Kelvin benar-benar memuntahkan kemarahanya di depan sang ayah. Dia sendiri juga tidak tahu kenapa dirinya bisa berani melakukan hal itu. Bola matanya terlihat memerah mencoba menekan rasa amarah lengkap dengan buliran air mata yang memenuhi kelopaknya kini.
Tuan Alamsyah yang baru pertama kali melihat dan menyaksikan putranya seperti itu tentu saja merasa terkejut bukan kepalang. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa sang putra memiliki sisi lain yang sama sekali tidak dia ketahui. Laki-laki yang menjabat sebagai Mentri keuangan itu pun diliputi rasa kecewa yang mendalam.
"Apa ini? Kenapa tiba-tiba kamu seperti ini?" tanya Tuan Alamsyah menatap wajah sang putra dengan tatapan tajam.
Kelvin hanya bisa diam seribu bahasa. Dia pun tidak tahu dari mana dirinya bisa mendapatkan keberanian seperti itu. Apa dia menyesal? Tentu saja tidak, dia merasa lega karena akhirnya apa yang selama dia pendam di dalam hatinya bisa dia ungkapkan.
"Kenapa kamu diam? Apakah ini sifat asli kamu yang sebenarnya? Selama ini kamu hanya berpura-pura menjadi anak yang penurut? Jawab Kelvin?" tanya sang ayah seketika membuyarkan lamunannya.
Kelvin masih diam membisu, dia pun menudukkan kepalanya kemudian.
"Baiklah, kamu bebas melakukan apapun yang kamu mau, tapi sekarang juga kamu harus kembalikan semua barang-barang yang selama ini kamu pakai. Kunci mobil, dompet, juga ponsel canggil yang selama ini kamu gunakan," tegas sang ayah.
"Apa maksud Daddy?''
"Kamu tinggal pilih, apa kamu ingin hidup bebas sebagai orang miskin tanpa memiliki apapun, atau kamu tetap menjadi putra Daddy dengan segala pasilitas yang Daddy berikan?"
"Daddy serius dengan ancaman Daddy ini?''
"Tentu saja, Daddy tidak butuh seorang anak yang pembangkang. Lebih baik Daddy gak punya anak sama sekali daripada Daddy punya anak seperti kamu."
"Dad, apa saya sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk hidup sebagai diri saya sendiri?''
"Tidak, karena kamu adalah putra Daddy. Kamu lupa Daddy ini siapa?''
''Apa saya tidak bisa, sekali saja merasakan kebebasan di luar sana lakayaknya pemuda pada umumnya?"
"Tentu saja tidak, sebagai putra pejabat tingkah laku kamu harus di jaga. Karena apa? Karena kamu adalah Kelvin Alamsyah. Ada nama Daddy di belakang nama kamu, nama baik kamu adalah nama baik Daddy juga.''
Kelvin tersenyum getir, senyuman yang mengembang dari kedua sisi bibirnya adalah senyuman yang menertawakan hidupnya sendiri. Ternyata lahir dan besar sebagai putra dari sang penguasa tidak serta merta membuat hidupnya merasa bahagia. Dia harus menjalani hidup seperti boneka, dimana dirinya harus mengikuti apapun yang diperintahkan oleh sang pemiliknya.
"Gimana, apa kamu sudah membuat pilihan? Apa kamu masih ingin menjalani hidup kamu sebagai putra dari sang penguasa atau, kamu hidup biasa saja sebagai orang miskin yang tidak punya apa-apa? Kelvin, kamu adalah anak laki-laki Daddy satu-satunya, kamu tahu sendiri adikmu yang berada di luar negeri sudah banyak mengecewakan Daddy. Hanya kamu harapan Daddy, Nak.'' Tuan Alamsyah mulai melemahkan suaranya.
"Saya--"
"Daddy tidak suka menunggu, kamu harus membuat keputusan sekarang juga."
Kelvin diam merasa dilema. Dia tidak tahu apakah dirinya akan sanggup hidup miskin sementara dirinya selalu hidup bergelimang harta lengkap dengan pasilitas mewahnya? Atau, dia akan meninggalkan semua itu hanya demi sebuah kebebasan? Kelvin menarik napas berat sebelum dia mulai mengambil keputusan.
"Hmm ... Baiklah, saya akan turuti apapun yang Daddy inginkan. Daddy bebas melakukan apapun terhadap saya," lemah Kelvin akhirnya menyerah kepada keinginannya.
"Bagus, seperti inilah kamu seharusnya. Dari dulu kamu memang putra yang penurut, Daddy senang sekali mendengarnya."
"Saya permisi dulu," pamit Kelvin hendak pergi.
"Tunggu, Kelvin."
Kelvin pun sontak menghentikan langkah kakinya.
"Daddy sudah atur perjodohan kamu dengan putri Presiden, Daddy sudah aturkan pertemuan untuk kalian.''
"Lakukan apapun yang Daddy inginkan,'' jawab Kelvin, lalu kembali meneruskan langkah kakinya kemudian.
'Apa saya benar-benar telah menyerah akan hidup saya sendiri? Tentu saja tidak, jika saya tidak bisa mendapatkan kebebasan itu secara terang-terangan, maka saya akan mendapatkan kebebasan itu secara diam-diam,' (batin Kelvin.)
****
Satu Bulan kemudian.
Kelvin akhirnya selesai melakukan tugasnya yang selalu mendampingi ayahnya kemanapun dia pergi juga membantu sang ayah dalam pengurus masalah keuangan negara. Bukan tanpa alasana Tuan Alamsyah ingin selalu didampingi oleh putranya, dia ingin jika sang putra menggantikan posisinya kelak, Kelvin sudah paham pekerjaan apa saja yang harus dia lakukan. Apalagi, dia sudah berencana untuk menjodohkan putranya itu dengan putri dari seorang presiden. Dia ingin putranya di pandang sebagai laki-laki yang hebat juga disegani oleh semua orang termasuk orang nomor satu di negaranya.
Kelvin nampak sedang menyetir sendiri hendak pulang ke rumahnya setelah seharian bekerja. Tubuhnya pun benar-benar merasa lelah. Dia nampak melonggarkan dasi berwarna biru tuan yang meulingkar di lehernya dengan tangan lain yang memegang stir mobil. Sampai akhirnya, tiba-tiba saja dia hampir saja menabrak seseorang membuatnya sontak menginjak pedal gas kemudian.
Ckiiiiit!
Kelvin menghentikan laju mobilnya tepat di tengah jalan. Dia pun menatap seorang perempuan yang saat ini tersungkur di atas aspal. Panik, Kelvin pun segera turun dari dalam mobil lalu menghampiri perempuan tersebut.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Kelvin membantu wanita itu untuk bangkit.
"Kalau nyetir mobil itu hati-hati dong, apa kamu pikir jalanan ini milik nenek moyang kamu apa?'' jawabnya, menoleh dan menatap wajah Kelvin, seketika tatapan mata mereka pun bertemu dan saling menatap satu sama lain.
"Kamu?'' tanya keduanya secara bersamaan.
Baik Kelvin maupun sang perempuan merasa terkejut. Mereka sama-sama merasa tidak percaya karena akhirnya bisa bertemu lagi setelah sekian lama. Kelvin bahkan menyunggingkan senyuman lebar yang terlihat begitu manis juga sedap di pandang.
"Kamu Indah 'kan? Kamu yang waktu itu membawa saya ke kamar hotel?" tanya Kelvin, entah mengapa hatinya merasa begitu senang.
"Kelvin? Laki-laki yang tidak tahu terima kasih itu? Astaga ...'' Indah menunjuk wajah Kelvin dengan jari telunjuknya.
"Ish, dasar gak sopan. Jadi seperti itu kesan pertama kamu saat pertama kali kita bertemu?''
"Hahaha ... Memang seperti itu kesan pertama yang aku terima saat pertama kali kita bertemu waktu itu.''
"Eu ... Kamu gak apa-apa? Maaf saya tidak sengaja menabrak kamu tadi."
"Aku baik-baik saja ko. Hanya kepalaku saja yang sedikit pusing."
"Apa perlu kita ke Rumah Sakit?"
"Tidak usah, aku gak apa-apa ko."
Kelvin menatap dengan seksama wajah gadis bernama lengkap Indah Permata itu. Wajah cantiknya terlihat pucat pasi. Tiba-tiba saja, Kelvin membulatkan bola matanya saat dia melihat darah segar mengalir dari kepalanya kini.
Sedetik kemudian ...
Bruk!
Tiba-tiba saja gadis itu ambruk tidak sadarkan diri.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥
hey pak Alamsyah yg terhormat tidak seharusnya anda memaksakan keinginan anda sendiri, itu bukan nya kasih sayang seorang bapak , sampai jodoh pun Anda yg mengatur.
2023-01-29
0
Dika
ide yg bagus wkwkwkwk
2023-01-29
0
ℛᵉˣ~𝘡𝘌𝘙𝘈sᴜғɪ~B⃟c💟
Ngak ada kelonggaran langsung buat anak , ya gmana anak ngak berontak daddy , udah kayak robot aja
2023-01-28
0