Sikap buruk dari kakak tiri

Setelah melakukan persetujuan bersama rekan bisnis ilegal yang sudah digelutinya, Genan bergegas untuk pamit pulang. Devan mengajak teman satu komplotan untuk bersenang-senang seperti biasa.

Saat kepala terasa pening, saat itu juga si Genan teringat bahwa Alena tengah berada di rumah sendirian, sedangkan ibunya entah jam berapa akan pulang. Oleh karenanya, Genan buru-buru segera pulang saat melihat jam yang tertera di ponselnya sudah lewat tengah malam.

Genan segera berpamitan setelah merasa cukup menikmati kebersamaan dengan satu komplotannya. Dengan tubuhnya yang tidak seimbang, Devan menyuruh orang suruhannya untuk mengantarkannya pulang.

"Aku tunggu kedatangan kamu besok. Ingat, jangan mempermainkan aku, atau bohongi aku." Ucap Devan kepada Genan.

"Tenang saja, aku bisa menjaminkan semuanya padamu. Tapi ingat, kompensasi besar yang harus kamu berikan padaku." Jawab Genan dengan sebuah permintaannya.

"Tenang saja, aku tidak akan membohongi mu." Ucap Devan meyakinkan.

Setelah keduanya saling percaya, Genan bergegas pulang diantar oleh orang suruhan sampai rumah.

Genan dengan tubuhnya yang sempoyongan, terasa penat untuk menjaga keseimbangannya.

BRAK BRAK BRAK!

Genan yang malas menekan bel pintu, dirinya lebih memilih untuk menggedor pintunya begitu kuat, dan membuat Alena terbangun dari tidurnya.

"Woi! bukanya pintunya, apa kamu tuli. Da_sar! punya adik tidak berguna." Teriak Genan sambil menggedor pintunya.

Saat itu juga, Genan jatuh tersungkur saat pintunya dibuka oleh Alena karena tidak mampu untuk menjaga keseimbangan berat badannya sendiri.

"Aw! perse_tan kau Alena!" pekik Genan sambil membentaknya.

"Maaf Kak, ALena gak sengaja, serius. Kakak gak apa-apa, 'kan? ayo Kak, Alena bantu Kak Genan berdiri." Ucap Alena merasa bersalah saat melihat kakak iparnya tengah jatuh tersungkur di lantai.

Bau yang begitu menyengat lewat napas dari mulut kakak iparnya, terasa tidak enak saat indra penciumannya menghirup bau al_ko_hol.

Dengan susah payah si Alena membantunya berdiri, juga memapah tubuhnya yang sangat berat. Alena berjalan dengan hati-hati takut jatuh bersamaan di lantai.

Berat badan yang jauh perbedaannya, Alena terasa berat dan berusaha untuk kuat. Tidak ada pilihan lain selain memasukkannya di kamar miliknya, lantaran tidak mungkin juga untuk masuk ke kamar kakak iparnya yang berada di lantai atas.

Genan sendiri yang sudah setengah kehilangan kesadarannya, mata dan pikirannya tidak lagi sinkron dimana dirinya tengah berada.

Tidak ada pilihan lain, akhirnya Alena menggantikan bajunya kakak ipar. Sedangkan untuk celana jeansnya ia biarkan begitu saja, karena dirinya tidak ada hak untuk menggantikannya.

Setelah menggantikan baju kakak iparnya, Alena mengambil air hangat untuk mengompresnya.

"Aw!" pekik Alena saat tangannya di tepis cukup kuat oleh kakak iparnya hingga baskom berisi air kompres pun jatuh ke lantai.

Genan bangun dari posisinya yang sedang tidur. Alena gemetaran saat kakak iparnya bersikap kasar padanya.

Saat itu juga, Genan langsung meraih dagu milik Alena dan menekan kuat tepat di bagian rahangya.

Alena kesakitan saat menerima perlakuan kasar dari Genan, dan berusaha untuk menyingkirkan tangan kakak iparnya.

"Jangan berani-beraninya kamu bersikap perhatian kepadaku. Karena kamu itu tetaplah perempuan sia_lan di mataku, paham." Ucap Genan yang semakin menekan kuat pada bagian rahang miliknya Alena, dan juga dengan tatapan tajamnya.

Kemudian, ia mendorong tubuh kecil itu hingga membentur meja yang ada di dekat lemari bajunya.

"Aw!" pekik Alena saat kepalanya mengenai kaki meja, sakit itu sudah pasti."

Genan yang juga masih dikuasai kebenciannya, sedikitpun tidak ada belas kasih pada Alena.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!