Tiara menarik bibirnya, tersenyum lebar melihat Darjat yang melangkah tidak melihat jalan dan matanya tieu menatap ke arah wajahnya.
"Apa kau tidak pegal, melihat ku terus seperti itu?" tanya Tiara kepada Darjat.
"Perih Tiara. Tapi saya takut! si saat saya mengedipkan mata, kau menghilang atau berubah menjadi seram." Jawabnya membuat Tiara semakin mengembangkan senyumnya.
"Hi hi hi ... berkedip lah? karena sesungguhnya kau akan tersiksa karena itu. Percayalah! saya tidak akan berubah bila bukan waktunya atau saya sendiri tidak menginginkannya." Tiara berhenti berjalan tepat di depan sebuah istana yang megah berlapis emas.
Membuat Darjat melongok melihat istana tersebut dan Lagi-lagi dibuat terpukau, terkagum-kagum melihat keindahan yang nyata di depan mata.
"Masuklah? kau ikut dengan ku!" Tiara terus berjalan. Kanan dan kiri para asisten alias dayang dan ajudan menunduk hormat.
Darjat mengikuti dari belakang. Kemanapun langkah Tiara, dan tiba lah di sebuah kamar yang mewah dan luas.
"Kita akan mengadakan perkawinan di sini. Kau sudah siap untuk menikah dengan ku wahai pemuda tampan ku?" selidik Tiara sambil duduk di tempat tidur yang bertabur bunga 7 rupa tersebut.
"Pernikahan! mana penghulunya, ratu? eh Tiara?" Darjat kebingungan. Mau menikah tapi tidak ada penghulu atau saksi sekalipun.
"Pernikahan kita ini, tidak memerlukan penghulu atau siapapun, Darjat. Cukup kit berdua saja! ke marilah? dekat-dekat padaku dan peluk diriku dengan segala sara mu tumpahkan padaku, maka. Aku akan memberimu sistem kekayaan yang kau mau." Tiara melambaikan tangan pada Darjat.
Darjat bak seperti kerbau yang hidupnya di cucuk. Menurut saja dengan perkataan Tiara. Dia mendekat dan merangkak naik ke atas tempat tidur yang wangi kembang tujuh rupa tersebut.
Tiara dengan perlahan melucuti apa yang melekat di tubuhnya, lalu mengalungkan kedua tangannya di pundaknya Darjat. Dengan tatapan yang lembut dan pose-pose wanita penggoda.
"Lakukan lah sekarang juga?" suaranya yang mendayu-dayu dan penuh naf-su.
Sebagai pria normal, Darjat mana tahan melihat hidangan lezat terpampang di depan mata. Beberapa kali Darjat menelan Saliva nya yang tercekat di tenggorokan. Serta tatapan yang bak singa lapar ke arah Tiara yang begitu menggoda.
Desir angin malam kian menyelinap ke dalam tulang dan isi kepala terasa panas dengan aliran darah yang menggolak.
Sebenarnya, Darjat itu perjaka tingting dan belum pernah melakukan perkawinan seperti kecuali berciuman atau cepaka-cepiki saja. Jadi dia masih bingung mau memulai dari mana? sementara belalai nya sudah on dan siap menerjang badai dan mendaki gunung yang indah menantang.
Tiara membaringkan dirinya di depan Darjat. Menunggu serangan dari Darjat yang masih tampak kebingungan harus berbuat apa?
Perlahan namun pasti. Darjat pun berbaring dengan posisi miring dengan sorot mata yang terus tertuju ke arah tubuh moleknya Tiara, yang mulus dan putih. Tidak sedikitpun tertera cacat di sana.
Dengan tampak ragu-ragu tangan derajat mengarah sebuah perbukitan dan bermain-main di sana sekali melihat ke arah wajah Tiara yang merem melek dan tubuhnya pun mulai meliuk-liuk bak ular yang sedang bergoyang.
"Ahc. Lakukan lah wahai pemuda tampan? jangan ragu begitu! karena aku ini milik mu seutuhnya." Tiara menyentuh wajah tampan Darjat dengan lembut dan penuh gairah.
Netra mata nya Darjat bergerak-gerak, antara melihat wajah cantiknya Tiara dan kemolekan tubuhnya yang terus menggoda.
Tangan Darjat terus berjalan-jalan ke setiap lekukan tubuh Tiara, yang membuat sang empu semakin meliuk-liukkan tubuhnya tak beraturan.
Dan kini Darjat semakin memberanikan dirinya dengan menyentuhkan bibir nya ke pipi, kening. Hidung dan berakhir di bibir ranum milik Tiara yang sedari tadi minta di jamah.
"Mmmm ... oh ... cuph!"
"Mmmm ... oh ... cuph!"
"Oh ... mmm .... cuph!"
"Oh ... mmm .... cuph!"
Dan kini berbalik. Tiara lah yang mengungkung tubuh pemuda itu serta terus mencumbunya dengan penuh semangat, di ciumi seluruh tubuhnya dengan hasrat yang menggebu.
Tubuh Darjat di ji-lat habis oleh lidah Tiara yang berbau wangi kesturi. Kini Darjat lah yang merasakan nikmatnya setiap sentuhan Tiara yang bikin tubuh kekarnya meliuk dan bergoyang.
Tiara yang berada di atas tubuhnya Darjat dengan kaki mengangkang atau terbuka lebar.
Darjat yang sudah merasa tidak tahan lagi untuk menahan keinginannya untuk bercocok tanam. Langsung saja merubah posisinya menjadi kembali berada di atas Tiara yang juga sudah penuh dengan hasrat yang sudah memuncah.
Dan lalu ... Darjat mengarahkan pedang panjang miliknya itu, clebh ... menikah bagian sensitif Tiara sehingga manik mata indah Tiara melotot dengan sangat sempurna, ketika pedang besar nan panjang itu menyerang dan mengoyak miliknya.
Akhirnya pemuda yang bernama Darjat itu bisa juga unboxing barang bagus, miliknya Tiara siluman ular yang menjanjikan sistem kekayaan yang cepat instan kepadanya.
Entah mimpi apa dia semalam? ataupun sebelumnya? yang jelas yang dia cari adalah sebuah kekayaan. Namun dengan sangat beruntungnya ... dia pun mendapat plus-plus yaitu kenikmatan yang belum pernah dia dapatkan sebelumnya.
Di bawah sinar remang-remang. Kedua insan tersebut bergelut dengan bertukar peluh mereka bahkan juga saling menye-sap air ludahnya masing-masing.
"Ohc ... cuph! cuph! cuph! ...."
"Ohc ... cuph! cuph! cuph! ...."
Desis suara yang ke enakan dan raungan yang teramat nikmat, dari keduanya mewarnai ruangan tersebut. Suasana yang hening, sepi itu hanya di dominan dengan suara de-sa-han dan jeritan kecil yang merasakan sensasi yang hebat.
Entah sudah berapa kali mereka berdua merasakan puncaknya sehingga tubuh mereka berdua bergetar hebat dan sesaat terasa menegang, lalu mengerang sangat panjang. Brukgh ... tubuh Darjat ambruk di atas tubuhnya Tiara.
Bibir Tiara tersenyum merekah, dia benar-benar merasa puas dengan perkawinannya dengan Darjat kali ini.
Perkawinan untuk pertama kali dengan seorang pemuda dari alam manusia, setelah sekian lama dirinya mengasingkan diri dari segala macam kegiatan di luar. Ataupun berinteraksi dengan mahluk lainnya.
Darjat yang masih di atas tubuhnya Tiara. Menatap lekat ke arah wajah Tiara yang menunjukan senyumnya dan tampak sangat bahagia.
"Aku sudah memenuhi kemauan mu untuk menikah. Dan kini giliran kau memenuhi janji mu itu!" Darjat menagih janji Tiara untuk memberikan apa yang menjadi incarannya, yaitu kekayaan!
Tiara menyunggingkan bibir nya. "Hem, dasar manusia tamak dan sesat. Mencari kekayaan dengan tidak mau capek! atau tidak mau berusaha yang signifikan, tetapi jangan takut! karena ku tidak akan mengingkari janji ku."
Jari-jari Darjat dengan berani menari-nari di atas pegunungan himalaya yang menjulang tinggi. Dan pemiliknya pun kembali meliuk-liuk ke enakan ....
.
Jangan lupa subscribe ya? agar dapat notif, bila ada episd baru🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Ganuwa Gunawan
Drajat...Drajat
klu mau punya duit ya usaha bro...
kerja woy kerja..
ini mah malah kawin ma siluman
2023-02-16
2
Kurniaty
Setelah dapat kekayaan dari Tiara,akankah darjat masih mau memenuhi hasrat dari Tiara & mengabdi pada Tiara.
Sukses thoor & lanjut.
2023-01-19
1