Pram dan Meilani menuruni anak tangga, sebelum nya Nilam, salah satu asisten di rumah ini memberitahukan ada orang tua teman nya Sam.
Setelah menyapa, Pram dan Meilani duduk, Khaira tampak menunduk.
"Maaf apakah kita saling mengenal?" tanya Pram dengan nada datar.
Bayu menghela nafas.
"Memang kita tidak saling mengenal pak Pram, tapi kedua anak kita sudah sangat dekat"
"lalu?"
"Anak saya Khaira hamil" ucap pak Bayu setenang mungkin meskipun di hati nya menyelinap rasa takut terhadap Pram.
"Nilaaaaaam" teriak Pram.
Teriakan nya mengagetkan sekaligus menakutkan. Meilani hanya berusaha tersenyum dan meminta maaf.
"Iya tuan besar" ucap Nilam.
Umur nya di perkirakan sekitar 35 tahun.
"Panggil Sam, cepat"
"Baik tuan besar"
Sesaat setelah Nilam memanggil, Sam pun turun menggunakan baju santai karena hari ini weekend.
Deg.
Sam terkejut sekaligus takut kedatangan Khaira dan kedua orang tua nya. ia melangkah dan duduk di sebelah Meilani.
"Bener kamu hamilin dia?" tanya Pram tanpa basa basi.
Sam menatap Khaira sekilas, lalu mengangguk.
"Kamu lupa prinsip Papa apa?"
Sam menggeleng.
"Lalu kenapa kamu berhubungan dengan orang yang tidak sederajat dengan kita?" bentak Pram.
"Sam tidak pernah berniat seperti itu Pah, dia hanya salah satu teman kencan ku, tapi aku tidak menyangka dia akan memberikan semuanya" jawab Sam.
(Maafkan aku Khaira, tapi itulah kenyataan nya) batin Sam.
"Brengsek kamu" Bayu langsung membogem Sam.
Meilani menjerit melihat anak nya di hajar di depan mata nya sendiri.
Mendengar suara gaduh Adreena dan Mika di lantai atas segera turun ke bawah, Bram pun keluar dari ruangan kerja nya untuk melihat kedepan.
Ketiga nya masih diam karena tidak tahu apa yang sebenar nya terjadi.
Sam meringis kesakitan, darah segar mengalir dari sudut bibir nya.
Aini duduk di lantai dan menangkupkan kedua tangan nya.
"Pak, Bu saya mohon restui Sam dan Khaira karena di perut Khaira sudah tumbuh cucu kalian" kata Aini sambil menangis.
"Aku tidak Sudi punya cucu dari keluarga miskin" sentak Pram.
"Cihh cara murahan agar bisa kaya mendadak dasar jal*ng" cibir Mika.
Khaira yang mendengar itu langsung mengeluarkan buliran bening yang sudah ia tahan dari tadi.
"Bun jangan begini" Khaira ikut duduk dan memeluk ibunya.
"Stop ka, jangan memperkeruh suasana" ucap Adreena.
Dari awal ia tidak begitu suka dengan kakak ipar nya itu.
Sementara Bram menatap iba gadis di hadapan nya, hatinya terasa hangat saat bertatap dengan sorot mata yang teduh memancarkan kedewasaan di usia nya yang masih muda.
Tidak, tidak.
Apakah dirinya tertarik kepada wanita seperti itu, rela memberikan segalanya kepada laki-laki yang bukan suami nya.
Bram menggeleng pelan.
Sementara Mika menatap suami nya yang sedang bersikap agak aneh saat ini.
"Baiklah Sam dan Khaira akan menikah secara agama, Sam akan terus kuliah sedangkan Khaira akan tinggal di sini sampai bayi itu lahir" ucap Pram.
Bayu masih menatap dengan amarah.
"Jangan khawatir anak mu aman dan tidak akan kekurangan apapun, tolong mengerti ini untuk reputasi ku" ucap Pram datar sambil berlalu meninggal kan ruang tamu.
Meilani mengikuti suami nya pergi, satu persatu meninggalkan ruangan menyisakan Bayu, Aini, Khaira, dan Sam.
"Maaf Ra aku ga bisa ngelawan kekuasaan papa" lirih Sam.
Khaira diam.
Bayu mengajak Aini dan Khaira pulang, dengan gontai Bayu melangkahkan kaki nya. harapan yang dulu tumbuh untuk putri nya kini lenyap sudah.
"Ayah maaf" lirih Khaira.
Bayu mendekap tubuh putri nya dengan erat.
(Apa yang sudah terjadi tidak akan terulang kembali) Bayu menatap hampa jalanan di hadapan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments