"Dasar cewe aneh, manusia astral. Tidak punya sopan santun" gerutu nya sepanjang langkah kaki nya.
"Hei, Arkan!!" teriak seorang wanita di depan sana. Dia berjalan cepat dan terus memanggil nama cowo tampan itu.
Arkan Zayn, pria remaja 17 tahun. Memiliki wajah tampan, tubuh tinggi, dada bidang, sorot mata tajam dan terlihat dingin.
Setiap cewe yang melihat nya, mereka pasti akan klepek klepek. Meskipun berdarah dingin, mereka akan tetap memuja Arkan.
Apalagi di sekolah Arkan merupakan seorang ketua OSIS. Siswa paling teladan dan memiliki prestasi paling unggul.
Sungguh paket Complete, siapapun yang mendapatkan pria ini. Dia merupakan orang yang paling beruntung.
Setidak nya, begitulah yang ada di pikiran setiap wanita yang memuja Arkan.
"Arkan!"
Plak.
Wanita itu akhirnya memukul bahu Arkan, sejak tadi dia memanggil namun Arkan tak kunjung mendengar nya.
"Eh Kak Jessica, kapan sampe?" tanya Arkan terkejut. Dia tidak melihat kakak nya keluar dari pintu keluar bandara. Makanya dia mencari ke dalam.
Eh, kakak nya malah menghampiri nya. Aneh memang.
"Lo sih, dari tadi gue manggil Lo. Teriak teriak gak jelas, sampai tenggorokan gue sakit. Tapi, Lo gak dengerin gue!" omel Jesika menggerutu.
Arkan tidak menjawab, dia mengambil alih koper kakak nya yang baru saja pulang dari Korea.
Mereka berjalan beriringan keluar dari bandara menuju ke parkiran.
"Lo mikirin apa sih, Sampai tadi gue panggil gak denger?" tanya Jesika penasaran.
"Gak ada, gue hanya kesal aja. Jumpa cewe gak sopan banget, malah dia memakai gue tadi. Malu banget sumpah" dumel Arkan dengan emosi meluap luap.
"Cewe? di mana? memang nya Lo apain?" tanya Jesika terkejut. Tumben banget adik nya menggubris seorang cewe.
"Itu tadi, gak sengaja nabrak tu cewe. Sampai baju gue kotor gini" Arkan menunjukkan baju nya yang terkena tumpahan kopi nya.
"Yaelah, itu doang Lo permasalahkan. Udah ikhlas aja"
"Gue kesal aja, mana dia gak sopan banget lagi" gerutu nya lagi.
Jesika hanya menghela nafas, sikap adik nya memang sulit di tebak.
Jarak umur Arkan dengan kakak nya hanya terpaut 3 tahun. Jadi, mereka terlihat sepertu sebaya saja.
Arkan memasukkan koper kakak nya ke dalam bagasi. Kemudian membukakan pintu untuk kakak nya di sebelah kemudi.
Perlakuan istimewa ini, hanya Arkan berikan pada 3 wanita. Pertama Mama nya, kedua Kakak nya,dan yang terakhir pada..Dia. Yah, dia yang Arkan cintai.
Satu nama yang hinggap di hatinya. Namun, sekarang. Nama itu sudah membeku dan sulit untuk di cairkan lagi.
Arkan tidak mau mengingat nama itu lagi, dia akan mengubur dalam dalam di sudut ruang hati nya.
"Terimakasih" Jesika langsung masuk ke dalam dan duduk manis.
"Sudah siap?" tanya Arkan sebelum dia melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang.
"Oke" seru Jesika semangat. Dia sudah tidak sabar ingin segera pulang.
Sudah 1 tahun lama nya Jesika tidak pulang ke negaranya. Dia jadi tidak sabar ingin bertemu mama dan papa nya. Jika Arkan, dia sudah sering bertemu. Hampir setiap akhir bulan Arkan datang mengunjunginya.
"Ngomong ngomong, cewe tadi cantik gak? apa dia jodoh Lo? " ucap Jesika memulai pembicaraan mereka di dalam mobil.
Bukan nya menjawab, Arkan malah melempar tatapan tajam pada kakak nya.
"Ups" Jesika menutup mulut nya, lalu kemudian dia terbahak. Ekspresi wajah bete adek nya sangat lucu di matanya.
"Ketawa Mulu Lo, kesambet baru tahu"
Jesika malah semakin tertawa, memegangi perut nya yang mulai terasa ngilu.
"Abis nya, Lo kaya gitu sih. Gue kan bercanda, tapi kenapa eksepsi Lo kaya gitu" ucap Jesika berusaha untuk menahan tawa nya. Namun, ini terlalu sulit, perut nya benar benar terasa di gelitik.
"Gak lucu tahu" dengus Arkan kesal.
"Hahaha..."
Arkan mendelik kesal pada kakak nya, dia tidak habis pikir dengan pembicaraan seperti itu, kakak nya bis tertawa sebahagia itu.
Apa dengan diriku menderita baru membuat nya bahagia? pikir nya.
Mobil terus melaju, mereka tidak lagi mengeluarkan suara untuk membahas sesuatu yang mungkin memang tidak penting.
Mood Arkan sudah rusak, dia merasa malas untuk mengatakan apapun.
Sesampai nya di rumah, Arkan keluar begitu saja tanpa membukakan pintu untuk kakak nya. Bahkan dia tidak mengeluarkan Koper kakak nya dari bagasi.
Jesika terkejut, dia buru buru keluar dari dalam mobil dan berteriak memanggil adik nya.
"Eh eh...Hey, koper gue siapa yang keluarin!!!" teriak Jesika. Namun, di abaikan oleh Arkan.
"Dasar, adik durhaka.Bukan nya bantu, dia malah ninggalin gue sendiri!" Jesika menggerutu.
Jesika menurunkan kopernya, kemudian menariknya masuk ke dalam rumah mewah bak seperti istana.
"Ma!! Pa!! , Jessi pulang!!!" teriak Jesika seperti memakai toa.
"Ehh putri mama sudah pulang" Amora tersenyum, dia muncul dari balik dapur, kemudian menghampiri putrinya yang sedang merentangkan tangan nya.
Jessica memeluk mama nya dengan sangat erat, bahagia karena akhirnya dia bisa memeluk mama nya.
"Seperti nya, putri ku belum pulang" Rajuk Fiandi karena tak kunjung di peluk oleh putri nya.
"Udah lah, ni peluk aku aja" ucap Arkan memeluk papa nya. Fiandi mencebik, bukan nya di peluk Jessica, dia malah di peluk Arkan.
Melihat wajah cemberut papa nya, Jessica dan Amora tertawa bersama.
"Ulu uluu sini peluk papa" bujuk nya.
Bruk.
Fiandi langsung mendorong Arkan hingga terhenyak ke lantai.
"Putri ku"
"Papa kuu"
"Awsss...."
Arkan meringis kesakitan, demi putrinya. Papa nya tega mendorong putra tampan nya.
"Sungguh tega, pangeran tampan di buang begitu saja" ujar Arkan mendrama.
"Ahahaha .."
Mereka tertawa bersama. Begitulah sejati nya Keluarga Fiandi Zayn. Harmonis di dalam, namun terlihat kaku di luar.
Apalagi Arkan, bagaikan manusia kutub. Arkan benar benar dingin.
Berbeda jauh dengan Jessica, dia sangat periang, ramah, anggun tentunya. Banyak yang menyukai dirinya. Banyak pula yang membanding bandingkan dirinya dengan Arkan.
Bagai langit dan bumi, sifat keduanya. Padahal, jika di rumah, apalagi di depan kedua orang tuanya. Mereka akan sangat manis dan manja.
...----------------...
Di dalam taxi, Kai menatap ke luar kaca mobil. Tidak ada ekspresi apapun. Dia hanya diam, terkadang dia menghela nafas dalam.
"Mau di antar ke mana non?" tanya supir taxi. Dia bingung ingin mengantar kemana wanita ini. Sejak tadi, dia hanya diam dan hanya mengatakan arah nya saja, namun tidak mengatakan detail alamat nya.
"Perumahan Cluster taman Sejahtera" jawab Kai menyebutkan nama perumahan elit tempat tinggal keluarga nya.
Supir taxi pun mengangguk pelan, akhirnya dia mengetahui arah tujuan mereka.
"Baik Non"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments