Morgan mendelik, dengan kening yang sudah basah karena keringatnya yang bercucuran. Ia bangkit dan duduk di atas ranjangnya. Ia mengedarkan pandangannya ke arah ruangan kamarnya, dan tidak menemukan siapa pun di sana.
Tidak ada Fla sama sekali di sana, sehingga membuat Morgan merasa sangat gagal dalam mempertahankan perasaannya pada Fla.
Morgan melirik ke arah jam dinding, dan mendapati waktu yang sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Ia mengusap kasar wajahnya, karena ia sudah terlambat untuk bangun dari tidurnya, dan mengantarkan Fla menuju ke rumah sakit tempat ia bekerja.
“Saya ketiduran ...,” gumamnya yang merasa kesal dengan dirinya sendiri. “Kenapa Fla gak mau bangunin saya? Kenapa ia segitunya, sampai gak mau saya antar ke tempat kerja?” gumamnya lagi sembari bertanya-tanya dengan dirinya sendiri.
Tak ada habisnya jika memikirkan permasalahan ini. Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, sehingga membuat Morgan segera melangkah ke kamar mandi, untuk membilas tubuhnya.
SRAK!
Morgan membuka keran shower, dan sengaja membasahi tubuh kekarnya dengan air yang mengalir dari keran shower tersebut. Ia mengusap wajahnya, untuk membuat perasaan dan hatinya tenang.
“Saya cinta sama Fla, tapi Fla sama sekali gak bisa kasih keturunan buat saya. Harus bagaimana saya sekarang?” gumamnya, sembari meratapi jalan yang harus ia ambil.
Hari-hari Morgan jalani sama seperti saat ia belum menikahi Fla. Bedanya, kini ia memang sedang dekat dengan Ara, yang tak lain adalah adik dari Fla. Walaupun ia tidak mencintai Ara, tetapi ia merasa Ara bisa memberikannya keturunan jika ia menikahinya.
Tidak ada lagi wanita yang Morgan inginkan, selain Fla. Namun, ia merasa harus melakukan ini, demi mendapatkan keturunannya sendiri.
Segala cara sudah ia coba. Pengobatan alternatif dan juga tradisional pun sudah ia jalani, tetapi hasilnya tetap saja nihil. Fla masih juga belum kunjung mengandung benih darinya.
Perasaan sukanya terhadap Ara, tidak sebesar perasaan sukanya terhadap Fla. Morgan memang menyukai adik dari Fla itu, karena ia melihat body dan juga penampilan Ara yang sangat menggairahkan.
Siapa lelaki di dunia ini, yang tidak tergoda melihat wanita seperti Ara?
Namun, Morgan benar-benar hanya melihat Ara dari segi nafsu semata. Ia sama sekali tidak melihatnya dari segi rasa cintanya terhadap Ara, karena rasa cintanya sudah terlanjur ia tanamkan pada Fla.
Saat ini, Morgan sudah berada di kampus. Ia meletakkan tas yang selalu ia bawa setiap kali ke kampus, pada meja yang berada di kantin tempat biasa ia memesan sarapan.
Morgan mengangkat tangannya, dan penjual di kantin kampusnya datang menghampirinya. Ia memesan menu sarapan seperti yang biasa ia pesan, karena selama sebulan ini Fla selalu masuk pukul 3 pagi, dan tidak bisa menyiapkan sarapan untuk Morgan.
Bukan hanya hal itu saja, Fla juga memang tidak ingin melakukan tugasnya lagi sebagai istri, karena rasa sakit hatinya pada Morgan. Ia jadi tidak mengurus Morgan lagi, dengan beralaskan jam kerjanya yang selalu masuk sangat pagi itu.
Semangkuk mi goreng dengan tambahan telur ceplok rebus di atasnya, sangat membuat Morgan berselera makan. Aromanya sudah tercium dari radius beberapa meter, sampai akhirnya mi tersebut sampai di hadapannya.
“Mau pakai nasi, Pak?” tanya Ibu kantin, Morgan menggelengkan kecil kepalanya.
“Gak usah, Bu. Sudah cukup seperti ini,” tolak Morgan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
adiah diah
Gak usah bilang cinta kalo gak bisa jaga perasaan, gedeg bngat bacanya 😠😠😤
2023-01-23
0
👊🅼🅳💫
kaaan...😌
udh di bikin kecewa gmn mo bersikap biasa-biasa ajah🤣🤣
2023-01-18
0
👊🅼🅳💫
mesum🥲🥲
2023-01-18
0