Aku baru sampai di ruang utama istana bersama Lara. Dan kudengar pembawa acara sudah membuka acara inti dari perayaan ulang tahun Rose ini. Lantas saja aku masuk dan mencari kursi kosong untuk duduk. Namun ternyata, tidak ada satupun kursi yang tersisa untuk kami.
"Lara, bagaimana ini? Kita tidak dapat kursi."
Suasana pesta tampak meriah sekali. Ruang utama istana ini sudah dipenuhi dengan para undangan yang datang. Aku sendiri kesulitan untuk melihat siapa saja yang datang. Karena para hadirin pun banyak yang berdiri mengelilingi ruangan. Jadinya aku dan Lara di belakang saja.
"Baiklah. Selanjutnya untuk pangeran dan putri dipersilakan memasuki lantai dansa."
Tiba-tiba saja kudengar suara pembawa acara mengarahkan putri dan pangeran agar berdansa bersama. Aku pun kepo bukan main karena ingin melihat siapa saja pangeran dan putri yang berdansa. Aku menoleh ke arah Lara yang bersamaku sedari tadi. Tapi saat aku melihatnya, saat itu juga dia tidak ada. Entah ke mana.
"Eh, perasaan tadi dia ada di sampingku???"
Jelas saja aku sedikit heran dengan keberadaannya. Aku pun keluar dari kerumunan lalu mencari keberadaan Lara. Dan ternyata, Lara sedang berbincang bersama seorang pria. Kulihat pria itu mengenakan seragam kerajaannya. Mungkinkah dia adalah seorang pangeran?
"Ya, aku jadi sendiri."
Karena tidak ingin mengganggu Lara yang sedang bicara di sana, aku pun menarik napas panjang lalu kembali ke kerumunan para hadirin yang berdiri. Aku menunduk lesu seraya berjalan ke sana. Namun, tiba-tiba saja...
Eh?!" Tanganku ada yang menariknya. Aku ditarik menuju lantai dansa. "Si-siapa?"
Tak tahu siapa gerangan, dia menarikku masuk ke lantai dansa. Hingga akhirnya aku tiba di lantai dansa istana ini. Dan ternyata yang menarikku adalah seorang pria bertopeng. Lantas aku pun terheran dengan siapa gerangan di hadapanku ini.
"Berdansalah denganku," katanya yang membuatku bertanya-tanya.
Musik mulai dimainkan. Lampu istana juga menyorot lantai dansa ini. Sedang aku terbengong-bengong sendiri di antara putri dan pangeran yang berdansa. Pria bertopeng itupun membuka topengnya. Dan ternyata...
"Pangeran Xi?!" Aku terkejut melihat Xi yang menarikku ke lantai dansa ini.
"Bagaimana gaun pemberianku? Indah?" tanyanya yang membuatku terkejut seketika.
"Gaun?" Aku pun melihat gaun yang kupakai ini.
Xi tersenyum. Dia menarikku agar lebih mendekat ke tubuhnya. Dia lantas memegang pinggangku dan meminta tanganku agar berpegangan dengannya. Aku pun seperti terhipnotis saja. Aku menurut padanya. Pada akhirnya kami mulai mengikuti irama dansa. Menyesuaikan langkah kaki hingga berputar berulang kali di atas lantai ini.
Pangeran Xi, kenapa kau mengajak ku berdansa?
Tak tahu ada motif apa dibalik ajakannya ini. Aku memenuhi ajakannya karena tidak ingin membuatnya malu saja. Kulihat di sekitar beberapa pasang pangeran dan putri berdansa dengan riangnya. Aku pun tidak mau kalah. Aku berdansa riang dengannya. Tak peduli lagi siapa aku, siapa dirinya. Kami pun tertawa bersama mengikuti irama.
"Kau ternyata pintar berdansa, Ara." Dia memujiku.
Aku memutar tubuhku di hadapannya. Sedang tangan kananku tetap dipegang olehnya. Dia membiarkanku memutar badan ini dengan riangnya. Aku pun menikmati dansa kali ini. Ternyata Xi begitu ramah dan juga bersahabat. Aku merasa nyaman di dekatnya.
Aku tersenyum lalu berpegangan tangan dengannya. "Terima kasih atas pujiannya, Pangeran." Kuberikan senyum formalku kepadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Asep Ajja
ara dirimu seperrti bunga yg lg merekah mengundang bnyk kumbang yg datang
2023-02-19
0
Rain4ever
aduh rain saingan nambah
2023-01-05
0