05.

"Apaan sih si Lukas ngeselin banget" Ucap Okta saat mereka tiba di dalam kelas

"Jadi gimana nih?" Ayara juga kesal apalagi pembagian tugas yang mendadak, Lukas sendiri memilih tugas yang lebih ringan

"Ya udah ikutin aja deh mau gimana lagi kan?" Fatimah kesal tapi juga tidak bisa berbuat apa apa

"Gimana kalo kita jadi aja nanti minggu, gak papa si Lukas gak dateng juga" Usul Okta

"Bisa aja, tapi Lukas juga ada bener nya sih.. Coba pikir lagi pembagian tugas oleh Lukas udah tepat, mau nanti minggu kita kumpul juga pasti sama aja bagian siapa yang ngerjain ini itu iya kan?" Ucap Fatimah, setelah di pikir baik baik, hanya saja ia kesal Lukas tidak membicarakannya dengan baik

"Aku juga berpikir gitu, walaupun agak kesal sih dia ngomong nya tiba-tiba banget tanpa runding baik baik" Ucap Ayara

"Iya ya.. " Okta terlihat berpikir ia menyetujui ucapan Fatimah

Dan pada akhirnya mereka menyetujui kemauan Lukas. Setelah itu mereka hanya mengobrol di kelas, jam istirahat masih berlangsung.

Seperti biasa Fadli tiba-tiba datang dan duduk di samping Okta, bukan di samping Ayara karena sekarang kursi Fatimah sudah di duduki pemiliknya. Fadli duduk dan hanya mengangguk angguk mendengarkan pembicaraan mereka.

"Katanya mereka udah jadian kok, belum lama ini" Ucap Okta, kini mereka tengah membicarakan hubungan Lukas dan kakak kelas

"Iya?" Ayara sepertinya baru tahu mengenai hubungan Lukas

"Aku tau mereka deket, tapi gak tau kapan jadiannya baru tau sekarang dari kamu" Fatimah tahu hubungan Lukas dengan kakak kelas itu sudah cukup lama dan mereka hanya dekat saat itu, belum menjalain hubungan

"Kok dia bisa ya suka sama cewek kayak gitu" Entah apa yang di pikiran Okta, ia mengerutkan alisnya

"Emang dia gimana?" Tanya Ayara, ia tidak tahu maksud 'cewek kayak gitu' seperti apa, yang ia tahu kakak kelas itu cukup ramah

"Ya... " Okta tidak tahu harus menjelaskannya seperti apa

"Gak mandang fisik kali ya.. " Fatimah mengangkat kedua alisnya, ia tahu maksud Okta

"Mungkin.. " Okta acuh ia mengangkat kedua pundaknya

"Ohhh.. " Akhirnya Ayara mengerti kenapa Fatimah mengatakan 'tidak mandang fisik' . Tapi sejujurnya menurut Ayara, kak Sarah lumayan cantik walaupun tidak sangat cantik. Tapi kembali pada diri masing-masing, pandangan setiap orang pasti berbeda

"Mmm..Terus.. Terus.. " Fadli mengangguk angguk

"Nabrak!" Ucap Okta sengaja meninggikan suaranya

"Sakit dong.. " Fadli melirik Okta

"Bodoamat" Okta terlihat kesal tanpa alasan ia membuang muka

"Yeee sinis amat sih"

Okta hanya mengangkat kedua bahu

"Tugas Ips kamu kelompok berapa?" Fatimah bertanya pada Fadli

"Aku kelompok dua bareng sama Fram, Asha, Yuli, Prili dan si nenek lampir"

"Nenek lampir? Laila?"

"Iya.. "

"Kok nenek lampir? Wahh parah.. Gak boleh gitu kamu.. "

"Cowok cowok pada manggil dia gitu, tadi juga kenapa kamu nebak nenek lampirnya Laila? Hayoh.. "

"Ehh. Iya ya hahaha" Fatimah menutup mulutnya menggunakan tangan kiri dan tangan kanannya ia gunakan untuk memukul apapun di sekitar termasuk Ayara. Ayara sendiri sudah terbiasa karena hal tersebut pun menurun pada Ayara sendiri.

"Kenapa coba di panggil nenek lampir" Ayara sudah tahu sebutan itu namun ia masih bingung kenapa harus nenek lampir

"Gak tau sih.. Tapi rasanya cocok aja gitu dengan dia yang cerewet"

"Ohh.. "

"Kayak kamu juga di panggil tower cocok karena tinggi" Ucap Fadli pada Fatimah

"Tau tuh gara gara si Lukas manggil aku tower, anak anak lain pada ngikutin"

"Hahaha tapi bener kan, kalo Okta yang di panggil tower baru gak cocok iya kan hahahaha" Fadli tertawa melihat ekspresi sinis Okta

"Apa ketawa ketawa" Ekspresi Okta saat ini sedang tidak ramah

"Maaf ya.. Becanda kok.. Maaf Okta hehe"

"Dihh... "

Tidak lama kemudian suara bel terdengar berbunyi pertanda jam pelajaran ke tiga akan segera di mulai, kelas pun seketika di penuhi siswa siswi.

Sesaat sebelum semua siswa siswi pulang, lukas sempat berbicara berdua dengan Fatimah.

"Bilangin sama anak anak lain, kalo mereka gak setuju sama rencana gue, gue punya rencana kedua yaitu gue yang bakal ngerjain tugasnya sendiri dan kalian hanya akan tahu jadi"

"Bener?" Fatimah sempat terkejut namun detik berikutnya ia malah curiga. Fatimah menyipitkan mata untuk mempertajam penglihatannya, ia ingin memastikan apa mau si Lukas ini. "Ah... " Akhirnya Fatimah tahu akal bulus Lukas, ia bisa menebak itu

"Ya.. Gue harus dapet komisi, kalian bayar gue baru gue mau"

"Sudah ku duga. Gak! Gak akan!" Fatimah pun segera menyusul teman temannya yang mulai menjauh ia tidak ingin banyak berbicara dengan lukas, sulit berdebat dengan orang keras kepala seperti dia.

...

Semalam karena berhubung besok hari minggu, Ayara tidur lebih larut dari biasanya. Malam ini cukup menenangkan, ibu dan bapak tidak ribut lagi. Karena terlalu asik menggambar hingga Ayara terkejut saat melihat jarum jam dinding sudah menunjuk pada angka 12 pas, ia pun segera menyudahi kegiatannya dan hendak tidur.

Setelah subuh Ayara kembali tidur, toh ini hari minggu ia mau tidur sampai siang.

Pukul 10.00 Ayara di bangunkan oleh suara seseorang yang memanggilnya dari luar, dengan mata yang masih mengantuk dan rambut yang acak acakan ia terpaksa bangun untuk melihat siapa orang yang sudah mengganggu tidurnya.

Seketika Ayara membelenakan mata ia amat terkejut ketika melihat dari jendela seseorang yang memanggilnya, buru buru ia memakai sweater dan menutupi rambutnya dengan kupluk, ia pun segera menghampiri orang di luar. Entah kenapa jantung berdetak lebih cepat mungkin karena terkejut? Namun ia juga merasa sedikit gugup tanpa alasan.

"Lama banget, kamu baru bangun?" Ucap Fadli melihat mata Ayara yang terlihat sipit

"Nggak" Ayara berdiri di ambang pintu

"Dihh baru bangun.. "

"Ngapain kamu kesini?"

"Aku mau minta anterin ke rumah nenek lampir, aku gak tau rumah dia, Fram sama Asha juga mereka gak ada yang tau"

"Kenapa gak bilang dari kemarin?"

"Hehe ngedadak ya? Aku juga dadakan kerja kelompok hari ini baru aja tadi pagi runding di grup chat"

"Kenapa gak sama Prili? Dia tau rumah Laila"

"Aku gak tau rumah Prili"

"Yuli?"

"Gak tau juga, tapi katanya Yuli sama Prili udah di sana"

"Kenapa gak janjian ketemu di mana terus bareng bareng ke rumah Laila"

"Ihhh banyak tanya udah dehh ikut aja"

"Kamu mau nunggu aku mandi sama makan?"

"Udah sana cepet.. "

"Ya udah, kalo mau masuk masuk aja asal jangan maling" Setelah itu Ayara pergi mandi

"Astaghfirullah aku gak gitu ya.. "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!