Fla melangkah melewati Morgan, tetapi Morgan yang masih belum mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, segera menahan tangan Fla, agar Fla tidak meninggalkannya sendirian di sana.
“Fla ....” Morgan memandangnya dengan dalam, walaupun Fla sama sekali tidak membalikkan tubuhnya ke hadapan Morgan. “Saya antar kamu ke rumah sakit ya, jam 3 nanti,” ucapnya dengan inisiatif yang tinggi.
Fla tersenyum pahit mendengarnya, “Gak usah, Bang. Abang ‘kan besok harus ke kampus, karena harus mengawas ujian semester. Abang jangan sampai telat. Biar Fla nanti bareng sama Sakila aja,” tolaknya, yang benar-benar tidak ingin membuat Morgan sampai terlambat masuk ke kampusnya pagi nanti.
Kesibukan mereka yang sangat padat, membuat mereka sangat jarang untuk berkomunikasi yang berkualitas. Mereka jarang mencurahkan isi hati mereka, sampai-sampai mereka saling memendam apa yang terjadi dengan mereka di hari itu.
Morgan merupakan seorang dosen di salah satu kampus swasta di kota ini. Sementara itu, Fla adalah seorang admin di salah satu rumah sakit, yang tugasnya menerima pembayaran dari orang yang sudah selesai menerima pengobatan.
Pernikahan mereka terjadi karena Morgan yang lebih dulu jatuh cinta dengan Fla. Mereka bertemu di rumah sakit, tempat Fla bekerja.
Kala itu, Morgan sedang mengantarkan temannya yang juga berprofesi sebagai dosen, untuk mendapatkan pertolongan pertama pada kecelakaan yang mereka alami. Di saat itulah, Morgan bertemu dengan Fla, kemudian mulai jatuh cinta dan memberanikan diri mengajaknya menikah, meskipun kedua orang tuanya sangat tidak menyetujuinya.
Morgan menghela napasnya dengan panjang, “Fla ... mau sampai kapan kamu seperti ini? Saya sama sekali gak tau, perasaan kamu saat ini seperti apa,” ujar Morgan.
Bertanya tentang perasaan Fla? Tentu saja saat ini ia sangat hancur. Ia hanya tidak ingin mengutarakannya saja di hadapan Morgan, karena ia memang jarang sekali menunjukkan sisi kelemahannya.
Fla memandang ke arah Morgan dengan dalam, “Fla capek, Bang. Fla istirahat dulu,” ucapnya. “Selamat malam.”
Dengan langkah yang gontai, Fla meninggalkan Morgan sendiri di ruangan dapur rumah mereka. Rumah yang tidak terlalu mewah, dan juga tidak terlalu sederhana. Asalkan nyaman, Fla sama sekali tidak mempermasalahkannya.
Melihat kepergian Fla, Morgan merasa hatinya seperti teriris. Ia sama sekali tidak bisa berbuat apa pun, karena memang sampai detik ini ia masih sangat menyayangi Fla.
Karena desakan dari keluarganya saja, yang membuat dirinya harus secepatnya menceraikan Fla. Pada dasarnya Morgan sangat tidak rela, dan sangat tidak mau jauh dari Fla, apalagi menceraikannya.
Hancur hatinya saat ini. Morgan meremas rambutnya, dan mengusap kasar wajahnya karena ia yang benar-benar bingung harus berbuat seperti apa. Kenyataan kalau Fla mandul, tidak bisa dipungkiri.
Fla memang mandul, sehingga orang tua Morgan memintanya untuk menceraikan Fla.
“Argh!” gumam Morgan, kesal dengan keadaannya sendiri.
Rasanya seperti sangat sulit untuk menggapai sesuatu, yang padahal sudah menjadi miliknya.
Morgan memandang ke arah tangannya, yang sama sekali tidak bisa menggapai Fla lagi, seperti saat ia mengejarnya enam tahun lalu.
“Satu tahun mengejarnya, lima tahun menikah, tapi tangan ini masih juga belum bisa menggapainya. Bahu ini masih belum bisa membuatnya bersandar dengan nyaman, dan menumpahkan semua yang dia rasakan,” gumam Morgan, sembari terus menghela napasnya dengan panjang.
Kini, Morgan telah dikalahkan oleh keadaaan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
👊🅼🅳💫
Yg ngejar² dr awal siapa,yg nyakitin siapa hadehhhh....dosen ma pekerja RS kan waktunya lbh byk dosen😑😑
makanya cr istri yg rumahan biar g sibuk n sampe rmh dh lelah hayati🙄🙄
2023-01-18
0
👊🅼🅳💫
Ahhh....bs juga lanjut baca si Momo n momoo lageeeeee🤣🤣🤣
2023-01-18
0
Rice Btamban
semangat
2023-01-14
0