara dengan mas kawin tersebut di bayar Tunai, jawab Defran lantang.
"Bagaimana saksi?" tanya penghulu kepada kedua penghulu yang hadir. "Sah sah," Ucap saksi bersamaan.
"Alhamdulillah, silahkan mempelai perempuan cium tangan suaminya."Kata penghulu, Daniapun mencium tangan Defran yang telah menjadi suaminya dan Defran mencium kening Dania dengan sayang. Penghulu, om Haris dan saksi sudah pulang tinggal Dania dan Defran di apartemen, Defran mengeluarkan dokumen yang di tanda tangani oleh Dania.
"Ini kamu baca dokumen yang kamu tandatangani tadi," Defran menyerahkan kembali dokumennya. Dania mengambil dokumen yang berisi surat perjanjian dan dia melongo membaca surat perjanjian itu.
____________________________________
...SURAT PERJANJIAN...
Pihak Pertama
Nama : Defran Arie Olvio
Ttl : Jakarta,25 Desember
1995
Alamat: Jakarta
Pihak Kedua
Nama : Dania Bella
Ttl : Palembang, 2 Desember
2000
Alamat: Jakarta..
Saya yang bertanda tangan di bawah ini bahwa memang benar berjanji dan menyetujui pernikahan bayaran ini:
Pihak pertama tidak bisa menceraikan pihak kedua apabila itu terjadi maka seluruh aset dan kekayaan pihak pertama jatuh kepihak kedua.
Pihak pertama akan membayar biaya pihak kedua sebesar Rp. 25 juta perbulan.
Pihak kedua harus mematuhi semua perintah pihak pertama apabila melanggar maka jangan salahkan pihak pertama jika menuntut mengembalikan semua yg telah di berikan.
Pihak kedua dilarang ikut campur masalah pribadi pihak pertama.
Mulai saat berlaku surat ini Pihak kedua harus tinggal bersama pihak pertama.
Pihak kedua tidak bisa menuntut cerai pihak pertama.
^^^Jakarta, 07 januari 2022^^^
Pihak pertama Pihak Kedua
(Defran Arie Olvio). ( Dania Bella )
______________________________________________
Dania menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang di lakukan Defran. Dania menangis dalam diam, dia tidak ingin Defran melihatnya lemah. "Sudah bacanya kan? Jadi kau harus menuruti perintahku Dania, lagian aku tahu kok kamu butuh uang kan, dan ah iya lihat rekeningmu pembayaran pertamamu sudah ku bayar hari ini." Ucap Defran mengambil kembali dokumen itu untuk di simpan, "Dania melongo lagi melihat saldo rekeningnya, 100 juta isinya.
"Kenapa banyak sekali? tanya Dania bukankah cuma 25 juta," tanya Dania bingung.
"Untuk apa aku uang sebanyak itu?" Dania tampak berpikir akan iya gunakan apa uang itu. "Itu sebagai penghargaan ku untukmu karena malam ini akan jadi malam yang panjang untuk kita sayang dan kamu bersiaplah untuk itu." Defran menyeringai jahat.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments