Orang yang diketahui adalah komplotan mereka, memukul-mukul kaca jendela dengan keras, sehingga membuat mereka sangat kaget dengan apa yang ia lakukan. Mereka segera membenarkan resleting celana, dan juga ikat pinggang yang sudah kendur, kemudian membukakan sedikit kaca jendela itu.
“Ada apa?” tanya sang ketua preman.
“Itu ... ada seseorang yang tiba-tiba saja menyerang kami!”
Mendengar penjelasan anak buahnya, sang ketua pun kesal karena tidak bisa melakukan hal yang ingin sekali ia lakukan bersama dengan wanita yang sudah kacau di hadapannya itu.
Saking kesalnya, ia sampai memukul kaca mobil dengan cukup keras, tetapi tidak membuat kaca itu pecah.
“Siapa orang itu?” tanyanya, anak buahnya segera memandang ke arah sebelah kanannya.
Di sana, terlihat seorang pemuda yang gagah berani, yang mampu menumbangkan 5 orang sekaligus hanya dengan seorang diri. Mereka saling melempar pandang, dan langsung turun dari mobil menuju ke arah pemuda bernama Azka itu.
Mengetahui kedatangan mereka, Azka dengan waspada mengalihkan pandangannya ke arah para preman yang baru saja datang dari arah mobil yang terparkir di dekat jembatan. Ia memandang sinis dan tajam ke arah mereka, karena sudah terlalu kesal dengan apa yang mereka lakukan.
“Kurang ajar! Siapa kau? Beraninya membuat onar dengan anak buahku!” bentak ketua preman, tak membuat Azka menjadi gentar karenanya.
Azka semakin memandangnya dengan tatapan meremehkan, “Siapa aku, itu bukan urusanmu! Yang aku perlu hanya wanita itu! Aku tidak ingin kalian menyentuhnya!” bentaknya, sontak membuat para preman mendelik kaget mendengarnya.
“Jangan coba-coba menggagalkan rencana kami! Kami tidak akan menyerahkan wanita itu!” bentaknya, yang langsung berancang-ancang untuk menghajar Azka.
Sadar dirinya yang hendak dihajar, Azka pun sudah bersiap dengan kuda-kuda yang ia miliki. Ia segera memasang tinjuan mautnya, dan bergegas untuk menghajar mereka.
Satu per satu musuh tumbang di tangannya. Azka bukanlah orang yang mudah diremehkan. Ia pernah belajar bela diri selama beberapa tahun, saat ia masih berada di tingkat Sekolah Menengah Atas. Azka masih ingat betul, cara untuk membuat lawan jera di hadapannya.
Kepalan tangannya secara cepat membuat wajah mereka memar, bahkan sekali terkena pukulannya saja mereka langsung terkapar di atas aspal yang basah karena hujan.
Azka sama sekali tidak peduli dengan kondisi mereka. Yang ia pedulikan hanyalah keselamatan Alea saja.
“Argh!!” teriak mereka yang sudah merasa kesakitan karena pukulan dari Azka.
Melihat anak buahnya yang sudah terkapar lemas di aspal yang basah, sang ketua pun tidak terima dengan hal itu. Ia lantas pergi dan masuk ke dalam mobil.
Azka menangkap niat jahat orang itu, dan segera berlarian untuk mengejarnya. Ia tidak ingin, Alea sampai menerima imbasnya karena dirinya yang mengacaukan rencana mereka.
GREP!!
Azka berhasil menangkapnya, dan membuat langkahnya terhenti. Mau tidak mau, sang ketua pun membalikkan dirinya ke arah Azka.
“Mau apa kau, hah?!” bentak Azka, yang sudah tidak sabar ingin menghajar mereka, dan segera melayangkan pukulannya ke arah wajah sang ketua.
BRUK!
Hanya dengan sekali pukulan saja, sang ketua preman tersebut sampai lemas tak berdaya. Azka memiliki kekuatan satu pukulan setara dengan kekuatan tendangan kuda. Ia sangat kuat, sampai-sampai teman setingkatnya waktu itu tidak berani bertarung dengannya, walau hanya latihan semata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments