Niken berlahan turun dari motor pak haris sambil meringis menahan sakit di lutut nya, Ia berjalan masuk tanpa mengajak ketiga guru nya masuk ke dalam rumah. Sebenaranya Niken takut juga akan reaksi orang tuanya yg melihat keadaan nya seperti itu. Niken takut kalau nanti orang tuanya marah dan menyalahkan Pak Kamil yg tadi datang menjemput nya dirumah.
Ketiga guru nya saling berpandangan sorot mata mereka saling bertanya tanya tentang reaksi orang tua Niken nanti nya .pak Haris memberi Kode agar mereka turun dari motor dan mengikuti Niken berjalan di belakang nya
"Assalamualaikum, bu...bu...! dimana? Niken Pulang,"
"Wa alaikum salam," jawab Ibu Niken beliau keluar menyapa Niken.
"Kamu kenapa kok jalan nya pincang gitu nak ini juga Celana kamu kok Bisa sobek,kamu Kenapa nak?! tanya ibu Niken panik
Tiba tiba pak haris memberikan salam dari depan pintu rumah niken
"Assalamualaikum bu"
Ibu Niken berbalik ke arah pintu Dan menjawab salam
"Wa alaikum salam, ini Siapa yah?" tanya Ibu Niken heran melihat Pak Haris dan dua orang lainnya
"Ini guru saya juga bu," ujar Niken
"Mari masuk Pak," ajak Niken mempersilahkan ketiga gurunya itu agar masuk dan duduk.
"Ada yg mau aku ceritakan tentang Kenapa sampi kaki Niken pincang dan Celananya sobek bu," ucap Pak Haris ketika mereka telah masuk dan duduk dirungan tamu rumah Niken.
"Silahkan, saya mau dengar penjelasan dari anda kenapa anak saya Bisa begini, padahal tadi perginya baik baik saja," ucap Ibu Niken degan nada sedikit ketus.
"Mohon maaf Bu sebelum nya, tadi mereka keserempet mobil truk," ucap Pak Haris menjelaskan
kronologis kejadian yang menimpa Niken dan Pak Kamil.
Ibu Niken menyimak penjelasan yang di ucapkan oleh Pak Kamil dan Pak Haris secara bergantian.
" Ooh begitu, untung mereka tidak sampi tertabrak," ucap ibu Niken ketika telah mendapatkan penjelasan.
"Saya Minta maaf Bu karna tidak Bisa menjaga anak Ibu dengan baik, saya sangat menyesal," ujar Pak Kamil
" Iya, tidak masalah kan Bapak juga ikut terluka akibat kejadian tadi," ujar ibu Niken.
Ibu Niken memperhatikan tagan Pak Kamil yang terlihat membengak.
"Bagaimana tangan anda Kaya nya terkilir?" tanya ibu Niken kemudian.
"Iya Bu, tangan saya terkilir kata Niken dekat sini ada tukang pijat bu?!" ucap Pak Kamil
"Iya ada pak, Mari saya antar nanti kalo kelamaan dibiarkan tangan anda bisa bengkak," ucap Ibu Niken
Ibu Niken mengantarkan Pak Kamil ketilang urut yang tak jauh dari rumahnya. Sebelum pergi beliau menyuruh anaknya agar beristirahat saja. "Niken kamu sana masuk kedalam, kamu bersih bersih pake air hangat terus baju sama celananya ganti."
"Bentar aja bu kaki niken Sakit kalo Kena air nanti perih" jawab niken
"Kan lutut nya ada perbannya, jadi luka kamu ngak bakal kena air. Jangan banyak alasan anak gadis kok gitu, ngak malu baju kamu Pasti sudah banyak keringat nya dan kotor masa ia kamu mau memakai nya seharian," ucap ibu Niken mengomeli anaknya.
Niken pun masuk kedalam kamarnya degan mengerutu karena Ibunya tak melihat kondisi mengomeli Niken didepan orang.
Mereka pun pergi menuju rumah tukang urut yang dimaksud. Kurang lebih dua jam mereka berada dirumah tukang urut tersebut.
Setelah pulang dari tukang urut mereka kembali kerumah Niken untuk mengambil kendaraan yang terparkir disana.
"Bu kami pamit, makasih bu Sudah dianter ke Tukang urut. Sekali lagi saya Mohon maaf atas kejadian ini," ucap Pak Kamil
"Iya sama sama pak, engak masalah Kan si Niken juga luka nya ngak begitu parah bapak yang kasihan, tangan nya sampi ngak Bisa di gerakan," ucap ibu Niken ramah.
Pak Kamil menjelaskan bahwa rambut Niken tadi sempat digunting karena terlilit pada ban motor.
Ibu Niken terkejut mendegar penjelasan dari Pak Kamil karena ia tau Niken akan marah jika sampai tau bahwa rambutnya di potong. selama ini Niken selalu menolak jika ada yang menyarankan rambutnya dipotong.
"Apa niken tau rambut nya di gunting?" tanya ibu Niken kemudian
"Kaya nya Niken tidak tau bu, soalnya Niken tadi pingsan." ucap Pak Kamil menjelaskan.
"Pasti kalo sadar rambut nya dipotong Niken marah karna Niken sangat sayang sama rambut panjang nya." ujar Ibu Niken menjelaskan
Pak Kamil hanya diam mendengar penjelasan ibu Niken.
"Siap siap aja Niken nggak bakal ajak kamu ngomong," ujar pak Haris berbisik sambil tersenyum mencibir
Melihat wajah Pak Kamil berubah ibu Niken kembali berucap. "Biarkan saja Pak nanti juga panjang lagi.
Mereka pun pamit dan berjalan menuju kendaraan yang terparkir dihalaman rumah.
Sebelum pergi dari rumahnya ibu Niken mengingatkan kembali agar Pak Kamil kembali besok pagi rumah tukang pijat tadi.
**Bersambung.
Selamat membaca udah direvisi bab bab awalnya karena banyak tak sesuai PEUBI.
Maklum masih amatiran Hehehe. Trimaksih yang sudah mampir dan meninggalkan jejaknya**
uthor :
disuruh ngerevisi karna banyak tanda baca yang tudak tepat tidak sesuai dengan ketentuan. buat penulis baru seperti ku, kalau mau bikin novel sebaik nya diperhatikan semua nya. masalah nya ngervisi ulang cerita yang telah kita buat sungguh melelahkan.
Happy reading buat kalian. 😘😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
R.F
semangat up. 2 like. like balik ya
2021-01-22
0
Kurawa
semangat kk author..hebat pokoke
2021-01-05
1
❣️y@ni❣️
semangat thorr.......
2020-09-11
0