Setelah kejadian Minggu lalu, Sam tetap menjalani aktivitas nya seperti biasa. Selesai gym ia bersiap ke kampus dan sarapan bersama keluarga nya.
"Selamat pagi" ucap Sam tersenyum.
Sam adalah pribadi yang hangat, tak heran banyak teman wanita yang salah mengartikan sikap ramah nya.
Begitu pun dengan Khaira yang belum pernah berdekatan dengan pria manapun terpikat dengan pesona Sam, meskipun ia harus menutup telinga nya dari nasihat sahabat nya kalau Sam sering berganti teman kencan.
"Pagi sayang" ucap Meilani, mama nya.
Sedangkan papa Pram dan kakak nya Bram hanya melirik sekilas tanpa berkata apa apa.
Mereka dua orang yang sama datar & dingin.
Adreena si bungsu, gadis cantik yang saat ini tengah duduk di kelas dua SMA internasional.
Mika, istri Bram adalah seorang model yang cukup di perhitungkan serta memiliki butik yang cukup terkenal. Ia dan Bram menikah karena perjodohan bisnis kedua orang tuanya.
"Aku duluan" ucap Bram sambil berlalu.
"Anak itu!" ucap papa Pram sambil menggelengkan kepalanya.
Meilani hanya menghela nafas.
Mika tidak peduli dengan suami nya, ia kembali melanjutkan sarapan nya. Selama pernikahan Mika mengurus diri sendiri tidak pernah saling menjalankan kewajiban sebagai suami istri, yang penting hubungan mertua dan orang tuanya berjalan dengan baik begitu juga dengan kerjasama nya.
Pernah dirinya mencoba memberi perhatian kecil, namun sang suami hanya menjawab dengan ketus dan dingin tak jarang dengan membentak. Membuat Mika masa bodoh dengan suami nya itu dan mencari kesenangan di luar sana.
*********
Aini hari ini tidak ikut suami nya ke pasar, setelah melepas Khaira untuk berangkat ke kampus Aini masuk kedalam untuk beres-beres.
Aini masuk ke kamar Khaira, tampak rapi seperti biasa nya. Aini mengulum senyum.
Mata nya sekilas melirik amplop coklat yang tergeletak di meja belajar Khaira, Aini mengambil nya dan mengeluarkan isi nya.
Sebuah alat tes kehamilan, alat itu menunjukan dua garis merah meskipun warna nya sudah agak pudar.
Tangan Aini gemetar, ia saat ini takut pikiran buruk yang terlintas di benak nya benar benar menjadi kenyataan.
Tubuh nya ambruk di kursi ia menatap sekeliling, tangan nya mengambil ponsel menghubungi seseorang.
📳 "Yah bisa pulang sebentar, ada hal yang penting" suara Aini bergetar.
Setelah menutup ponsel Aini langsung tak sadarkan diri.
Di pasar, Bayu menutup toko nya lebih awal takut istri nya terjadi apa apa, setelah menerima panggilan tadi.
Benar saja saat tiba di rumah, Bayu menemukan istri nya yang sudah tak sadarkan diri. segera meminta bantuan tetangga untuk membantu ke klinik terdekat.
"Bunda ada apa?" tanya Bayu saat sepulang dari klinik.
Aini menatap suaminya dengan tatapan kosong, Bayu yang masih belum mengerti apapun hanya bisa memeluk istrinya itu.
Aini mencoba melangkah mengambil amplop coklat yang sudah ia simpan sebelum tadi menelepon suami nya.
dengan bergetar Aini memberikan amplop itu pada Bayu.
"Bunda hamil lagi?" tanya Bayu setelah mengeluarkan isi amplop tersebut.
Aini diam.
"Ayah bersyukur kita masih di beri rezeki meskipun di usia yang sudah tidak muda lagi, inikan keinginan bunda dari dulu memberikan adik untuk Khaira" ucap Bayu.
Aini menggeleng.
"Alat itu bunda temukan di kamar Khaira" ucap Aini pelan.
Deg.
Bayu merasakan tubuh nya terguncang, pikiran nya mendadak berhenti. Bagaimana bisa?
"Yang ayah tahu Khaira gadis yang baik Bun" lirih Bayu setelah bisa menguasai pikiran nya kembali.
Ia tidak bisa membayangkan bagaimana nasib Khaira ke depan nya, jika semua ini benar ada nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments