Bab 5

...Note : Novel ini sedang dalam proses revisi atas saran dari editor, silahkan teman-teman mundur 1 bab ke belakang terlebih dahulu sebelum lanjut membaca bab ini. Mohon maaf atas ketidak nyamanannya🙏🏼...

...*...

...*...

Keduanya tidak saling peduli keberadaan masing-masing saat lift mulai bergerak turun. Aresh fokus menatap lurus ke depan sementara Ruby sibuk menghubungi seseorang untuk datang menjemputnya. Malam-malam begini gadis itu takut pulang menggunakan jasa taksi online. Tidak tahu saja dia kalau sekarang Aresh ada bersamanya di sana karena pemuda itu terpaksa harus mengantarnya pulang demi memenuhi permintaan sang mommy.

Tidak lama kemudian, pintu lift akhirnya terbuka, Ruby berjalan keluar dari lift sembari menempelkan ponsel di telinganya.

"Ck, cepat angkat teleponnya Robby," gumam Ruby sembari berjalan menuju pintu keluar hotel, sementara Aresh terus mengikutinya dari belakang tanpa berkata sepatah kata pun.

Begitu keduanya sampai di pelataran hotel, Ruby akhirnya mengambil tempat untuk berdiri menunggu adik laki-lakinya, sementara Aresh juga berdiri di tempat yang sama dengan posisi yang agak jauh. Tidak berselang lama, sebuah mobil mewah berwarna hitam mengkilap berhenti tepat di depan Aresh, tidak perlu menunggu lama untuk pemuda itu untuk masuk ke dalamnya. Sementara Ruby yang melihat hal tersebut malah memilih acuh dan membuang pandangannya ke arah lain, apalagi ketika sadar bahwa Aresh terus saja memandanginya dengan tatapan tidak suka.

'Dia itu sebenarnya kenapa? Kenapa seperti memusuhiku? Memangnya aku salah apa padanya? Apa tadi saat dia sengaja menabrakku belum cukup untuk membuat kekesalannya mereda? Aku bahkan sudah berbaik hati tidak membalas perbuatannya. Dasar laki-laki aneh.' Batin Ruby mencoba untuk tidak peduli, karena biar bagaimana pun, dia tidak mau mencari masalah dengan Aresh, apalagi mulai besok dia akan bekerja di perusahaan pemuda itu sebagai sekretarisnya.

Tin!

Astaga.

Ruby terlonjak kaget saat klakson mobil Aresh berbunyi dengan keras tepat di hadapannya.

"Masuk!" teriak Aresh dari dalam mobil disertai dengan tatapan tak bersahabatnya pada gadis itu.

Ruby tersenyum sangat dipaksakan. "Tidak, terima kasih. Aku sedang menunggu jemputan," tolaknya kemudian membuang pandangan ke arah lain.

Melihat penolakan Ruby, Aresh tentu saja menjadi kesal. "Aku bilang masuk!" teriaknya.

"Mohon maaf, tapi aku tidak naik mobil orang asing." Ruby masih bersikeras menolak ajakan Aresh karena berpikir pemuda itu mungkin saja memiliki niat buruk padanya, hal itu membuatnya semakin yakin karena sejak tadi saat mereka masih di pesta hingga sampai detik ini, pemuda itu terus saja menatapnya dengan tatapan benci dan tak suka. Bisa saja 'kan sekarang Aresh ingin mengambil kesempatan untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi malam-malam begini situasi dan kondisi cukup mendukung untuk melakukan sebuah aksi kejahatan.

Aresh mendengus kesal. 'Gadis sombong ini benar-benar sangat menyebalkan dan merepotkan. Tinggal naik ke mobil saja apa susahnya sih?

Aresh lantas keluar dari mobilnya kemudian berjalan cepat menghampiri Ruby, tidak lupa dengan tatapan tajam dan tidak sukanya pada gadis itu.

"Kamu mau apa?" tanya Ruby yang mulai merasa panik sekaligus takut. Jangan-jangan sekarang Aresh ingin menculiknya dan membawanya ke suatu tempat.

"Masuk sendiri atau perlu aku seret?" tanya Aresh dengan penuh penekanan.

"Ti-tidak. To-tolong jangan lakukan ini padaku," pinta Ruby sembari berjalan mundur. Terlihat jelas bahwa gadis itu benar-benar ketakutan sekarang.

"Lakukan apa, hah? Memangnya aku ingin melakukan apa padamu? Jangan berpikir berlebihan, aku hanya ingin mengantarmu pulang. Dasar gadis aneh," kesal Aresh.

Mendengar ucapan Aresh, seketika Ruby menjadi malu sendiri. Rupanya dia sudah berpikir berlebihan karena mengira bahwa Aresh ingin menculiknya. Lagi pula, kalau dipikir-pikir, untuk apa juga Aresh menculiknya? Tidak ada untungnya. Kecuali kalau lelaki itu seorang ps*kopat.

"Ti-tidak perlu. Tidak perlu mengantarku pulang. Bukankah sudah aku bilang tadi, sekarang aku sedang menunggu jemputan," tolak Ruby. Kali ini dia menolak dengan cara yang lebih baik.

Kesal karena gadis itu terus saja menolaknya, Aresh pun tidak punya pilihan lain selain menyeret paksa gadis itu masuk ke dalam mobilnya, karena kalau sampai dirinya tidak mengantar Ruby selamat sampai di rumah, Aresh yakin, mommy-nya pasti akan sangat marah padanya.

"Hei! Apa yang kamu lakukan?! Aku bilang tidak perlu meng-" protes Ruby, tapi Aresh langsung memotong ucapannya.

"Ini perintah mommy!" kesal Aresh setengah membentak. "Jadi aku mohon padamu dengan sangat, bekerja samalah denganku. Aku tidak ingin Mommy-ku memarahiku hanya gara-gara kamu yang bersikeras tidak mau aku mengantarmu pulang. Dan asal kamu tahu, kalau bukan karena perintah mommy yang menyuruhku untuk mengantarmu pulang, aku sungguh tidak sudi mengantar gadis sombong dan menyebalkan seperti dirimu." Aresh berkata dengan penuh penekanan hingga membuat gadis itu terdiam.

Ingin rasanya Ruby membalas kata-kata Aresh dengan berteriak, "Aku pun tidak sudi diantar pulang oleh laki-laki sombong, angkuh, dan tidak kalah menyebalkannya seperti dirimu!" Tapi apalah daya, Ruby hanya bisa berteriak dan memaki dalam hati.

Terpopuler

Comments

Lia Yulia

Lia Yulia

sabar ya Ruby...mungkin sekarang Aresh masih sombong tp nanti kalau kamu sdh jd sekretarisnya pasti dia ketergantungan sama kamu....kita tunggu saja melelehnya si kulkas enam pintu ini😁

2023-01-27

1

宣宣

宣宣

,

2023-01-25

0

Rahmi Miraie

Rahmi Miraie

awas ya aresh kalau kmu udah bucin sama rubi aku kasih piring cantik
sok sok an lagi galak"sama ruby

2023-01-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!