Memasuki gerbang kerajaan Han .Alaska melihat banyak pelayan dan prajurit yang menundukkan kepalanya kepada dia, ia juga disambut oleh para menteri kerjaan yang sepertinya akan segera menjadi penjilat dihadapannya . Cih memuakan.
Alaska turun dari kudanya seketika para pejabat tersebut langsung mengerumungi dirinya,merasa terganggu Alaska menyuruh prajuritnya untuk membereskan para kecoa itu.
"Tuan jendral selamat datang di Kerajaan Han kita semua akan melayani anda sekarang"
"Benar tuan beri kami kesempatan untuk melayani anda"
Sahut yang lainnya lagi, telinga Alaska terasa gatal mendengar ucapan busuk dari para tikus tersebut, dengan sarkas ia menolak tawaran dari mereka.
" menjijikkan! Aku tidak butuh orang seperti kalian untuk melayaniku. kalian dengan mudah menghianati Raja Han setelah kerajaan ini sudah kurebut. Mana mungkin aku akan membiarkan kalian para penghianat untuk hidup dibawahku! "
"Ck bawa mereka pergi lalu gantung mayat mereka ditengah aula ibu kota, tikus kerajaan harus dibersihkan setelah aku datang! "
"Baik jendral! "
pengawal dengan sigap Menebereskan para pejabat licik itu menuju penjara bawah tanah untuk siap dieksekusi.
Pergi menuju ruang tahta Alaska bertanya ke pengawalnya tentang Keberadaan putri Annchi sekarang.
"Dimana dia? "
"Ada di kamarnya tuan sebelumnya dia mencoba untuk kabur tapi kami berhasil mengetahuinya, saya tidak sengaja membuatnya pingsan karena dia terus memberontak. Maafkan saya jendral saya siap menerima hukuman"
"Tidak perlu dia seorang pemberontak memang harus diberi hukuman, setelah sadar bawa dia kepadaku pastikan dia memakai gaun yang aku berikan "
Ucap Alaska sembari tersenyum licik pandangannya beralih kepada mayat sang permaisuri dan tempat tidur kayu milik pangeran kecil.
"Namanya pangeran chen dia baru saja lahir tapi nasibnya malang karena ibunya memilih bunuh diri ketimbang memperjuangkannya"
"Hem benar, dia bayi yang malang biarkan dia hidup, cari wanita yang mau menyusuinya. mungkin dia akan berguna untuku di masa yang akan datang "
Alaska tidak menyentuh pangeran chen dia hanya menatap datar kepada bayi malang tersebut lalu pergi meninggalkan nya.
"Baik saya akan segera mencari ibu sambung itu "
Sahut pengawalnya melihat punggung jendral dingin itu pergi. ia merasa kasihan kepada pangeran kecil yang sepertinya tidak mendapatkan simpati dari sang Jendral, tapi sudah membiarkannya hidup adalah suatu keberuntungan untuknya.
Di kamar Annchi dia dipaksa untuk berhias malam ini, ia juga harus menggunakan pakaian yang diberikan oleh Alaska. Pakaian yang diberikan oleh jendral Qin sangat tidak senonoh karena gaun itu adalah gaun malam yang sangat tipis dan terbuka.
"Hentikan! Aku tidak mau memakai pakaian dari si brensek itu! Berhenti memaksaku! "
Pelayan yang ditugaskan untuk mendadani Annchi merasa kesusahan karena sikap Annchi yang terus memberontak.
"Putri! Sekarang kami adalah pelayan untuk jendral Qin tolong jangan persulit kami kali ini, biarkan kami melaksanakan tugas dari jendral "
"Baik , lanjutkan semuanya aku akan bersikap baik demi kalian" Akhirnya Annchi memilih mengalah karena tatapan memohon dari pelayannya itu, tangannya meremas kuat gaun malam miliknya melihat wajahnya yang dirias dengan make up tebal semakin membuat dirinya terlihat seperti seorang pela*cur dari pantulan cermin tesebut .
Bajingan!
"Jendral Qin tidak selamanya jahat putri dia bahkan mencarikan ibu susu untuk pangeran chen dan juga saya dengar bahwa jendral akan memberikan pemakaman yang layak untuk kaisar dan permaisuri asal anda bersedia menemuinya malam ini, jadi ... "
Annchi membulatkan matanya mendengar nama adiknya tapi tak lama ia merasa lega karena iblis itu masih berbelas kasihan kepada dirinya juga adiknya. Pemakaman yang layak untuk orang tuanya? Itu adalah hal berharga yang dapat Annchi berikan sebagai mantan seorang putri walapun dia pada akhirnya dia merendahkan diri dihadapan jendral moon.
"Yayaya aku tau, aku akan belajar bersikap baik di hadapan nya .
" Ah akhirnya selesai putri Annchi sangat cantik sekarang ,saya yakin jendral moon akan terpesona oleh kecantikannya "
"Hem dia pasti akan terpesona kepadaku, aku berjanji demi orang tuaku aku akan membuatnya tunduk dihadapanku lalu perlahan menghancurkannya"
...
...
Memasuki kamar Alaska, Annchi disambut oleh pemandangan yang membuatnya meneguk ludahnya kasar ,dia melihat Alaska yang hanya memakai jubah mandi hitam mempertontonkan perut sixpack dan kulit kecoklatan khas perawakan seorang jenderal yang berada dibawah terik matahari dan debu panas.
"Tutup mulutmu air liur mu hampir membuat kamarku banjir"
"Ck sial! " Decih Annchi kesal ketika ketauan sedang menikmati pemandangan tubuh
Atletis milik jendral kejam tersebut , pipinya bersemu merah karena malu tetapi terus menatap Alaska galak. Alaska terkekeh kecil melihat tingkah gadis kecil berusia 16 tahun itu.
"Kemari mandikan aku sekarang"
"Tidak sudi aku diperintah olehmu,perintahkan pelayan saja sana! "
"Heum, kemarilah"Alaska berkata acuh menyuruh Annchi untuk memijatnya, dengan malas Annchi pun memilih mendekat ke arah bak mandi berukuran besar yang sudah di isi oleh air susu yang ditaburi bunga.
Merasa Annchi memijatnya dengan asal asalan Alaska melirik wajah cemberut itu, haha lucu sekali pikirnya tapi riasan tebal itu tidak cocok di wajah kecilnya haisss dia telah salah memperintahkan pelayan untuk merias seorang bocah.
"Huh! Kenapa menatapku terus"
"Tidak, kau sepertinya tidak merasa sedih atas kematian orang tuamu"
"Bren*gsek, aku tentu saja sedih tapi aku tidak mau musuhku melihatku menangis itu adalah penghinaan"
Sahut Annchi sambil menundukkan kepalanya dia berusaha untuk tidak menangis tapi apalah daya, dia benar-benar merasa terpukul oleh pembantaian kedua orang tuanya.
"dunia ini kejam dan tidak cocok untuk orang lemah sepertimu sebaiknya bersikap patuhlah didepanku"
Ucap Alaska memberi sedikit hiburan kepada gadis kecil itu, tangannya mengambil wajah polos yang kini tengah menangis.
"Kenapa menangis? Ingin melihat mayat mereka untuk terakhir kalinya "
"Emm apa boleh"
"Tentu, tapi mandi dahulu bersamaku malam ini"
"Apa?"
Tidak menghiraukan penolakan dari Annchi, Alaska mengambil tubuh mungil itu masuk kedalam bak mandi bersamanya kemudian melemparkan senyum tipis tanpa dosa kepada wajah lawan jenisnya yang kini tengah ketakutan.
"Tenanglah aku tidak tertarik kepada tubuh kecilmu itu "
Alaska memalingkan wajahnya ketika tau baju yang digunakan Annchi terlalu tipis kini memperlihatkan dengan jelas tubuh mungil yang berisi tersebut.
Apalagi melihat bela*han dada membuat dada Alaska terasa sesak.
"Hum jangan menyentuhku ,aku masih terlalu kecil untuk kamu yang orang dewasa" Sahut Annchi sembari menatap penuh permohonan kepada Alaska yang terus memalingkan wajahnya, dia kenapa tidak mau melihatku?.
"Iya "
"Berapa umurmu tuan"
"30 tahun"
"Wah tua sekali kau tidak cocok untukku yang masih kecil"
Ucapan Annchi langsung dibalas dengan tatapan tajam dari Alaska dengan senyuman manisnya Annchi menatap minta maaf kepada Alaska.
"Hehe maaf"
"Haissh sudahlah terlalu membosankan bermain dengan anak kecil, aku akan kembali ke kerajaan Qin sebelum itu kita harus melaksanakan upacara pernikahan. Ini permintaan terakhir ayahmu"
Alaska keluar dari bak mandi dia takut tidak bisa menahan nafsunya bila telalu lama disana .
"Ayah yang memintanya"
"Iya bersikap baiklah besok, pakaian mu akan disiapkan oleh pelayan "
"Kau mau kemana"
"Mencari wanita yang lebih dewasa daripada kamu"
Mendengar jawaban dari Alaska, Annchi terdiam dia merasa terhina karena selalu di anggap bocah oleh calon suaminya itu padahal mereka akan menikah besok , kenapa masih mencari wanita lain.
"Hebat sekali sekarang semua orang menggapku sampah,sampai calon suami ku pun lebih mencari wanita lain wah..."
Cup
Alaska mencium hidung Annchi yang memerah karena menangis lalu dia mengacak kasar rambut gadis kecilnya.
"aku hanya bercanda, kenapa kau menggapnya serius bocah "
"tapi ucapanmu terlihat menyakinkan tadi, wajar aku menganggap nya serius. ini semua salahmu"yah wanita memang selalu benar, sayangnya dia adalah orang yang kuinginkan mana mungkin tega menghianati nya. Batin Alaska yang menatap pasrah saat dirinya disalahkan oleh Annchi.
"Diamlah, jangan cengeng ketika kamu akan segera menjadi istri sah ku. Belajarlah lebih dewasa karena kau menjadi seorang istri jendral, orang yang memiliki pengaruh besar di Qin"
Annchi tertegun oleh ucapan Alaska yang menyebutnya sebagai seorang istri sah dia pikir dia hanya akan dijadikan sebagai seorang selir ,ternyata lebih dari itu. hatinya menghangat karena Alaska memeberikan setatus yang jelas untuknya.
Mungkin benar dia harus menerima Alaska mulai sekarang, demi adiknya . Juga ayahnya sendiri sudah menyerahkannya kepada Alaska bukan kan ini berarti pria didepannya adalah orang yang dapat dipercaya .
***
Sabtu, 23 April 22
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments